Lompat ke isi

Sekolah alam: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Adhikabp (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Adhikabp (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 13: Baris 13:


Sebagai seorang khalifatullah atau delegasi Allah, manusia harus:
Sebagai seorang khalifatullah atau delegasi Allah, manusia harus:
1. Mengetahui cara diri menyembah Allah.
# Mengetahui cara diri menyembah Allah.
2. Mengetahui cara makhluk dan semesta alam menyembah Allah
# Mengetahui cara makhluk dan semesta alam menyembah Allah
3. Mengetahui cara menjadi pemimpin/khalifah karena Allah. <ref>Septriana (2008). Novobiografi. Bogor: SoU Publisher. p.81-83</ref>
# Mengetahui cara menjadi pemimpin/khalifah karena Allah. <ref>Septriana (2008). Novobiografi. Bogor: SoU Publisher. p.81-83</ref>


== Sejarah ==
== Sejarah ==

Revisi per 25 Februari 2015 23.57


Sekolah Alam adalah sebuah konsep pendidikan[1] yang digagas oleh Lendo Novo berdasarkan keprihatinannya akan biaya pendidikan yang semakin tidak terjangkau oleh masyarakat. Ide membangun sekolah alam adalah agar bisa membuat sekolah dengan kualitas sangat tinggi tapi murah. Itu dilakukan karena sebagian besar rakyat Indonesia miskin.

Paradigma umum dalam dunia pendidikan adalah sekolah berkualitas selalu mahal. Yang menjadikan sekolah itu mahal karena infrastrukturnya, seperti bangunannya, kolam renang, lapangan olahraga, dan lain-lain. Sedangkan yang membuat sekolah itu berkualitas bukan infrastruktur. Kontribusi infrastruktur terhadap kualitas pendidikan tidak lebih dari 10%. Sedangkan 90% kontribusi kualitas pendidikan berasal dari kualitas guru, metode belajar yang tepat, dan buku sebagai gerbang ilmu pengetahuan. Ketiga variabel yang menjadi kualitas pendidikan ini sebetulnya sangat murah, asalkan ada guru yang mempunyai idealisme tinggi. Dari situ Lendo mencoba mengembangkan konsep-konsep sekolah alam. [2]

Latar Belakang Gagasan

Lendo terinspirasi oleh gagasan ayahnya tentang integrasi ilmiah ilahiah. Ayahanda Lendo, Zuardin Azzaino adalah seorang pegawai Bank Indonesia yang juga penulis buku. Zuardin berpendapat bahwa integrasi ilmiah ilahiah atau integrasi antara iman dan ilmu pengetahuan-teknologi adalah cara untuk mengembalikan kebangkitan Islam. Selama ini, umat Islam terlena dan membahas fikih saja. Selain itu umat Islam juga perlu untuk kembali memegang teguh akhlak mulia.

Menurut Lendo, tujuan pendidikan dalam Islam adalah mencetak khalifatullah fil ardh. Sehingga, kurikulum sekolah alam juga bertujuan untuk mencetak pribadi yang siap mengemban amanah Allah dalam mengelola bumi ini (khalifatullah fil ardh). [3]

Sebagai seorang khalifatullah atau delegasi Allah, manusia harus:

  1. Mengetahui cara diri menyembah Allah.
  2. Mengetahui cara makhluk dan semesta alam menyembah Allah
  3. Mengetahui cara menjadi pemimpin/khalifah karena Allah. [4]

Sejarah

Ide-ide awal Lendo mengenai pendidikan ia terapkan pertama kali di TK Salman al-Farisi di Bandung. Setelah itu ia mendirikan sekolah alam. [5]

Sekolah Alam pertama kali didirikan di Ciganjur pada tahun 1998, tepatnya di Jalan Damai, Ciganjur, Jakarta Selatan dengan nama Sekolah Alam Ciganjur. Sekolah ini dimulai hanya dengan 8 orang murid, yakni 5 orang di Playgroup dan 3 orang di SD, dengan didampingi oleh 6 orang guru, dimana 3 guru adalah guru Playgroup, 2 guru adalah guru SD dan satu orang adalah guru Iqra`/tahfidz.[6]

Pada tahun 2001, lokasi Sekolah Alam Ciganjur ini berpindah tempat di Jalan Anda Nomor 7X, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lendo sendiri kemudian mengembangkan sekolah alam bernama School of Universe di Jalan Raya Parung 314 km.43, Parung - Bogor.

