Dokun: Perbedaan antara revisi
Aldnonymous (bicara | kontrib) k clean up, replaced: Rujukan → Referensi using AWB |
|||
Baris 3: | Baris 3: | ||
| name = Dokun |
| name = Dokun |
||
| image = Punti lateri 080503 8415 napo.jpg |
| image = Punti lateri 080503 8415 napo.jpg |
||
| image_caption = Ikan dokun, , dari [[Bayung Lencir, Musi Banyuasin|Bayung Lencir]], < |
| image_caption = Ikan dokun, , dari [[Bayung Lencir, Musi Banyuasin|Bayung Lencir]], <br />[[Musi Banyuasin]], [[Sumatera Selatan]] |
||
| image_width = 240px |
| image_width = 240px |
||
| status = secure |
| status = secure |
||
Baris 23: | Baris 23: | ||
== Pengenalan == |
== Pengenalan == |
||
<!--2. Physical description, including size, weight, and age data from Fishbase--> |
<!--2. Physical description, including size, weight, and age data from Fishbase--> |
||
Ikan yang bertubuh kecil sampai sedang, panjang tubuh keseluruhan dapat mencapai sekitar 20 [[sentimeter|cm]].<ref name="hias">Sastrapradja, S., A. Budiman, M. Djajasasmita, dan C.S. Kaswadji. 1981. ''Ikan Hias''. LBN - LIPI. Bogor. p.28-29.</ref> Jenis ini ditandai dengan terdapatnya dua pita (gelap) vertikal di pertengahan tubuh bagian depan, dan sebuah garis memanjang /horizontal di bagian belakang. Di atas pangkal sirip dubur terdapat bercak kecil berwarna hitam, yang kadang-kadang samar warnanya. Begitu pula warna hitam di ujung sirip dubur. |
Ikan yang bertubuh kecil sampai sedang, panjang tubuh keseluruhan dapat mencapai sekitar 20 [[sentimeter|cm]].<ref name="hias">Sastrapradja, S., A. Budiman, M. Djajasasmita, dan C.S. Kaswadji. 1981. ''Ikan Hias''. LBN - LIPI. Bogor. p.28-29.</ref> Jenis ini ditandai dengan terdapatnya dua pita (gelap) vertikal di pertengahan tubuh bagian depan, dan sebuah garis memanjang /horizontal di bagian belakang. Di atas pangkal sirip dubur terdapat bercak kecil berwarna hitam, yang kadang-kadang samar warnanya. Begitu pula warna hitam di ujung sirip dubur.<ref name="Haryono">{{cite journal|url=http://www2.uajy.ac.id/biota/lengkap/2001-3-4.pdf|title=Variasi Morfologi dan Morfometri Ikan Dokun (''Puntius lateristriga'') di Sumatera|first= |last=Haryono|journal=Biota|year=2001|volume=VI|issue=3|pages=109-116|format=[[PDF]]}}</ref> Pola warna ini bervariasi menurut wilayah sebarannya dan umur ikan.<ref name="kottelat1993"/> |
||
Jari-jari lemah pada sirip punggung (''dorsal'') 8 buah, pada sirip dubur (''[[anus|anal]]'') 5 buah, pada sirip perut (''ventral'') 8 buah, dan pada sirip dada (''pectoral'') 14-16 buah. Sisik-sisik di muka sirip punggung (''predorsal scales'') 7-8 buah, sisik-sisik pada [[gurat sisi]] (''linea lateralis'') 22-24 buah, sisik-sisik yang melingkari batang ekor (''peduncle/ circumpeduncular scales'') 12 buah.<ref name="Haryono"/> |
Jari-jari lemah pada sirip punggung (''dorsal'') 8 buah, pada sirip dubur (''[[anus|anal]]'') 5 buah, pada sirip perut (''ventral'') 8 buah, dan pada sirip dada (''pectoral'') 14-16 buah. Sisik-sisik di muka sirip punggung (''predorsal scales'') 7-8 buah, sisik-sisik pada [[gurat sisi]] (''linea lateralis'') 22-24 buah, sisik-sisik yang melingkari batang ekor (''peduncle/ circumpeduncular scales'') 12 buah.<ref name="Haryono"/> |
||
Baris 29: | Baris 29: | ||
== Habitat dan penyebaran == |
== Habitat dan penyebaran == |
||
<!--3. Habitat, diet, and related information--> |
<!--3. Habitat, diet, and related information--> |
||
Di alam, ikan ini menghuni [[sungai|sungai-sungai]] kecil, terutama yang jernih dan berbatu-batu di dasarnya, dan sering pula didapati di bawah [[jeram]]. Ikan dokun memangsa [[serangga]] air, [[cacing]], [[krustasea]] ([[udang]] dan [[ketam]]), serta bagian-bagian tumbuhan.<ref name=" |
Di alam, ikan ini menghuni [[sungai|sungai-sungai]] kecil, terutama yang jernih dan berbatu-batu di dasarnya, dan sering pula didapati di bawah [[jeram]]. Ikan dokun memangsa [[serangga]] air, [[cacing]], [[krustasea]] ([[udang]] dan [[ketam]]), serta bagian-bagian tumbuhan.<ref name="hias"/><ref name="fishbase"/> |
