Lompat ke isi

Daftar pengusaha Jawa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 8397466 oleh Okkisafire (bicara)
Membalikkan revisi 8397461 oleh Okkisafire (bicara)
Baris 5: Baris 5:
==Latar Belakang==
==Latar Belakang==
Eksistensi pengusaha Jawa menurut sejarah paling awal dapat dilacak pada zaman kerajaan [[Majapahit]]. Pedagang asal Tiongkok Wang Ta Yuan mencatat komoditas ekspor pengusaha Jawa saat itu adalah [[lada]], [[garam]], [[kain]], dan [[burung]] [[kakak tua]]; sedangkan komoditas impornya adalah [[mutiara]], [[emas]], [[perak]], [[sutra]], [[keramik|barang keramik]], dan barang dari [[besi]]. [[Mata uang]]nya dibuat dari campuran [[perak]], [[timah putih]], [[timah hitam]], dan [[tembaga]].<ref name="SNI434">''Referensi masih diragukan, mohon bantuan pengecekan''. Poesponegoro & Notosusanto (1990), hal. 434-435.</ref> Pedagang Jawa zaman Majapahit yang menukar beras dengan [[lada]] dibebaskan dari [[cukai]] oleh [[Kerajaan Samudera Pasai]].<ref>http://atjehpost.co/m/read/4204/Kisah-Otonomi-Pasai-dan-Majapahit//</ref> Pada abad 15 pedagang Jawa juga berperan besar dalam perdagangan [[Rempah-rempah]] dari [[Maluku]] ke [[Malaka]].<ref>Marwati Djoened Poesponegoro. 2008. [https://books.google.co.id/books?id=N5jc0h1BktwC&pg=PA25&lpg=PA25&dq=pedagang+jawa+malaka&source=bl&ots=yQz5iltFDl&sig=pFToJNnvLr199gPxQphaAO5r5PE&hl=en&sa=X&ei=GGi3VO61KJLiuQTakoKQDg&redir_esc=y#v=onepage&q=pedagang%20jawa%20malaka&f=false Sejarah nasional Indonesia: Kemunculan penjajahan di Indonesia, ±1700-1900]. Jakarta: Balai Pustaka.</ref> Kawasan [[Laweyan, Surakarta|Laweyan]] sejak lama telah menjadi pusat pedagang [[batik]].<ref>http://peluangbisniswirausaha.com/menelusuri-peluang-bisnis-batik-eksotis-di-kampung-laweyan-solo-16</ref> Pengusaha di [[Jepara]] juga telah lama mengandalkan kerajinan kayu ukiran dan kayu ukir untuk diekspor.<ref>http://regional.kompas.com/read/2011/09/19/03100217/Jepara.Bertopang.pada.Kayu.dan.Ukiran//</ref>
Eksistensi pengusaha Jawa menurut sejarah paling awal dapat dilacak pada zaman kerajaan [[Majapahit]]. Pedagang asal Tiongkok Wang Ta Yuan mencatat komoditas ekspor pengusaha Jawa saat itu adalah [[lada]], [[garam]], [[kain]], dan [[burung]] [[kakak tua]]; sedangkan komoditas impornya adalah [[mutiara]], [[emas]], [[perak]], [[sutra]], [[keramik|barang keramik]], dan barang dari [[besi]]. [[Mata uang]]nya dibuat dari campuran [[perak]], [[timah putih]], [[timah hitam]], dan [[tembaga]].<ref name="SNI434">''Referensi masih diragukan, mohon bantuan pengecekan''. Poesponegoro & Notosusanto (1990), hal. 434-435.</ref> Pedagang Jawa zaman Majapahit yang menukar beras dengan [[lada]] dibebaskan dari [[cukai]] oleh [[Kerajaan Samudera Pasai]].<ref>http://atjehpost.co/m/read/4204/Kisah-Otonomi-Pasai-dan-Majapahit//</ref> Pada abad 15 pedagang Jawa juga berperan besar dalam perdagangan [[Rempah-rempah]] dari [[Maluku]] ke [[Malaka]].<ref>Marwati Djoened Poesponegoro. 2008. [https://books.google.co.id/books?id=N5jc0h1BktwC&pg=PA25&lpg=PA25&dq=pedagang+jawa+malaka&source=bl&ots=yQz5iltFDl&sig=pFToJNnvLr199gPxQphaAO5r5PE&hl=en&sa=X&ei=GGi3VO61KJLiuQTakoKQDg&redir_esc=y#v=onepage&q=pedagang%20jawa%20malaka&f=false Sejarah nasional Indonesia: Kemunculan penjajahan di Indonesia, ±1700-1900]. Jakarta: Balai Pustaka.</ref> Kawasan [[Laweyan, Surakarta|Laweyan]] sejak lama telah menjadi pusat pedagang [[batik]].<ref>http://peluangbisniswirausaha.com/menelusuri-peluang-bisnis-batik-eksotis-di-kampung-laweyan-solo-16</ref> Pengusaha di [[Jepara]] juga telah lama mengandalkan kerajinan kayu ukiran dan kayu ukir untuk diekspor.<ref>http://regional.kompas.com/read/2011/09/19/03100217/Jepara.Bertopang.pada.Kayu.dan.Ukiran//</ref>

