Mohammad Syafii: Perbedaan antara revisi
Ular rihik (bicara | kontrib) |
Ular rihik (bicara | kontrib) |
||
Baris 55: | Baris 55: | ||
== Kasus Menonjol yang Ditangani == |
== Kasus Menonjol yang Ditangani == |
||
* Pembunuhan hakim agung Safiudin Kartasasmita, Jakarta (2001) |
|||
* Bom Bali II (2005) |
* Bom Bali II (2005) |
||
Revisi per 12 Maret 2015 03.25
Mohammad Syafii | |
---|---|
Kepala Densus 88 | |
Mulai menjabat Oktober 2010 | |
Pengganti Petahana | |
Wakil Kepala Densus 88 | |
Masa jabatan 2009 – Oktober 2010 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 0 Mei 1962 |
Sunting kotak info • L • B |
Brigjen. Pol. Drs. H. Mohammad Syafii, S.H. (lahir Mei 1962) adalah seorang perwira tinggi Polri yang sejak Oktober 2010 mengemban amanat sebagai Kadensus 88 Antiteror Bareskrim Polri pengganti Brigjen. Pol. Tito Karnavian.
Syafii, lulusan Akpol 1988 ini berpengalaman dalam bidang reserse. Jabatan terakhir jenderal bintang satu ini adalah Wakil Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror Badan Reserse Kriminal Polri.
Syafii termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005[1]. Ia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, Idham Azis, serta Rycko Amelza Dahniel, dkk.
Karier
Penangkapan Tommy Soeharto
Karier Syafei dalam kepolisian cepat melesat berkat prestasi yang dicapainya. Tahun 2001, Syafii yang merupakan anggota Tim Kobra dan perwira lainnya berhasil menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, putra (mantan) Presiden Soeharto. Berkat sukses menangkap Tommy, Syafei termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa[2].
Penangkapan Imam Samudra
Syafei juga termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Ditserse Polda Metro Jaya, yang menangkap teroris Imam Samudra di Pelabuhan Merak, Banten, 21 November 2002.
Penangkapan Dr Azhari
Syafei pula termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Polda Metro Jaya, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005[3].
Riwayat Jabatan
- Kasatserse Antiteror dan Bom Ditserse Polda Metro Jaya
- Kanit V Dit I/Kamtranas Bareskrim Polri
- Kapolres Metro Tangerang Kota
- Wakadensus 88/Anti Teror Polri (2009)
- Kadensus 88/Anti Teror Polri (2010)
Kasus Menonjol yang Ditangani
- Pembunuhan hakim agung Safiudin Kartasasmita, Jakarta (2001)
- Bom Bali II (2005)
Catatan kaki
Jabatan kepolisian | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Brigjen. Pol. Mohammad Syafii |
Kepala Detasemen Khusus 88 Kepolisian Negara Republik Indonesia 2010 – sekarang |
Diteruskan oleh: pertahana |