Lompat ke isi

Suria Kusumah Adinata: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kang Ari Tea (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:


[[File:Pangeran Sugih.jpg|thumb|Pangeran Sugih Bupati Sumedang]]
[[File:Pangeran Sugih.jpg|thumb|Pangeran Sugih Bupati Sumedang Masa Tahun 1836 – 1882]]


'''Pangeran Suria Kusumah Adinata / Pangeran Sugih''' penerus [[Kerajaan Sumedang Larang]] menjabat sebagai Bupati [[Sumedang]] Masa Tahun 1836 – 1882 Wafat dan makamkan pada 22 September 1882 Di makam Gunung Puyuh Putra dari Dalem Adipati Koesoemayoeda Alias Dalem Ageung dan Ni. Ms. Samidjah – Indihiang cucu dari Pangeran Kornel (Pangeran Koesoemah Dinata)
'''Pangeran Suria Kusumah Adinata / Pangeran Sugih''' penerus [[Kerajaan Sumedang Larang]] menjabat sebagai Bupati [[Sumedang]] Masa Tahun 1836 – 1882 Wafat dan makamkan pada 22 September 1882 Di makam Gunung Puyuh Putra dari Dalem Adipati Koesoemayoeda Alias Dalem Ageung dan Ni. Ms. Samidjah – Indihiang cucu dari Pangeran Kornel (Pangeran Koesoemah Dinata)
Baris 9: Baris 9:
* Undang-Undang [[Agraria]] tahun 1870 dan Reorganisasi Priangan tahun 1871. Akibat keluarnya Undang-Undang Agraria, banyak pengusaha [[Eropa]] yang membuka perkebunan terutama komoditi [[Kina]], [[Teh]] dan [[Karet]] di sekitar [[Kota Bandung|Kota<nowiki> </nowiki>Bandung]]. Sementara itu, perkebunan kopi masih terus berlangsung, ([[Cultuurstelsel]] dan Preangerstelsel). Salah satu kebijakan dari Reorganisasi [[Priangan]] adalah dinaikannya harga kopi dari f10 tahun 1870 menjadi f13 tahun 1871/1872, kemudian meningkat lagi menjadi f 14 pada tahun-tahun berikutnya hingga tahun 1880an.
* Undang-Undang [[Agraria]] tahun 1870 dan Reorganisasi Priangan tahun 1871. Akibat keluarnya Undang-Undang Agraria, banyak pengusaha [[Eropa]] yang membuka perkebunan terutama komoditi [[Kina]], [[Teh]] dan [[Karet]] di sekitar [[Kota Bandung|Kota<nowiki> </nowiki>Bandung]]. Sementara itu, perkebunan kopi masih terus berlangsung, ([[Cultuurstelsel]] dan Preangerstelsel). Salah satu kebijakan dari Reorganisasi [[Priangan]] adalah dinaikannya harga kopi dari f10 tahun 1870 menjadi f13 tahun 1871/1872, kemudian meningkat lagi menjadi f 14 pada tahun-tahun berikutnya hingga tahun 1880an.


[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Aanleg van het spoorwegstation in Djatinangor TMnr 60052209.jpg|thumb|Stasiun Kereta api Jatinangor ]]
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Aanleg van het spoorwegstation in Djatinangor TMnr 60052209.jpg|thumb|Stasiun Kereta api Jatinangor |300x300px]]


Karena kekayaannya maka beliau dijuluki Dalem Sugih (kaya), selain harta kekayaan yang dimilikinya beliaupun dikenal sebagai Bupati yang memiliki 4 permaisuri/ garwa padmi, 27 garwa selir dan 94 anak. Pangeran Soeria Koesoemah Adinata lebih dikenal dengan nama Pangeran Soegih yang berarti Pangeran “Kaya”, Sugihku harta, Sugih ku harti, Sugih ku istri-istri (Kaya akan [[harta]], kaya akan pengetahuan / cerdik pandai, kaya akan istri / selir).
Karena kekayaannya maka beliau dijuluki Dalem Sugih (kaya), selain harta kekayaan yang dimilikinya beliaupun dikenal sebagai Bupati yang memiliki 4 permaisuri/ garwa padmi, 27 garwa selir dan 94 anak. Pangeran Soeria Koesoemah Adinata lebih dikenal dengan nama Pangeran Soegih yang berarti Pangeran “Kaya”, Sugihku harta, Sugih ku harti, Sugih ku istri-istri (Kaya akan [[harta]], kaya akan pengetahuan / cerdik pandai, kaya akan istri / selir).