Sejak berdiri di tahun 1998, konsep sekolah alam telah diadopsi di berbagai daerah. Mulai dari Aceh hingga Papua. Pada Jambore Sekolah Alam Nusantara di Lembang, Juli 2011, dibentuklah Jaringan Sekolah Alam Nusantara (JSAN) sebagai wadah sekolah alam se-nusantara. Tidak kurang dari 57 sekolah alam bergabung dalam jaringan ini. [7]

Pengembangan Gagasan

Ide besar sekolah alam yang digagas oleh Lendo Novo diterjemahkan oleh beberapa guru-guru awal Sekolah Alam Ciganjur. Guru-guru awal ini membantu Lendo dalam pengembangan konsep sekolah alam. Beberapa dari guru tersebut membentuk konsultan pendidikan yang membantu pengembangan sekolah-sekolah seperti Suhendi, Septriana, dan Muhammad Syafir. Lainnya saat ini masih aktif di sekolah, seperti Yusrianah dan Iman Kurnia di School of Universe serta Cache Hindarsih di Sekolah Alam Indonesia.

Ada pula orang tua siswa yang kemudian terlibat dalam pengembangan konsep akhlak dalam sekolah alam seperti Muhammad Ferous. Selain itu, Cahya Zaelani, salah seorang pegiat kepanduan turut membantu dalam konsep pengembangan sifat kepemimpinan melalui metode outbound.

Alam

Alam pada kata sekolah alam mempunyai dua makna.

  1. Alam; dalam arti pengalaman
  2. Alam; semesta alam, makhluk, dan segala sesuatu yang diciptakan Allah swt

Baik alam sebagai makhluk dan alam sebagai ilmu dan pengalaman berasal dari akar kata yang sama. Sekolah alam percaya bahwa alam dan pengalaman adalah guru terbaik. [8]

Alam dalam arti pengalaman

Pendekatan yang dominan digunakan dalam konsep sekolah alam adalah siswa diajak untuk melalui serangkaian kegiatan (pengamalan dan pengalaman), setelah itu distrukturkan. Hal ini berbeda dengan umumnya pendidikan di Indonesia, di mana siswa mempelajari buku pelajaran dulu, baru kemudian diamalkan.

Maka, pendidikan yang totalitas (total education) menurut sekolah alam akan mampu membawa siswa dalam tahap berikut:

  1. Tambah pengalaman, tambah pengetahuan (ranah IQ)
  2. Tambah pengalaman, tambah tangkas (ranah PQ, physical/power quotient)
  3. Tambah pengalaman, tambah bijak (ranah EI, emotional intelligence)
  4. Tambah pengalaman, tambah iman (ranah SI, spiritual intelligence) [9]

Alam dalam arti semesta alam

Alam semesta memiliki hukum dan konsep tersendiri yang tunduk di bawah kendali-Nya. Misalnya fenomena gravitasi, yang berarti setiap benda yang jatuh pasti menuju ke arah pusat bumi tempat magnet raksasa tersimpan. Sinar matahari yang sesuai dengan kebutuhan semua makhluk hidup. Daur karbon, bitrogen, oksigen, dan air serta fuilditasnya yang bermanfaat bagi kehidupan. Siklus itu terbentuk di bawah kendali Sang Pencipta. [10]

Alam mengajarkan kepada kita untuk menjadi pribadi-pribadi tangguh yang siap menjemput kesuksesan dan kemuliaan dalam hidup. Kejadian di alam memberikan contoh dan hikmah kepada kita bagaimana alam dapat mengilhami lahirnya ilmu pengetahuan. Namun tentu semua hanya dapat dimiliki oleh manusia yang mau berpikir dan belajar bersama alam.[11]

Kurikulum

Konsep kurikulum sekolah alam menurut Lendo adalah:

  1. Pengembangan akhlak, dengan metode 'teladan'
  2. Pengembangan logika, dengan metode action learning 'belajar bersama alam'
  3. Pengembangan sifat kepemimpinan, dengan metode 'outbound training'
  4. Pengembangan mental bisnis, dengan metode magang dan 'belajar dari ahlinya' (learn from maestro)

Lendo menghendaki agar setiap sekolah alam berbasis pada potensi daerah. Sekolah alam di Rembang misalnya, pasti akan ikut melestarikan hutan Rembang dan mengembangkan ukirannya. Sekolah alam di Kalimantan piawai dalam masalah kehutanan. Sekolah alam Cianjur, berbasis pada pertanian beras dan bunga potong. Dan seterusnya.[12] Suhendi mengistilahkannya sebagai in-situ development dan kemudian mengembangkan metode Belajar Bersama Alam agar setiap sekolah alam dapat menggali potensi daerahnya dalam pembelajaran.[13]

