Lompat ke isi

Pranoto Reksosamodra: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Yoshua Renaldo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 29: Baris 29:
}}
}}
[[Berkas:PranotoSoekarnoYani.jpg|200px|right|thumb|Mayjen Pranoto di antara [[Soekarno]] dan [[Ahmad Yani]]]]
[[Berkas:PranotoSoekarnoYani.jpg|200px|right|thumb|Mayjen Pranoto di antara [[Soekarno]] dan [[Ahmad Yani]]]]
[[Mayor Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Pranoto Reksosamodra''' ([[1923]] - Jakarta, [[9 Juni]] [[1992]]) adalah seorang tokoh militer Indonesia yang pernah menjadi [[Kodam IV/Diponegoro|Pangdam Diponegoro]] menggantikan [[Kolonel]] [[Soeharto]]. Pada Masa [[KSAD|Men/Pangad]] [[Letnan Jenderal]] [[Ahmad Yani]] ia menjadi Asisten III bidang Personalia.
[[Mayor Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Pranoto Reksosamodra''' {{lahirmati|[[Kabupaten Purworejo|Purworejo]], [[Jawa Tengah]]|16|4|1923|[[Jakarta]]|9|6|1992}}) adalah seorang tokoh militer Indonesia yang pernah menjadi [[Kodam IV/Diponegoro|Pangdam Diponegoro]] menggantikan [[Kolonel]] [[Soeharto]]. Pada Masa [[KSAD|Menteri Panglima Angkatan Darat]] [[Letnan Jenderal]] [[Ahmad Yani]] ia menjadi Asisten III bidang Personalia.



Karena [[Letnan Jenderal]] [[Ahmad Yani]] terbunuh pada peristiwa [[G30S]] maka dia ditunjuk oleh [[Presiden Soekarno]] untuk menjadi pejabat sementara [[KSAD|Men/Pangad]] menggantikan Ahmad Yani dengan nama jabatan sebagai Petugas Urusan Harian Angkatan Darat<ref>Keputusan Presiden No.302 Tahun 1965</ref>. Pada tahun [[1966]], ia ditahan. Ia meninggal pada [[9 Juni]] [[1992]] dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta.
== Masa kecil dan muda ==
Ia merupakan anak kesembilan dari sepuluh bersaudara pasangan R. Soempeno Reksosamodra dan R. Ngt. Wasiah Soempeno Reksosamodra.
Setelah menamatkan sekolah dasar [[Hollandsch-Inlandsche School|HIS Muhammadiyah]] pada tahun 1937, ia kemudian melanjutkan sekolah menengah di [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs|MULO Muhammadiyah]], Yogyakarta dan selesai pada tahun 1940. Keinginan yang kuat untuk menjadi guru membuatnya melanjutkan ke [[Hollandsche Indische Kweekschool|HIK Muhammadiyah]], sebuah sekolah guru untuk tingkat menengah. Sekolah ini diselesaikannya pada tahun 1943. Sebenarnya Pranoto Reksosamodra sejatinya seorang guru sekolah menengah, sebelum ia terjun menjadi tentara [[Pembela Tanah Air|Pembela Tanah Air (PETA)]] menjelang kemerdekaan Indonesia. Gegap-gempita menjelang proklamasi kemerdekaan, membuat calon guru ini terpanggil menjadi tentara pembela tanah airnya.

== Berkarier di Militer ==
Tahun 1943, ia masuk Pendidikan Militer Renseital (PETA) di [[Magelang]] dan Kanbu Kyoikutai (PETA) [[Bogor]]. PETA lalu menjadi cikal bakal [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]]. Selanjutnya pemuda Pranoto bergabung meniti karier militer mulai dari komandan peleton, komandan kompi, komandan batalion sampai komandan resimen infanteri dengan berbagai pengalaman perang gerilya di wilayah [[Jawa Tengah]]. Diawali dengan menempuh pendidikan di Sekolah Staf Komandan Angkatan Darat (SSKAD) 1957, ia kemudian menjadi Kepala Staf Tentara dan Teritorium (T&T) IV Kodam Diponegoro. Kemudian Pranoto berturut-turut menjadi Panglima Kodam III 17 Agustus Sumatera Barat (1958), Panglima Kodam IV Diponegoro (1959-1961), sampai pada akhirnya menjadi Asisten III [[KSAD|Menteri Panglima Angkatan Darat]] bidang Personalia (1962-1965).

== Menjadi Menteri Panglima Angkatan Darat ==
Ketika [[Letnan Jenderal]] [[Ahmad Yani]] terbunuh pada peristiwa [[G30S]] maka dia ditunjuk oleh [[Presiden Soekarno]] untuk menjadi caretaker [[KSAD|Menteri Panglima Angkatan Darat]] menggantikan Ahmad Yani dengan nama jabatan sebagai Petugas Urusan Harian Angkatan Darat sejak [[3 Oktober]] [[1965]], dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal.<ref>Keputusan Presiden No.302 Tahun 1965</ref>.

== Masa Penahanan ==
Nasib malang pelan-pelan mulai melingkungi kehidupannya. Selanjutnya, oleh sebab yang Pranoto sendiri pun tak ketahui, atas perintah [[KSAD|Menteri Panglima Angkatan Darat]] [[Soeharto]], dengan surat perintah penangkapan/penahanan No.37/2/1966, tertanggal [[16 Februari]] [[1966]], ia ditahan di Blok P, Kebayoran Baru, Jakarta dengan tuduhan terlihat dalam [[Gerakan 30 September|G30S PKI]]. Sejak hari itu, tanpa pemeriksaan apalagi pengadilan, Jenderal Pranoto Reksosamodra mengalami penahanan selama 15 tahun, sampai dibebaskan pada [[16 Februari]] [[1981]]. Selama itu pula, perlahan segala hak yang melekat sebagai anggota TNI Angkatan Darat tak lagi diterimanya, bahkan hilang sepenuhnya sejak tahun [[1975]]. Ini semua berlangsung tanpa surat pemberitahuan resmi sama sekali.