Revisi per 15 Januari 2015 17.00

Pangeran Sugih Bupati Sumedang Masa Tahun 1836 – 1882

Pangeran Suria Kusumah Adinata / Pangeran Sugih penerus Kerajaan Sumedang Larang menjabat sebagai Bupati Sumedang Masa Tahun 1836 – 1882 Wafat dan makamkan pada 22 September 1882 Di makam Gunung Puyuh Putra dari Dalem Adipati Koesoemayoeda Alias Dalem Ageung dan Ni. Ms. Samidjah – Indihiang cucu dari Pangeran Kornel (Pangeran Koesoemah Dinata)

Pangeran Suria Kusumah Adinata yang memerintah dari tahun 1836 sampai tahun 1882. Beliau dikenal sebagai Bupati terkaya dalam urutan para Bupati Sumedang sebelumnya dan terkaya di Tatar Sunda waktu itu, yang berasal dari:

  • Warisan para pendahulunya berupa asset kekayaan selain tanah Kaprabon (gaji Bupati) yang diawali dari sejak Pangeran Panembahan (Bupati Sumedang ke 6/ Rangga Gempol III) yang semakin bertambah luas termasuk jumlah arealnya (menyebar di beberapa Kecamatan) oleh para Bupati berikutnya.
  • Pada saat itu Kabupaten Sumedang mengalami jaman keemasan dengan tingginya produksi pertanian terutama padi, kopi dan nilam. Salah satu bukti meningkatnya produksi kopi adalah pendirian Gudang Kopi di wilayah Kecamatan Sumedang Selatan (sekarang berubah menjadi Kantor Pegadaian) dan di beberapa tempat diluar Kota Sumedang, termasuk rencana membuka jalur kereta-api Bandung-Sumedang untuk mengangkut kopi, namun entah kenapa tidak jadi dilaksanakan, beberapa bekas rencana pembangunan tersebut masih ada antara lain bangunan mirip Stasiun di Jatinangor belakang kampus IPDN, alur jalan untuk rel kereta api di Jatinangor-Tanjungsari-Sumedang dan beberapa jembatan beton yang dibiarkan terbengkalai.
  • Undang-Undang Agraria tahun 1870 dan Reorganisasi Priangan tahun 1871. Akibat keluarnya Undang-Undang Agraria, banyak pengusaha Eropa yang membuka perkebunan terutama komoditi Kina, Teh dan Karet di sekitar Kota Bandung. Sementara itu, perkebunan kopi masih terus berlangsung, (Cultuurstelsel dan Preangerstelsel). Salah satu kebijakan dari Reorganisasi Priangan adalah dinaikannya harga kopi dari f10 tahun 1870 menjadi f13 tahun 1871/1872, kemudian meningkat lagi menjadi f 14 pada tahun-tahun berikutnya hingga tahun 1880an.
Stasiun Kereta api Jatinangor

Karena kekayaannya maka beliau dijuluki Dalem Sugih (kaya), selain harta kekayaan yang dimilikinya beliaupun dikenal sebagai Bupati yang memiliki 4 permaisuri/ garwa padmi, 27 garwa selir dan 94 anak. Pangeran Soeria Koesoemah Adinata lebih dikenal dengan nama Pangeran Soegih yang berarti Pangeran “Kaya”, Sugihku harta, Sugih ku harti, Sugih ku istri-istri (Kaya akan harta, kaya akan pengetahuan / cerdik pandai, kaya akan istri / selir).