Model Pembelajaran

Pembelajaran di sekolah alam banyak dilaksanakan di ruang terbuka, dengan memanfaatkan potensi yang ada di dalam lingkungan sekolah. Hal ini sesuai dengan metode belajar bersama alam. Pada prinsipnya, sekolah alam menggunakan metode patut dalam memilih model pembelajaran. Artinya metode apapun yang sesuai dapat digunakan. Sehingga di sekolah alam yang berbeda kita dapat menemukan model pembelajaran yang berbeda pula.

Sekolah alam juga biasanya adalah sekolah inklusi, artinya sekolah yang menyediakan tempat bagi siswa berkebutuhan khusus. Berprinsip pendidikan bagi semua, sekolah alam percaya bahwa dengan menyatukan antara siswa biasa dan siswa berkebutuhan khusus, masing-masing pihak akan dapat saling belajar. Siswa berkebutuhan khusus akan mendapatkan spektrum normal, sementara siswa biasa akan lebih tumbuh rasa empatinya terhadap sesama.

Kelas

Kebanyakan sekolah alam menggunakan kelas terbuka, tanpa dinding dan jendela. Awalnya, ini dilakukan untuk mengurangi biaya pembangunan infrastruktur sehingga biaya pendidikan lebih terjangkau. Namun kemudian, pembangunan kelas terbuka ini ditujukan agar anak lebih banyak mendapatkan asupan udara segar.

Kelas terbuka ini biasa disebut saung (bahasa Sunda) atau dengan sebutan lain sesuai daerah di mana sekolah itu berada.

Jenjang Pendidikan

Sekolah Alam umumnya adalah sekolah formal, sehingga mengikuti jenjang yang berlaku dalam dunia pendidikan di Indonesia. Walau tidak semua sekolah alam memiliki jenjang pendidikan yang lengkap, sekolah alam telah berdiri pada jenjang:

  1. Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanak (TK)
  2. Sekolah Dasar (SD)
  3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
  4. Sekolah Menengah Atas (SMA)
  5. Perguruan Tinggi

Saat ini hanya beberapa sekolah alam yang memiliki jenjang SMA, yaitu:

  1. School of Universe (SoU), Parung dengan nama Sekolah Menengah (SM). Jenjang SM di SoU diselenggarakan dalam waktu 4 tahun, menggabungkan jenjang SMP dan SMA.
  2. Sekolah Alam Indonesia (SAI) Cipedak dengan nama SAI Bless (Business and Leadership School)
  3. Sekolah Citra Alam Ciganjur

Sedangkan untuk tingkat Perguruan Tinggi, Lendo mendirikan Maestro School of Technopreneurship.

Jaringan Sekolah Alam Nusantara

Lihat Jaringan Sekolah Alam Nusantara

Sekolah-Sekolah Alam di Indonesia

Lihat Jaringan Sekolah Alam Nusantara

Referensi

  1. ^ Suhendi dan Murdiani, Septriana (2011). "Belajar Bersama Alam". Bogor: SoU Publiser
  2. ^ http://www.perspektifbaru.com/wawancara/695
  3. ^ Septriana (2008). Novobiografi. Bogor: SoU Publisher. p.81-83
  4. ^ Septriana (2008). Novobiografi. Bogor: SoU Publisher. p.81-83
  5. ^ Septriana (2008). Novobiografi. Bogor: SoU Publisher. p.87
  6. ^ http://www.sekolahalamindonesia.org/?page_id=1739
  7. ^ https://facebook.com/JaringanSekolahAlamNusantara
  8. ^ Suhendi dan Murdiani, Septriana (2011). "Belajar Bersama Alam". Bogor: SoU Publiser. p.21
  9. ^ Suhendi dan Murdiani, Septriana (2011). "Belajar Bersama Alam". Bogor: SoU Publiser. p.21-23
  10. ^ Suhendi dan Murdiani, Septriana (2011). "Belajar Bersama Alam". Bogor: SoU Publiser. p.34
  11. ^ Suhendi dan Murdiani, Septriana (2011). "Belajar Bersama Alam". Bogor: SoU Publiser. p.48-50
  12. ^ Septriana (2008). Novobiografi. Bogor: SoU Publisher. p.87
  13. ^ Suhendi (2011). Belajar Bersama Alam. Bogor: SoU Publisher.