Lompat ke isi

Wikipedia:Bak pasir: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ixzan (bicara | kontrib)
k dengan menjadi gamer pun kita dapat menghasilkan banyak uang
Ixzan (bicara | kontrib)
k dengan menjadi gamer pun kita dapat menghasilkan banyak uang
Baris 2: Baris 2:




JAKARTA – Bermain game bukan hanya aktivitas anak-anak kecil. Bahkan semua usia pun bisa menjadi seorang gamer. Hanya dengan menyediakan waktu di depan komputer secara rutin maka anda sudah tergolong gamer profesional.
Bermain game bukan hanya aktivitas anak-anak kecil. Bahkan semua usia pun bisa menjadi seorang gamer. Hanya dengan menyediakan waktu di depan komputer secara rutin maka anda sudah tergolong gamer profesional.


Ruang lingkup game online kini sudah mencapai tahap kompetisi. Dengan beranggotakan beberapa gamer, maka secara otomatis terbentuklah sebuah komunitas gamer. Ada yang menganggapnya sebagai ajang permainan yang menghibur semata, bahkan ada pula yang dijadikan sebagai ajang pengakuan kemampuan bermain game. Untuk jenis yang terakhir biasanya disebut sebagai Cyber-athlete Profesional atau profesional gamer.
Ruang lingkup game online kini sudah mencapai tahap kompetisi. Dengan beranggotakan beberapa gamer, maka secara otomatis terbentuklah sebuah komunitas gamer. Ada yang menganggapnya sebagai ajang permainan yang menghibur semata, bahkan ada pula yang dijadikan sebagai ajang pengakuan kemampuan bermain game. Untuk jenis yang terakhir biasanya disebut sebagai Cyber-athlete Profesional atau profesional gamer.

Revisi per 30 Juni 2007 16.43

Templat:'''Hasilkan Rp1 Milyar Pertahun Hanya Dengan Bermain Game'''


Bermain game bukan hanya aktivitas anak-anak kecil. Bahkan semua usia pun bisa menjadi seorang gamer. Hanya dengan menyediakan waktu di depan komputer secara rutin maka anda sudah tergolong gamer profesional.

Ruang lingkup game online kini sudah mencapai tahap kompetisi. Dengan beranggotakan beberapa gamer, maka secara otomatis terbentuklah sebuah komunitas gamer. Ada yang menganggapnya sebagai ajang permainan yang menghibur semata, bahkan ada pula yang dijadikan sebagai ajang pengakuan kemampuan bermain game. Untuk jenis yang terakhir biasanya disebut sebagai Cyber-athlete Profesional atau profesional gamer.

Di Indonesia belum banyak gamer profesional karena komunitas game online pun belum terlalu menggema, seiring dengan penetrasi internet yang juga sedang jalan di tempat. Namun di antara yang sedikit itu, setidaknya Indonesia memiliki beberapa profesional gamer yang sering bermain di lokal.

David Cherdy adalah seorang pria berusia 27 tahun yang tergolong profesional Gamer. Ia telah memenangkan beberapa kejuaran game online di Indonesia sejak tahun 1999. Awal ketertarikannya pada game dimulai sejak kelas 2 SMP hanya dengan bermain game di PC.

Kemudian pada tahun 1999, ia pun mulai tertarik dengan game Counterstrike dan sempat merebut gelar juara pada tahun yang sama. Kemudian pada tahun 2004 ia mulai mengikuti kompetisi Ragnarok hingga sekarang dan berhasil menjadi juara satu pada tahun 2006 kemarin.

Sayangnya, setelah kompetisi tahun ini berakhir, ia memutuskan untuk berhenti menjadi gamer. “Di usia saya yang sekarang, bukan lagi termasuk usia produktif untuk bermain game walaupun saya masih 27 tahun.” Kata David saat ditemui di akhir acara pembukaan RWC Indonesia di Citraland, Jakarta (30/6/2007).

Menurutnya usia paling baik untuk bermain game adalah di bawah usia 25 tahun. Pernyataan ini ia dapat dari sebuah survei yang pernah ia baca. “Saya menyadari survei tersebut memang benar karena saya mulai merasakan reflek tangan dan ketajaman mata saya mulai berkurang.”Jelasnya. Walaupun belum jelas arah perpindahan profesinya, saat ini ia hanya memiliki gambaran untuk menjadi manajer tim game online. Dengan begini ia masih bisa bergelut di dunia yang sangat ia sukai.

Padahal hanya dengan bermain game online dan memenangkan kompetisi, ia sudah berhasil mengumpulkan lebih dari 200 juta rupiah sejak tahun 1999. Ia berpendapat, mestinya gamer di Indonesia bisa menjadikan hobi ini sebagai profesi yang menghasilkan banyak uang. Pernyataan ini ia dapati berdasarkan pengalaman di luar negeri, khususnya Korea, di mana seorang gamer dapat menghasilkan lebih dari satu milyar rupiah dalam waktu satu tahun saja.

Menurutnya Gamers Indonesia bisa seperti itu asalkan ada sponsor yang dapat menggaji mereka hanya dengan mempromosikan produk saat mereka sedang berkompetisi.”layaknya seorang pembalap yang mengenakan baju dengan berbagai macam atribut brand yang menempel di bajunya.” Katanya.

Selain itu, David menambahkan, maraknya kemunculan penyelenggara kompetisi juga banyak berjasa dalam perkembangan game online di Indonesia. Seperti yang dilakukan Lyto, memfasilitasi kompetisi game online Ragnarok hingga ke Korea