||
Dokun diketahui menyebar luas di [[Jawa]], [[Sumatra]] dan pulau-pulau di sekitarnya ([[Singkep]], [[Bangka]], [[Belitung]]), [[Semenanjung Malaya]], dan [[Thailand]].<ref name="Haryono"/> Juga terdapat di Kalimantan.<ref name="fishbase">[http://www.fishbase.org/Summary/SpeciesSummary.php?id=10809 ''Puntius lateristriga''] pada laman [http://www.fishbase.org/ FishBase]</ref> |
Dokun diketahui menyebar luas di [[Jawa]], [[Sumatra]] dan pulau-pulau di sekitarnya ([[Singkep]], [[Bangka]], [[Belitung]]), [[Semenanjung Malaya]], dan [[Thailand]].<ref name="Haryono"/> Juga terdapat di Kalimantan.<ref name="fishbase">[http://www.fishbase.org/Summary/SpeciesSummary.php?id=10809 ''Puntius lateristriga''] pada laman [http://www.fishbase.org/ FishBase]</ref> |
||
== Pemanfaatan == |
== Pemanfaatan == |
||
Baris 41: | Baris 40: | ||
<!--6. Other noteworthy information (life-cycle, breeding, etc.)--> |
<!--6. Other noteworthy information (life-cycle, breeding, etc.)--> |
||
<!--Other sections: Information on keeping fish in an aquarium should be put in a section entitled "In the aquarium". Breeding and dietary information pertaining to captive fish should go here, rather than in the main section, which should refer primarily to the fish in its natural habitat. Other sections may address topics of interest warranting discussion longer than a brief paragraph.--> |
<!--Other sections: Information on keeping fish in an aquarium should be put in a section entitled "In the aquarium". Breeding and dietary information pertaining to captive fish should go here, rather than in the main section, which should refer primarily to the fish in its natural habitat. Other sections may address topics of interest warranting discussion longer than a brief paragraph.--> |
||
Dokun yang berukuran kecil bersifat toleran dan dapat dipelihara dalam akuarium bersama dengan jenis-jenis ikan yang lain. Setelah besar, lebih dari 6 |
Dokun yang berukuran kecil bersifat toleran dan dapat dipelihara dalam akuarium bersama dengan jenis-jenis ikan yang lain. Setelah besar, lebih dari 6 cm, ikan ini menjadi agresif, sehingga tak dapat dipelihara bersama ikan-ikan yang lebih kecil. Akuarium tempat memelihara dokun sebaiknya diberi dasar berupa pasir halus, dan ditanami dengan beberapa tanaman air.<ref name="hias"/> |
||
Dokun dapat memijah di akuarium. Untuk itu, pasangan yang siap memijah ditempatkan di dalam akuarium khusus yang dilengkapi dengan tanaman air sebagai tempatnya memijah. Proses memijah dapat berlangsung antara 1–2 jam; dan telur-telur akan mulai menetas satu dua hari kemudian.<ref name="hias"/> |
Dokun dapat memijah di akuarium. Untuk itu, pasangan yang siap memijah ditempatkan di dalam akuarium khusus yang dilengkapi dengan tanaman air sebagai tempatnya memijah. Proses memijah dapat berlangsung antara 1–2 jam; dan telur-telur akan mulai menetas satu dua hari kemudian.<ref name="hias"/> |
||
== |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
Revisi per 6 Februari 2015 09.10
Dokun | |
---|---|
Ikan dokun, , dari Bayung Lencir, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan | |
Aman
| |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | P. lateristriga
|
Nama binomial | |
Puntius lateristriga (Valenciennes, 1842)
|
Ikan dokun alias kapiu, atau yang secara umum dikenal sebagai wader atau seluang, adalah sejenis ikan kecil anggota suku Cyprinidae anak-suku Cyprininae. Dokun diketahui menyebar di wilayah paparan Sunda.[1]
Ikan ini semula dideskripsi sebagai Barbus lateristriga oleh Achille Valenciennes pada tahun 1842, kemudian oleh beberapa ahli lainnya dipindahkan menjadi Barbodes lateristriga, atau Systomus lateristriga. Dikenal sebagai ikan hias yang kerap dipelihara di akuarium, dokun dalam bahasa Inggris disebut dengan nama spanner barb atau t-barb.