Beliau bercita-cita ingin mempersatukan kembali tanah parahyangan yang telah dipecah belah oleh Belanda, dengan cara memperistri para putri bupati-bupati dan para putri orang-orangyang berpengaruh di daerah-daerah seluruh tanah Parahyangan. Beliau juga menempatkan putra-putri, cucu-cucunya sebagai pejabat / istri pejabat yang tersebar di seluruh tanah Parahyangan.

Beliaupun telah mewariskan harta pusaka berupa tanah darat, sawah, bangunan dan perhiasan-perhiasan serta barang-barang pusaka leluhur Sumedang yang telah diterima oleh Pangeran Mekah / Pangeran Aria Soeria Atmadja dijadikan harta wakaf, yang sekarang tersimpan di Museum Prabu Geusan Ulun dibawah pengelolaan Yayasan Pangeran Sumedang.

Keturunan

Istri-Istri :

Pangeran Soegih beristi dan Selir 31 Orang

Padmi :

  1. Nyi.Rd. Ayu Ratnaningrat, Putra Rd. Dmg. Soemadilaga Jaksa Sumedang
  2. Nyi.Rd. Ayu Radjapomerat, Putra Rd. Ar. Wiranatakoesoema III Karang Anyar Bandung
  3. Nyi.Rd. Ayu Moestikaningrat, Putra Rd. Ad. Ar Koesoemadiningrat Bupati Galuh Ciamis
  4. Nyi.Rd. Bodedar, Putra Rd. Rg. Soeriakoesoemah dari Cianjur

Selir :

  1. Nyi.Ms. Samidjah, dari Singaparna.
  2. Nyi.Ms. Landri dari Cikadu Situradja
  3. Nyi.Ms. Asmajawati dari Cipondoh Indihiang
  4. Nyi.Ms. Ganda dari Cibeureum Sumedang.
  5. Nyi.Ms. Angginah dari Cisurat Darmaradja
  6. Nyi. Arsadari Bogor
  7. Nyi. Rd.Dewi Mirah Putra Rd. Poerakoesoemah, Galunggung Tasikmalaya
  8. Nyi. Ambaradari Ciseel Tegal Tanjung Kerta.
  9. Nyi. Rd.Moetiaresmi Putra Rd. Dmg. Kartaparadja, Ciawi
  10. Nyi. Ms.Modja Habibah dari Tangjungsari Sumedang
  11. Nyi. Ms.Andi Moelja, putra MS. Wangsa, Pakuwon Sumedang
  12. Nyi. Ms.Olem, dari Sukamandi.
  13. Nyi. Ms.Andi Eundeut, dari Ganeas
  14. Nyi. Ms.Denta, Cibeureum.
  15. Nyi. Rd.Ningroem, Putra Rd. Wirakoesoemah, Tandjungsari
  16. Nyi.Moersiah, dari Indihiang
  17. Nyi. Ms.Ningsih, dari Serang Cimalaka
  18. Nyi.Soekaenah Kamoeda, dari Singaparna
  19. Nyi.Mantria, dari Indihiang
  20. Nyi. Dewidari Darmaradja
  21. Nyi. Ms.Djoewisah
  22. Nyi. Ms.Naga dari Cibeureum
  23. Nyi. Ms.Soepi
  24. Nyi. Ms.Enok Soemaledja
  25. Nyi. Ms.Ikoek dari Bandung
  26. Nyi. Ms.Moertidjah, dari Singaparna
  27. Nyi. Enoer


Dari ke 31 istri / selir, berputra / putri sebanyak 94 orang(gen. XI) Diantaranya yang menjadi Bupati / Istri Bupati :

