Lompat ke isi

Potong Pantan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Fariszal (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Fariszal (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:565600446.jpg]]


'''Potong Pantan''' merupakan salah satu [[upacara]] [[adat]] yang dilaksanakan oleh masyarakat suku [[dayak]] ngaju di Provinsi [[Kalimantan Tengah]], khususnya di Kabupaten [[Kapuas]].upacara ini dilakukan untuk menyambut tamu <ref> {{cite web | url = http://www.republika.co.id/indeks/hot_topic/upacara%20potong%20pantan| title = republika online | date = 13 november 2013| accessdate = 16 maret 2015}} </ref> <ref>{{cite web | url = http://www.kaltengpos.web.id/berita/detail/16359/dubes-amerika-disambut-potong-pantan.html| title = kaltengpos| date = 5 pebruari 2015| accessdate = 16maret 2015}}</ref>.upacara ini telah dilakukan sejak nenek moyang mereka dan diwariskan secara turun temurun hingga generasi saat ini<ref name = adat>{{cite web| url = http://koran-jakarta.com/?pg=instagram_detail&berita_id=5644|title = koran jakarta| language = Indonesia|date= 12 pebruari 2014 |accessdate = 16 maret 2015}} </ref>.
'''Potong Pantan''' merupakan salah satu [[upacara]] [[adat]] yang dilaksanakan oleh masyarakat suku [[dayak]] ngaju di Provinsi [[Kalimantan Tengah]], khususnya di Kabupaten [[Kapuas]].upacara ini dilakukan untuk menyambut tamu <ref> {{cite web | url = http://www.republika.co.id/indeks/hot_topic/upacara%20potong%20pantan| title = republika online | date = 13 november 2013| accessdate = 16 maret 2015}} </ref> <ref>{{cite web | url = http://www.kaltengpos.web.id/berita/detail/16359/dubes-amerika-disambut-potong-pantan.html| title = kaltengpos| date = 5 pebruari 2015| accessdate = 16maret 2015}}</ref>.upacara ini telah dilakukan sejak nenek moyang mereka dan diwariskan secara turun temurun hingga generasi saat ini<ref name = adat>{{cite web| url = http://koran-jakarta.com/?pg=instagram_detail&berita_id=5644|title = koran jakarta| language = Indonesia|date= 12 pebruari 2014 |accessdate = 16 maret 2015}} </ref>.
Dalam upacara ini, seluruh tamu yang datang akan di minta untuk memotong batang [[bambu]] hijau yang di pasang melintang di pintu masuk dengan menggunakan sebilah pedang [[Mandau]]. musik tradisional dan nyanyian menggunakan "bahasa sangian" mengiringi jalanya upacara<ref name = adat>{{cite web| url = http://koran-jakarta.com/?pg=instagram_detail&berita_id=5644|title = koran jakarta| language = Indonesia|date= 12 pebruari 2014 |accessdate = 16 maret 2015}} </ref>.Semboyan “Tamu adalah Raja” masih berlaku bagi masyarakat di tempat ini. Mereka akan menyambut kedatangan para tamu dengan meriah. Seluruh penduduk desa dari ketua adat hingga anak-anak ikut menyambut dengan ritual adat yang mereka sebut potong pantan. Dalam menyambut tamu, mereka juga memotong hewan korban sebagai bentuk penghormatan bagi arwah nenek moyang. Ritual ini dipimpin oleh seorang pemuka agama yang diiringi doa menggunakan Bahasa Sangian. [[Upacara]] yang sama juga dilakukan saat para tamu hendak meninggalkan tempat tersebut. Olesan [[minyak]] [[kelapa]] dan taburan bubuk putih di pipi dipercaya mampu melindungi tamu dari ganguan roh jahat dalam perjalanan pulang<ref>{{cite web|url=http://www.wiwinkatingan.com/tahukah-anda/68-suku-dayak-katingan.html|title = wiwinkatingan.com}}</ref>.
Dalam upacara ini, seluruh tamu yang datang akan di minta untuk memotong batang [[bambu]] hijau yang di pasang melintang di pintu masuk dengan menggunakan sebilah pedang [[Mandau]]. musik tradisional dan nyanyian menggunakan "bahasa sangian" mengiringi jalanya upacara<ref name = adat>{{cite web| url = http://koran-jakarta.com/?pg=instagram_detail&berita_id=5644|title = koran jakarta| language = Indonesia|date= 12 pebruari 2014 |accessdate = 16 maret 2015}} </ref>.Semboyan “Tamu adalah Raja” masih berlaku bagi masyarakat di tempat ini. Mereka akan menyambut kedatangan para tamu dengan meriah. Seluruh penduduk desa dari ketua adat hingga anak-anak ikut menyambut dengan ritual adat yang mereka sebut potong pantan. Dalam menyambut tamu, mereka juga memotong hewan korban sebagai bentuk penghormatan bagi arwah nenek moyang. Ritual ini dipimpin oleh seorang pemuka agama yang diiringi doa menggunakan Bahasa Sangian. [[Upacara]] yang sama juga dilakukan saat para tamu hendak meninggalkan tempat tersebut. Olesan [[minyak]] [[kelapa]] dan taburan bubuk putih di pipi dipercaya mampu melindungi tamu dari ganguan roh jahat dalam perjalanan pulang<ref>{{cite web|url=http://www.wiwinkatingan.com/tahukah-anda/68-suku-dayak-katingan.html|title = wiwinkatingan.com}}</ref>.
Baris 21: Baris 24:
[[Kategori:Adat Dayak]]
[[Kategori:Adat Dayak]]
[[Kategori:Upacara Adat]]
[[Kategori:Upacara Adat]]