Pengusaha peternakan di Jatim memasok 4,7 Juta ekor sapi terbesar di Indonesia diikuti Jateng yang memasok 1,9 Juta ekor sapi.<ref>http://bisnis.liputan6.com/read/519601/ini-10-daerah-pemasok-daging-sapi-buat-indonesia/</ref> Perikanan di Jatim dan Jateng seperti yang berpusat di [[Gresik]], [[Sidoarjo]], [[Tuban]], [[Demak]], [[Jepara]], [[Cilacap]], [[Pekalongan]] termasuk terbesar di Indonesia terutama Jatim yang menyumbang 36% udang nasional.<ref>http://log.viva.co.id/news/read/122081-2015_indonesia_penghasil_ikan_terbesar_dunia/</ref><ref>http://bisnisukm.com/sektor-sektor-unggulan-provinsi-jawa-tengah.html/</ref><ref>http://www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=515/</ref><ref>http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/12/05/31/m4vjld-indonesia-penghasil-tuna-terbesar-asean-thailand-pengekspor-terbesar/</ref> Pengusaha Jawa juga bergerak di sektor [[Bank Perkreditan Rakyat]] dan [[Koperasi]]. Jumlah BPR terbanyak ada di Jatim dan Jateng dengan total 632 BPR/BPRS dengan total simpanan mencapai 35% dari total simpanan BPR nasional.<ref>http://lps.go.id/web/guest/publikasi/-/asset_publisher/T9ff/content/pertumbuhan-simpanan-bpr-bprs-semester-i-2014;jsessionid=C7338EA54BC0AA7ACB0EF0D971A661F0?redirect=http%3A%2%2Flps.go.id%2Fweb%2Fguest%2Fpublikasi%3Bjsessionid%3DC7338EA54BC0AA7ACB0EF0D971A661F0%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_T9ff%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-2%26p_p_col_count%3D1/</ref> Jumlah koperasi terbanyak di Indonesia juga terdapat di Jatim 29.263 unit dan Jateng 27.215 unit.<ref>http://harianterbit.com/read/2014/05/05/1762/31/21/Indonesia-Miliki-203.701-Koperasi/</ref>