== Wafat ==
Ia meninggal pada [[9 Juni]] [[1992]] dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.


==Referensi==
==Referensi==
Baris 38: Baris 53:
== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
*{{id}} [http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1995/10/04/0012.html Catatan pribadi Jenderal Pranoto di sekitar tragedi 1965]
*{{id}} [http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1995/10/04/0012.html Catatan pribadi Jenderal Pranoto di sekitar tragedi 1965]
* Bachtiar, Imelda. 2014. Catatan Jenderal Pranoto Reksosamodra dari RTM Boedi Oetomo sampai Nirbaya. Jakarta: Kompas Gramedia


{{DEFAULTSORT:Reksosamudro, Pranoto}}
{{DEFAULTSORT:Reksosamudro, Pranoto}}

Revisi per 7 Januari 2015 09.27

Pranoto Reksosamodra
Menteri/Panglima Angkatan Darat
Pelaksana Tugas Harian
Masa jabatan
3 Oktober 1965 – 14 Oktober 1965
PresidenSoekarno
Sebelum
Pendahulu
Ahmad Yani
Pengganti
Soeharto
Sebelum
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Pangkat Mayor Jenderal TNI
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini
Mayjen Pranoto di antara Soekarno dan Ahmad Yani

Mayor Jenderal TNI (Purn.) Pranoto Reksosamodra 16 April 1923 – 9 Juni 1992) adalah seorang tokoh militer Indonesia yang pernah menjadi Pangdam Diponegoro menggantikan Kolonel Soeharto. Pada Masa Menteri Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal Ahmad Yani ia menjadi Asisten III bidang Personalia.


Masa kecil dan muda

Ia merupakan anak kesembilan dari sepuluh bersaudara pasangan R. Soempeno Reksosamodra dan R. Ngt. Wasiah Soempeno Reksosamodra. Setelah menamatkan sekolah dasar HIS Muhammadiyah pada tahun 1937, ia kemudian melanjutkan sekolah menengah di MULO Muhammadiyah, Yogyakarta dan selesai pada tahun 1940. Keinginan yang kuat untuk menjadi guru membuatnya melanjutkan ke HIK Muhammadiyah, sebuah sekolah guru untuk tingkat menengah. Sekolah ini diselesaikannya pada tahun 1943. Sebenarnya Pranoto Reksosamodra sejatinya seorang guru sekolah menengah, sebelum ia terjun menjadi tentara Pembela Tanah Air (PETA) menjelang kemerdekaan Indonesia. Gegap-gempita menjelang proklamasi kemerdekaan, membuat calon guru ini terpanggil menjadi tentara pembela tanah airnya.

Berkarier di Militer

Tahun 1943, ia masuk Pendidikan Militer Renseital (PETA) di Magelang dan Kanbu Kyoikutai (PETA) Bogor. PETA lalu menjadi cikal bakal TNI. Selanjutnya pemuda Pranoto bergabung meniti karier militer mulai dari komandan peleton, komandan kompi, komandan batalion sampai komandan resimen infanteri dengan berbagai pengalaman perang gerilya di wilayah Jawa Tengah. Diawali dengan menempuh pendidikan di Sekolah Staf Komandan Angkatan Darat (SSKAD) 1957, ia kemudian menjadi Kepala Staf Tentara dan Teritorium (T&T) IV Kodam Diponegoro. Kemudian Pranoto berturut-turut menjadi Panglima Kodam III 17 Agustus Sumatera Barat (1958), Panglima Kodam IV Diponegoro (1959-1961), sampai pada akhirnya menjadi Asisten III Menteri Panglima Angkatan Darat bidang Personalia (1962-1965).

Menjadi Menteri Panglima Angkatan Darat

Ketika Letnan Jenderal Ahmad Yani terbunuh pada peristiwa G30S maka dia ditunjuk oleh Presiden Soekarno untuk menjadi caretaker Menteri Panglima Angkatan Darat menggantikan Ahmad Yani dengan nama jabatan sebagai Petugas Urusan Harian Angkatan Darat sejak 3 Oktober 1965, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal.[1].

Masa Penahanan

Nasib malang pelan-pelan mulai melingkungi kehidupannya. Selanjutnya, oleh sebab yang Pranoto sendiri pun tak ketahui, atas perintah Menteri Panglima Angkatan Darat Soeharto, dengan surat perintah penangkapan/penahanan No.37/2/1966, tertanggal 16 Februari 1966, ia ditahan di Blok P, Kebayoran Baru, Jakarta dengan tuduhan terlihat dalam G30S PKI. Sejak hari itu, tanpa pemeriksaan apalagi pengadilan, Jenderal Pranoto Reksosamodra mengalami penahanan selama 15 tahun, sampai dibebaskan pada 16 Februari 1981. Selama itu pula, perlahan segala hak yang melekat sebagai anggota TNI Angkatan Darat tak lagi diterimanya, bahkan hilang sepenuhnya sejak tahun 1975. Ini semua berlangsung tanpa surat pemberitahuan resmi sama sekali.

Wafat

Ia meninggal pada 9 Juni 1992 dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Referensi

  1. ^ Keputusan Presiden No.302 Tahun 1965

Pranala luar


Jabatan militer
Didahului oleh:
Ahmad Yani
Kepala Staf TNI Angkatan Darat
1965
Diteruskan oleh:
Soeharto