Lompat ke isi

Rusdi Kirana: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Agama
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Andriana08 (bicara | kontrib)
k merapikan kalimat
Baris 15: Baris 15:
| website =
| website =
}}
}}
'''Rusdi Kirana''' ({{lahirmati||17|8|1963}}) merupakan seorang [[pengusaha]] [[Indonesia]] yang kini menjabat sebagai CEO [[Lion Air]] Group. Di bidang politik, sejak [[12 Januari]] [[2014]], ia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum [[Partai Kebangkitan Bangsa]]<ref>[http://www.tribunnews.com/nasional/2014/01/12/utang-budi-ke-gus-dur-alasan-bos-lion-air-rusdi-kirana-pilih-pkb Artikel:"Utang Budi ke Gus Dur Alasan Bos Lion Air Rusdi Kirana Pilih PKB" di tribunenews.com]</ref>. Pada [[19 Januari]] [[2015]], ia dipilih oleh Presiden [[Joko Widodo]] untuk menjadi anggota [[Dewan Pertimbangan Presiden]]<ref>[http://www.tribunnews.com/nasional/2015/01/19/terima-pinangan-jokowi-rusdi-kirana-siap-mundur-sebagai-waketum-pkb Artikel:"Terima Pinangan Jokowi Rusdi Kirana Siap Mundur Sebagai Waketum PKB" di tribunnews.com]</ref><ref>[http://news.okezone.com/read/2015/01/19/337/1094147/jadi-wantimpres-rusdi-kirana-siap-mundur-dari-pkb Artikel:"Jadi Wantimpres, Rusdi Kirana Siap Mundur dari PKB" di Okezone.com]</ref>. Kini perusahaan konglomerasi miliknya Lion Air Group, menjadi sebuah perusahaan yang membawahi beberapa anak perusahaan seperti Lion Air, [[Wings Air]], [[Batik Air]], [[Malindo Air]] dan [[Thai Lion Air]].
'''Rusdi Kirana''' ({{lahirmati||17|8|1963}}) merupakan seorang [[pengusaha]] [[Indonesia]] yang kini menjabat sebagai CEO [[Lion Air]] Group. Pada [[19 Januari]] [[2015]], ia dipilih oleh Presiden [[Joko Widodo]] untuk menjadi anggota [[Dewan Pertimbangan Presiden]].<ref>[http://www.tribunnews.com/nasional/2015/01/19/terima-pinangan-jokowi-rusdi-kirana-siap-mundur-sebagai-waketum-pkb Artikel:"Terima Pinangan Jokowi Rusdi Kirana Siap Mundur Sebagai Waketum PKB" di tribunnews.com]</ref><ref>[http://news.okezone.com/read/2015/01/19/337/1094147/jadi-wantimpres-rusdi-kirana-siap-mundur-dari-pkb Artikel:"Jadi Wantimpres, Rusdi Kirana Siap Mundur dari PKB" di Okezone.com]</ref> Di bidang politik, sejak [[12 Januari]] [[2014]], ia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum [[Partai Kebangkitan Bangsa]].<ref>[http://www.tribunnews.com/nasional/2014/01/12/utang-budi-ke-gus-dur-alasan-bos-lion-air-rusdi-kirana-pilih-pkb Artikel:"Utang Budi ke Gus Dur Alasan Bos Lion Air Rusdi Kirana Pilih PKB" di tribunenews.com]</ref> Lion Air Group yang dipimpinnya menjadi sebuah perusahaan yang membawahi beberapa anak perusahaan yaitu Lion Air, [[Wings Air]], [[Batik Air]], [[Malindo Air]] dan [[Thai Lion Air]].


== Biografi ==
== Biografi ==
Rusdi memulai bisnis penerbangannya pada Oktober [[1999]]. Dengan modal awal US$10 juta, Rusdi menggagas "revolusi" dalam dunia penerbangan dengan konsep berbiaya murah (low cost carrier). Gebrakannya itu membuat repot sesama perusahaan penerbangan.
Rusdi mengawali bisnis penerbangannya pada [[Oktober]] [[1999]]. Dengan modal awal US$10 juta, dia menggagas "revolusi" dalam dunia penerbangan dengan konsep berbiaya murah (''low cost carrier''). Gebrakannya itu membuat repot sesama perusahaan penerbangan. Hanya dalam tempo enam tahun, Lion memiliki 24 pesawat yang terdiri dari 19 MD80 dan lima pesawat DHC-8-301. Dari sisi jumlah penumpang, Lion meraih 600.000 orang lebih per bulan atau menguasai 40% dari seluruh segmen pasar. Pada [[2004]] Lion Air menempati posisi kedua, setelah [[Garuda Indonesia]], dalam hal jumlah penumpang yang diangkut.


Prestasi ini ternyata belum cukup bagi Rusdi. Ia masih terus mengembangkan sayap-sayap bisnis Lion Air dan berniat menjadi ''market leader'' dalam penerbangan domestik. Maka ia pun terus mempersiapkan mulai infrastruktur, rute penerbangan, hingga penambahan jumlah pesawat.
Dalam waktu singkat, Rusdi mampu membawa Lion Air melesat. Hanya dalam tempo enam tahun, Lion kini memiliki 24 pesawat yang terdiri dari 19 MD80 dan lima pesawat DHC-8-301. Dari sisi jumlah penumpang, Lion bisa meraih 600.000 orang lebih per bulan atau menguasai 40% dari seluruh segmen pasar. Pada 2004 Lion Air menempati posisi kedua, setelah Garuda Indonesia, dalam hal jumlah penumpang yang diangkut.