Di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]] jumlah orang Jawa mencapai 35% dari penduduk Jakarta. Orang Jawa perantauan di Jakarta bekerja di berbagai bidang. Hal ini terlihat dari jumlah mudik [[lebaran]] yang terbesar dari Jakarta adalah menuju [[Jawa Tengah]]. Secara rinci prediksi jumlah pemudik tahun 2104 ke Jawa Tengah mencapai 7.893.681 orang. Dari jumlah itu didasarkan beberapa kategori, yakni 2.023.451 orang pemudik sepeda motor, 2.136.138 orang naik mobil, 3.426.702 orang naik bus, 192.219 orang naik kereta api, 26.836 orang naik kapal laut, dan 88.335 orang naik pesawat.<ref>http://nasional.news.viva.co.id/news/read/515679-kenaikan-jumlah-pemudik-asal-jateng-tahun-ini-paling-tinggi/</ref> Bahkan menurut data [[Kementerian Perhubungan Indonesia]] menunjukkan tujuan pemudik dari Jakarta adalah 61% Jateng dan 39% Jatim. Ditinjau dari profesinya, 28% pemudik adalah karyawan swasta, 27% wiraswasta, 17% PNS/TNI/POLRI, 10% pelajar/mahasiswa, 9% ibu rumah tangga dan 9% profesi lainnya. Diperinci menurut pendapatan pemudik, 44% berpendapatan Rp. 3-5 Juta, 42% berpendapatan Rp. 1-3 Juta, 10% berpendapatan Rp. 5-10 Juta, 3% berpendapatan dibawah Rp. 1 juta, dan 1% berpendapatan di atas Rp. 10 Juta. <ref>http://hubdat.dephub.go.id/berita/1348-279-juta-penduduk-akan-melakukan-mudik-lebaran-2014/</ref>
Di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]] jumlah orang Jawa mencapai 35% dari penduduk Jakarta. Orang Jawa perantauan di Jakarta bekerja di berbagai bidang. Hal ini terlihat dari jumlah mudik [[lebaran]] yang terbesar dari Jakarta adalah menuju [[Jawa Tengah]]. Secara rinci prediksi jumlah pemudik tahun 2104 ke Jawa Tengah mencapai 7.893.681 orang. Dari jumlah itu didasarkan beberapa kategori, yakni 2.023.451 orang pemudik sepeda motor, 2.136.138 orang naik mobil, 3.426.702 orang naik bus, 192.219 orang naik kereta api, 26.836 orang naik kapal laut, dan 88.335 orang naik pesawat.<ref>http://nasional.news.viva.co.id/news/read/515679-kenaikan-jumlah-pemudik-asal-jateng-tahun-ini-paling-tinggi/</ref> Bahkan menurut data [[Kementerian Perhubungan Indonesia]] menunjukkan tujuan pemudik dari Jakarta adalah 61% Jateng dan 39% Jatim. Ditinjau dari profesinya, 28% pemudik adalah karyawan swasta, 27% wiraswasta, 17% PNS/TNI/POLRI, 10% pelajar/mahasiswa, 9% ibu rumah tangga dan 9% profesi lainnya. Diperinci menurut pendapatan pemudik, 44% berpendapatan Rp. 3-5 Juta, 42% berpendapatan Rp. 1-3 Juta, 10% berpendapatan Rp. 5-10 Juta, 3% berpendapatan dibawah Rp. 1 juta, dan 1% berpendapatan di atas Rp. 10 Juta. <ref>http://hubdat.dephub.go.id/berita/1348-279-juta-penduduk-akan-melakukan-mudik-lebaran-2014/</ref>

Revisi per 24 Januari 2015 03.17


Berikut ini adalah daftar tokoh Jawa yang berprofesi sebagai wirausahawan. Berdasarkan demografi, orang Jawa di Indonesia mayoritas tinggal Jateng-DIY dan Jatim. Dari daftar provinsi Indonesia menurut PDRB 2011 dengan data BPS 2011,[1] gabungan ekonomi provinsi Jateng, DIY, dan Jatim adalah yang terbesar di Indonesia. Sementara itu, Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) mengklaim mampu menyerap hingga 65% tenaga kerja di seluruh Indonesia.[2] Berbeda dari suku lain, suku Jawa cenderung hidup secara individual dan jarang memiliki organisasi kesukuan, misalnya adalah sistem Banjar di Bali. Selain itu, suku Jawa cenderung menganggap penting PNS dan dokter daripada sebagai pengusaha.