  • Nyi. Rd. Ayu Radjaningrat bersuami Rd. Ad. Ar.Wiratanudatar, BupatiCianjur
  • Nyi. Rd. Ayu Sangkaningrat bersuami Rd. Ad. Ar.Martanegara, Bupati Bandung
  • Pgn. Aria Soeria Atmadja, Bupati Sumedang 1882 –1919
  • Nyi. Rd. Ayu Lasminingrat bersuami Rd. Ad. Ar.Bratamidjaja, Bupati Kuningan.
  • Rd. Ad. Ar. Soerianatabrata, Bupati Sukabumi.
  • Nyi. Rd. Ajoe Kantjananingrat, bersuami Rd. Tmg.Ad. Sastrawinata, Bupati Ciamis
  • Rd. Ad. Ar. Koesoemadilaga, Bupati Sumedang 19-19 – 1937
  • Nyi. Rd. Ajoe Radjaningrat, Bersuami Rd. Ad. Ar.Martanegara, Bupati Bandung 1894 – 1919
  • Nyi. Rd. Ajoe Radjaretnadi, bersuami Rd. Ad. Ar.Wiradegdaha, Bupati Sukapura Dalem Bogor.

Dari ke 94 putra / putri, Pengeran Soegih mempunyai cucu sebanyak 286 orang (Generasi XII) yang menjabat Bupati Wedana, Jaksa dansetingkatnya diantaranya :

  1. Rd.Achmad Kosasih Hoofd. Penghulu Sumedang (Bp.4)
  2. Nyi.Rd. Radjaretna bersuami Rd. Rg. Soeriadikoesoemah, Wedana Radjamandala (Bp.1)
  3. Nyi.Rd. Rajapomerat bersuami Rd. Somantaredja, Wedana Ciawi (Bp.7)
  4. Nyi.Rd. Radjaningrat bersuami Rd. Rg. Djajadiningrat, Wedana Jampang (Tpa)
  5. Nyi.Rd. Hj. Siti Hadidjah bersuami Rd. Wiranagara, Wedana Kopo Bandung (Tpa)
  6. Nyi.Rd. Radjakandana bersuami Rd. Satjakoesoemah, Wedana Kota Bandung (Bp.12)
  7. Nyi.Rd. Rajapomerat bersuami Rd. Ad. Ar. Soeriadipoetra, Bupati Lebak (Tpa)
  8. Nyi.Rd. Parmaningrat bersuami Rd. Rg. Wiranataningrat, Wedana Cisondari Bandung.
  9. Rd.Rg. Wirahadisoeria Soeriahaditenaja, Patih Sumedang (Bp.3)
  10. Rd. Rg. A.Soemadisoeria, Hoofd, Djaksa Bandung (Bp.11)
  11. Rd. Rg.Kosasih Soemadiningrat, Wedana Banjaran (Bp.11)
  12. Rd. Ad. Ar.Soeria Danoe Ningrat, Bupati Sukabumi (Bp.14)
  13. Nyi. Rd.Ajoe Djoehara Diningrat bersuami Rd. Ad. Ar. Soerianatabrata, Residen Cirebon (Tpa)
  14. Rd. Gahara Widjajasoeria, Bupati Garut (Bp.6)
  15. Nyi. Rd.Ganarsih bersuami Rd. Rg. Wirahadisoeria, Patih Sumedang (Bp.1)
  16. Nyi. Rd.Ajoe Witarsih bersuami pertama Rd. Radjaningrat Pantjera Maoelana Pakoeningrat, Sultan Kasepuhan, Kesultanan Cirebon (Bp.10)
  17. Nyi. Rd.Ajoe Witarsih bersuami Rd. Tmg. Moh. Singer, Bupati Sumedang 1948-1949 (Bp.1)
  18. Rd. Tmg.Ar. Soeria Koesoemah Adinata / Dalem Somantri, Bupati Sumedang (Bp.4)
  19. Nyi. Rd.Ajoe Djoelaeha, Rd. Kalih Wiramihardja, Bupati Garut (Bp.8)
  20. Rd. Tmg. Mohamad Singer, Bupati Sumedang (1948-1949), (Bp.6)
  21. Rd. Danoe Soemawilaga, Jaksa Sumedang.

Referensi

Silsilah Pangeran Santri