Untuk infrastruktur, Rusdi bekerjasama dengan pihak [[TNI AU]] dan PT [[Dirgantara Indonesia]], menyewa hanggar di [[Lapangan Udara Husein Sastranegara]], [[Bandung]] guna dijadikan ''Lion maintenance facility'' (LMF). Ia juga membeli simulator pesawat bekas dari [[Skandinavia Air]] untuk melatih para pilotnya. Selain itu, Lion Air melakukan kerjasama dengan TNI AU untuk menjadi pengelola [[Bandara Halim Perdanakusuma]], [[Jakarta]]. Dengan demikian, kemungkinan besar ''base'' dari pesawat-pesawat Lion Air akan beralih ke Bandara Halim Perdanakusumah.
Prestasi ini ternyata belum cukup bagi Rusdi. Ia masih terus mengembangkan sayap-sayap bisnis Lion Air dan berniat menjadi market leader dalam penerbangan domestik. Maka, ia pun terus mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari infrastruktur, rute penerbangan, hingga penambahan jumlah pesawatnya.


Untuk rute penerbangan, saat ini Lion Air telah mendarat di 36 kota besar di [[Indonesia]]. Di jalur internasional, Lion Air juga melayani penerbangan ke [[Singapura]], [[Penang]], [[Kuala Lumpur]], [[Ho Chi Minh]], dan [[Seoul]]. Mereka juga akan mengembangkan jalur ke Asia Tengah dan Asia Timur, seperti ke [[Hong Kong]] dan [[Tiongkok]].
Untuk infrastruktur, Rusdi bekerja sama dengan pihak TNI AU dan PT [[Dirgantara Indonesia]] menyewa hanggar di [[Lapangan Udara Husein Sastranegara]], [[Bandung]], guna dijadikan Lion Maintenance Facility (LMF). Ia juga membeli simulator pesawat bekas dari [[Skandinavia Air]] untuk melatih para pilotnya. Selain itu, Lion Air juga melakukan kerja sama dengan TNI AU untuk menjadi pengelola [[Bandara Halim Perdanakusuma]], [[Jakarta]]. Dengan demikian, kemungkinan besar base dari pesawat-pesawat Lion Air akan beralih ke Halim.

Untuk rute penerbangan, saat ini Lion Air telah mendarat di 36 kota besar di Indonesia. Di jalur internasional, Lion Air juga melayani penerbangan ke [[Singapura]], [[Penang]], [[Kuala Lumpur]], [[Ho Chi Minh]], dan [[Seoul]]. Mereka juga akan mengembangkan jalur ke Asia Tengah dan Asia Timur, seperti ke [[Hong Kong]] dan [[Tiongkok]].


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 11 Maret 2015 16.08

Rusdi Kirana
Berkas:Rusdi Kirana.jpg
CEO Lion Air Group
Mulai menjabat
1999
Informasi pribadi
Lahir17 Agustus 1963 (umur 61)
Indonesia Indonesia
Alma materUniversitas Pancasila
Fakultas Ekonomi
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Rusdi Kirana (lahir 17 Agustus 1963) merupakan seorang pengusaha Indonesia yang kini menjabat sebagai CEO Lion Air Group. Pada 19 Januari 2015, ia dipilih oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden.[1][2] Di bidang politik, sejak 12 Januari 2014, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa.[3] Lion Air Group yang dipimpinnya menjadi sebuah perusahaan yang membawahi beberapa anak perusahaan yaitu Lion Air, Wings Air, Batik Air, Malindo Air dan Thai Lion Air.

Biografi

Rusdi mengawali bisnis penerbangannya pada Oktober 1999. Dengan modal awal US$10 juta, dia menggagas "revolusi" dalam dunia penerbangan dengan konsep berbiaya murah (low cost carrier). Gebrakannya itu membuat repot sesama perusahaan penerbangan. Hanya dalam tempo enam tahun, Lion memiliki 24 pesawat yang terdiri dari 19 MD80 dan lima pesawat DHC-8-301. Dari sisi jumlah penumpang, Lion meraih 600.000 orang lebih per bulan atau menguasai 40% dari seluruh segmen pasar. Pada 2004 Lion Air menempati posisi kedua, setelah Garuda Indonesia, dalam hal jumlah penumpang yang diangkut.

Prestasi ini ternyata belum cukup bagi Rusdi. Ia masih terus mengembangkan sayap-sayap bisnis Lion Air dan berniat menjadi market leader dalam penerbangan domestik. Maka ia pun terus mempersiapkan mulai infrastruktur, rute penerbangan, hingga penambahan jumlah pesawat.

Untuk infrastruktur, Rusdi bekerjasama dengan pihak TNI AU dan PT Dirgantara Indonesia, menyewa hanggar di Lapangan Udara Husein Sastranegara, Bandung guna dijadikan Lion maintenance facility (LMF). Ia juga membeli simulator pesawat bekas dari Skandinavia Air untuk melatih para pilotnya. Selain itu, Lion Air melakukan kerjasama dengan TNI AU untuk menjadi pengelola Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Dengan demikian, kemungkinan besar base dari pesawat-pesawat Lion Air akan beralih ke Bandara Halim Perdanakusumah.

Untuk rute penerbangan, saat ini Lion Air telah mendarat di 36 kota besar di Indonesia. Di jalur internasional, Lion Air juga melayani penerbangan ke Singapura, Penang, Kuala Lumpur, Ho Chi Minh, dan Seoul. Mereka juga akan mengembangkan jalur ke Asia Tengah dan Asia Timur, seperti ke Hong Kong dan Tiongkok.

Referensi

Pranala luar