Latar Belakang

Eksistensi pengusaha Jawa menurut sejarah paling awal dapat dilacak pada zaman kerajaan Majapahit. Pedagang asal Tiongkok Wang Ta Yuan mencatat komoditas ekspor pengusaha Jawa saat itu adalah lada, garam, kain, dan burung kakak tua; sedangkan komoditas impornya adalah mutiara, emas, perak, sutra, barang keramik, dan barang dari besi. Mata uangnya dibuat dari campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga.[3] Pedagang Jawa zaman Majapahit yang menukar beras dengan lada dibebaskan dari cukai oleh Kerajaan Samudera Pasai.[4] Pada abad 15 pedagang Jawa juga berperan besar dalam perdagangan Rempah-rempah dari Maluku ke Malaka.[5] Kawasan Laweyan sejak lama telah menjadi pusat pedagang batik.[6] Pengusaha di Jepara juga telah lama mengandalkan kerajinan kayu ukiran dan kayu ukir untuk diekspor.[7]

Pengusaha peternakan di Jatim memasok 4,7 Juta ekor sapi terbesar di Indonesia diikuti Jateng yang memasok 1,9 Juta ekor sapi.[8] Perikanan di Jatim dan Jateng seperti yang berpusat di Gresik, Sidoarjo, Tuban, Demak, Jepara, Cilacap, Pekalongan termasuk terbesar di Indonesia terutama Jatim yang menyumbang 36% udang nasional.[9][10][11][12] Pengusaha Jawa juga bergerak di sektor Bank Perkreditan Rakyat dan Koperasi. Jumlah BPR terbanyak ada di Jatim dan Jateng dengan total 632 BPR/BPRS dengan total simpanan mencapai 35% dari total simpanan BPR nasional.[13] Jumlah koperasi terbanyak di Indonesia juga terdapat di Jatim 29.263 unit dan Jateng 27.215 unit.[14]

Di Daerah Khusus Ibukota Jakarta jumlah orang Jawa mencapai 35% dari penduduk Jakarta. Orang Jawa perantauan di Jakarta bekerja di berbagai bidang. Hal ini terlihat dari jumlah mudik lebaran yang terbesar dari Jakarta adalah menuju Jawa Tengah. Secara rinci prediksi jumlah pemudik tahun 2104 ke Jawa Tengah mencapai 7.893.681 orang. Dari jumlah itu didasarkan beberapa kategori, yakni 2.023.451 orang pemudik sepeda motor, 2.136.138 orang naik mobil, 3.426.702 orang naik bus, 192.219 orang naik kereta api, 26.836 orang naik kapal laut, dan 88.335 orang naik pesawat.[15] Bahkan menurut data Kementerian Perhubungan Indonesia menunjukkan tujuan pemudik dari Jakarta adalah 61% Jateng dan 39% Jatim. Ditinjau dari profesinya, 28% pemudik adalah karyawan swasta, 27% wiraswasta, 17% PNS/TNI/POLRI, 10% pelajar/mahasiswa, 9% ibu rumah tangga dan 9% profesi lainnya. Diperinci menurut pendapatan pemudik, 44% berpendapatan Rp. 3-5 Juta, 42% berpendapatan Rp. 1-3 Juta, 10% berpendapatan Rp. 5-10 Juta, 3% berpendapatan dibawah Rp. 1 juta, dan 1% berpendapatan di atas Rp. 10 Juta. [16]

Pengusaha Jawa terkenal sebelum kemerdekaan

  1. HOS Cokroaminoto, pendiri organisasi Sarekat Islam yang sebelumnya dikenal sebagai Serikat Dagang Islam bulan Mei 1912.
  2. Nitisemito, pelopor rokok kretek zaman penjajahan Belanda.[17]
  3. HM. Sulchan pengusaha pendiri Universitas Islam Sultan Agung.[18]
  4. Samanhudi pengusaha pendiri Serikat Dagang Islam.
  5. Tasripin, pengusaha kulit dari Jawa Tengah yang memiliki Kampung Gandek Puspo. Kampung Kulitan di dalamnya menjadi pusat kerajaan bisnis kulit keluarganya.[19]
  6. Prawiro Suwarno, pengusaha kaya dari Yogyakarta yang memiliki 11 rumah gadai dan mampu memiliki banyak rumah megah berarsitektur Eropa.[20][21]
  7. M. Nawang Layung, keturunan Taspirin yang tercatat sebagai pengusaha sukses dan sering membagi zakat kepada masyarakat Semarang.[22]