{{Templat: Pengguna Lomba Konten Kalimantan}}
[[enuser: Fariszal

Revisi per 26 Maret 2015 16.11

Berkas:565600446.jpg


Potong Pantan merupakan salah satu upacara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat suku dayak ngaju di Provinsi Kalimantan Tengah, khususnya di Kabupaten Kapuas.upacara ini dilakukan untuk menyambut tamu [1] [2].upacara ini telah dilakukan sejak nenek moyang mereka dan diwariskan secara turun temurun hingga generasi saat ini[3]. Dalam upacara ini, seluruh tamu yang datang akan di minta untuk memotong batang bambu hijau yang di pasang melintang di pintu masuk dengan menggunakan sebilah pedang Mandau. musik tradisional dan nyanyian menggunakan "bahasa sangian" mengiringi jalanya upacara[3].Semboyan “Tamu adalah Raja” masih berlaku bagi masyarakat di tempat ini. Mereka akan menyambut kedatangan para tamu dengan meriah. Seluruh penduduk desa dari ketua adat hingga anak-anak ikut menyambut dengan ritual adat yang mereka sebut potong pantan. Dalam menyambut tamu, mereka juga memotong hewan korban sebagai bentuk penghormatan bagi arwah nenek moyang. Ritual ini dipimpin oleh seorang pemuka agama yang diiringi doa menggunakan Bahasa Sangian. Upacara yang sama juga dilakukan saat para tamu hendak meninggalkan tempat tersebut. Olesan minyak kelapa dan taburan bubuk putih di pipi dipercaya mampu melindungi tamu dari ganguan roh jahat dalam perjalanan pulang[4].

Kepercayaan

upacara ini dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang buruk bagi penduduk setempat maupun para tamu. kepercayaan adat setempat, apabila kayu tersebut dipotong tanpa halangan, berarti tamu tersebut dapat diterima dan dilancarkan jalanya saat berkunjung kesana. begitupun sebaliknya, apaabila tidak berhasil dipotong secara lancar, maka patut dipertanyakan perihal maksud kedatangan mereka ke tanah suku dayak tersebut.[3].[5]. setelah bambu terpotong, semua orang akan berteriak bertepuk tangan. mereka bergembira lantaran rintangan telah berhasil dilalui. iringan tetabuhan musik pun kian keras, menandakan puncak tradisi potong pantan. setelah potong bambu telah lewat, penduduk lalu mengoleskan bubuk putih pipi atau minyak kelapa di ubun-ubun para tamu.[3]. setelah itu di teruskan dengan tarian potong pantan[6].

Jenis-Jenis

Berdasarkan sejarah, ternyata penghalang yang digunakan dalam tradisi potong pantan ini memiliki kegunaan dan peruntukannya masing-masing yaitu:

  • Pantan haur (bambu) digunakan untuk penyambutan bagi orang yang baru pulang dari medan perang dengan membawa kemenangan dan pantan jenisnya menggunakan haur kuning (bambu kuning).
  • Pantan balanga (tajaw) akan digunakan pada saat mengadakan acara perkawinan adat, sebagai simbol kebangsawanan atau status sosial.
  • Pantan garantung (gong) tujuannya sama dengan balanga (tajaw).
  • Pantan bawi yaitu menggunakan para gadis remaja, biasanya dilakukan pada waktu pesta perkawianan.
  • Pantan bahalai (kain panjang) digunakan untuk para tamu pejabat, orang terhormat status perempuan yang sulit menggunakan Mandau.
  • Pantan tewu (tebu) digunakan pada acara kegiatan bergotong royong saat-saat panen atau mengerjakan ladang

Referensi

  1. ^ "republika online". 13 november 2013. Diakses tanggal 16 maret 2015. 
  2. ^ "kaltengpos". 5 pebruari 2015. Diakses tanggal 16maret 2015. 
  3. ^ a b c d "koran jakarta" (dalam bahasa Indonesia). 12 pebruari 2014. Diakses tanggal 16 maret 2015. 
  4. ^ "wiwinkatingan.com". 
  5. ^ "antaranews". 13 november 2013. Diakses tanggal 16 maret 2015. 
  6. ^ "ayo menari.com". 11 februari 2014. Diakses tanggal 16 maret 2015. 
Logo Konten Wikipedia untuk Kalimantan"Pengguna ini adalah peserta kompetisi menulis Konten Wikipedia untuk Kalimantan

[[enuser: Fariszal