Pengenalan
Ikan yang bertubuh kecil sampai sedang, panjang tubuh keseluruhan dapat mencapai sekitar 20 cm.[2] Jenis ini ditandai dengan terdapatnya dua pita (gelap) vertikal di pertengahan tubuh bagian depan, dan sebuah garis memanjang /horizontal di bagian belakang. Di atas pangkal sirip dubur terdapat bercak kecil berwarna hitam, yang kadang-kadang samar warnanya. Begitu pula warna hitam di ujung sirip dubur.[3] Pola warna ini bervariasi menurut wilayah sebarannya dan umur ikan.[1]
Jari-jari lemah pada sirip punggung (dorsal) 8 buah, pada sirip dubur (anal) 5 buah, pada sirip perut (ventral) 8 buah, dan pada sirip dada (pectoral) 14-16 buah. Sisik-sisik di muka sirip punggung (predorsal scales) 7-8 buah, sisik-sisik pada gurat sisi (linea lateralis) 22-24 buah, sisik-sisik yang melingkari batang ekor (peduncle/ circumpeduncular scales) 12 buah.[3]
Habitat dan penyebaran
Di alam, ikan ini menghuni sungai-sungai kecil, terutama yang jernih dan berbatu-batu di dasarnya, dan sering pula didapati di bawah jeram. Ikan dokun memangsa serangga air, cacing, krustasea (udang dan ketam), serta bagian-bagian tumbuhan.[2][4]
Dokun diketahui menyebar luas di Jawa, Sumatra dan pulau-pulau di sekitarnya (Singkep, Bangka, Belitung), Semenanjung Malaya, dan Thailand.[3] Juga terdapat di Kalimantan.[4]
Pemanfaatan
Ikan dokun merupakan salah satu ikan akuarium yang diperdagangkan secara komersial antar negara. Secara tradisional di Indonesia, ikan ini dikenal sebagai ikan konsumsi (sebagai wader atau seluang) yang penting secara lokal; terutama karena rasanya yang istimewa.
Dokun yang berukuran kecil bersifat toleran dan dapat dipelihara dalam akuarium bersama dengan jenis-jenis ikan yang lain. Setelah besar, lebih dari 6 cm, ikan ini menjadi agresif, sehingga tak dapat dipelihara bersama ikan-ikan yang lebih kecil. Akuarium tempat memelihara dokun sebaiknya diberi dasar berupa pasir halus, dan ditanami dengan beberapa tanaman air.[2]
Dokun dapat memijah di akuarium. Untuk itu, pasangan yang siap memijah ditempatkan di dalam akuarium khusus yang dilengkapi dengan tanaman air sebagai tempatnya memijah. Proses memijah dapat berlangsung antara 1–2 jam; dan telur-telur akan mulai menetas satu dua hari kemudian.[2]
Referensi
- ^ a b Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, dan S. Wirjoatmodjo. 1993. Ikan Air Tawar Indonesia bagian Barat dan Sulawesi. Periplus dan Proyek EMDI KMNKLH. Jakarta. ISBN 0-945971-60-5. p.59.
- ^ a b c d Sastrapradja, S., A. Budiman, M. Djajasasmita, dan C.S. Kaswadji. 1981. Ikan Hias. LBN - LIPI. Bogor. p.28-29.
- ^ a b c Haryono (2001). "Variasi Morfologi dan Morfometri Ikan Dokun (Puntius lateristriga) di Sumatera" (PDF). Biota. VI (3): 109–116.
- ^ a b Puntius lateristriga pada laman FishBase
Pranala luar
- Spanner Barb or T-Barb pada laman EcologyAsia