Pengusaha Jawa zaman Orde Lama

  1. R. Rudjito, konglomerat masa orde lama
  2. R.M. Kusmuljono, konglomerat, pengusaha perkebunan

Bidang Bisnis

Bidang bisnis para pengusaha Jawa cukup beragam, di antaranya adalah seperti di bawah ini:

Media cetak

Hotel

Bus

Batik

Makanan

Kosmetik

Perikanan

Konglomerasi

Daftar Pengusaha Jawa

Berikut ini adalah daftar sejumlah pengusaha Jawa dan asetnya berdasarkan Asia Globe dan data KPK.

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=2&tabel=1&daftar=1&id_subyek=52&notab=1.
  2. ^ http://www.investor.co.id/home/hippi-serap-65-tenaga-kerja-di-indonesia/60467/
  3. ^ Referensi masih diragukan, mohon bantuan pengecekan. Poesponegoro & Notosusanto (1990), hal. 434-435.
  4. ^ http://atjehpost.co/m/read/4204/Kisah-Otonomi-Pasai-dan-Majapahit//
  5. ^ Marwati Djoened Poesponegoro. 2008. Sejarah nasional Indonesia: Kemunculan penjajahan di Indonesia, ±1700-1900. Jakarta: Balai Pustaka.
  6. ^ http://peluangbisniswirausaha.com/menelusuri-peluang-bisnis-batik-eksotis-di-kampung-laweyan-solo-16
  7. ^ http://regional.kompas.com/read/2011/09/19/03100217/Jepara.Bertopang.pada.Kayu.dan.Ukiran//
  8. ^ http://bisnis.liputan6.com/read/519601/ini-10-daerah-pemasok-daging-sapi-buat-indonesia/
  9. ^ http://log.viva.co.id/news/read/122081-2015_indonesia_penghasil_ikan_terbesar_dunia/
  10. ^ http://bisnisukm.com/sektor-sektor-unggulan-provinsi-jawa-tengah.html/
  11. ^ http://www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=515/
  12. ^ http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/12/05/31/m4vjld-indonesia-penghasil-tuna-terbesar-asean-thailand-pengekspor-terbesar/
  13. ^ http://lps.go.id/web/guest/publikasi/-/asset_publisher/T9ff/content/pertumbuhan-simpanan-bpr-bprs-semester-i-2014;jsessionid=C7338EA54BC0AA7ACB0EF0D971A661F0?redirect=http%3A%2%2Flps.go.id%2Fweb%2Fguest%2Fpublikasi%3Bjsessionid%3DC7338EA54BC0AA7ACB0EF0D971A661F0%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_T9ff%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-2%26p_p_col_count%3D1/
  14. ^ http://harianterbit.com/read/2014/05/05/1762/31/21/Indonesia-Miliki-203.701-Koperasi/
  15. ^ http://nasional.news.viva.co.id/news/read/515679-kenaikan-jumlah-pemudik-asal-jateng-tahun-ini-paling-tinggi/
  16. ^ http://hubdat.dephub.go.id/berita/1348-279-juta-penduduk-akan-melakukan-mudik-lebaran-2014/
  17. ^ http://ensiklopediakretek.com/page.php?id=97
  18. ^ http://www.suaramerdeka.com/harian/0710/04/kot05.htm
  19. ^ http://eprints.undip.ac.id/11801//
  20. ^ http://www.thejakartapost.com/news/2005/03/12/kotagede-returns-its-past-glories.html//
  21. ^ http://gudeg.net/id/directory/14/1187/Masjid-Pathok-Negara-Taqwa-Wonokromo.html//
  22. ^ http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news_smg/2012/08/16/127287/Zakat-Habis-Warga-Miskin-Tetap-Antre-di-Kota-Lama//