Lompat ke isi

Tumbuhan paku: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 48: Baris 48:




==Paku-pakuan==
{{Taxobox
{{Taxobox
| color = lightgreen
| color = lightgreen
Baris 68: Baris 69:
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui sekitar 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di [[Indonesia]]), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas, mungkin mengikuti perilaku moyangnya di zaman Karbon, yang juga dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku karena merajai hutan-hutan di bumi. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini ditambang orang sebagai [[batu bara]].
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui sekitar 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di [[Indonesia]]), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas, mungkin mengikuti perilaku moyangnya di zaman Karbon, yang juga dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku karena merajai hutan-hutan di bumi. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini ditambang orang sebagai [[batu bara]].


==Morfologi==
===Morfologi===
Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa [[pohon]] ([[paku pohon]], biasanya tidak bercabang), [[epifit]], mengapung di air, [[hidrofit]], tetapi biasanya berupa [[terna]] dengan [[rizoma]] yang menjalar di [[tanah]] atau [[humus]] dan [[ental]] ([[bahasa Inggris]] ''frond'') yang menyangga [[daun]] dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku. Daun pakis hampir selalu [[daun majemuk]]. Sering dijumpai tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan yang lain.
Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa [[pohon]] ([[paku pohon]], biasanya tidak bercabang), [[epifit]], mengapung di air, [[hidrofit]], tetapi biasanya berupa [[terna]] dengan [[rizoma]] yang menjalar di [[tanah]] atau [[humus]] dan [[ental]] ([[bahasa Inggris]] ''frond'') yang menyangga [[daun]] dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku. Daun pakis hampir selalu [[daun majemuk]]. Sering dijumpai tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan yang lain.


==Daur hidup (metagenesis)==
===Daur hidup (metagenesis)===
[[Gambar:Prothallium.PNG|thumb|right|Protalium (panah merah) dengan tumbuhan paku muda]]
[[Gambar:Prothallium.PNG|thumb|right|Protalium (panah merah) dengan tumbuhan paku muda]]
Daur hidup tumbuhan paku mengenal [[pergiliran keturunan]], yang terdiri dari dua fase utama:[[gametofit]] dan [[sporofit]]. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase [[sporofit]] karena menghasilkan [[spora]]. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan '''protalus''' (''prothallus'') atau '''protalium''' (''prothallium''), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki [[rizoid]] sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang '''anteridium''' (''antheridium'', organ penghasil ''spermatozoid'' atau sel kelamin jantan) dan '''arkegonium''' (''archegonium'', organ penghasil ''ovum'' atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi [[zigot]], yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.
Daur hidup tumbuhan paku mengenal [[pergiliran keturunan]], yang terdiri dari dua fase utama:[[gametofit]] dan [[sporofit]]. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase [[sporofit]] karena menghasilkan [[spora]]. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan '''protalus''' (''prothallus'') atau '''protalium''' (''prothallium''), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki [[rizoid]] sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang '''anteridium''' (''antheridium'', organ penghasil ''spermatozoid'' atau sel kelamin jantan) dan '''arkegonium''' (''archegonium'', organ penghasil ''ovum'' atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi [[zigot]], yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.
Baris 77: Baris 78:
[[Tumbuhan berbiji]] ('''Spermatophyta''') juga memiliki daur seperti ini tetapi telah berevolusi lebih jauh sehingga tahap gametofit tidak mandiri. Spora yang dihasilkan langsung tumbuh menjadi [[benang sari]] atau [[kantung embrio]].
[[Tumbuhan berbiji]] ('''Spermatophyta''') juga memiliki daur seperti ini tetapi telah berevolusi lebih jauh sehingga tahap gametofit tidak mandiri. Spora yang dihasilkan langsung tumbuh menjadi [[benang sari]] atau [[kantung embrio]].


==Catatan tentang klasifikasi==
===Catatan tentang klasifikasi===
Dahulu [[Pteridophyta]] mencakup semua kormofita berspora, kecuali [[lumut hati]], [[lumut tanduk]], dan [[tumbuhan lumut]]. Selain pakis ([[classis|kelas]] Filicinae), termasuk di dalamnya [[paku ekor kuda]] (Equisetinae), [[rane]] dan [[paku kawat]] (Lycopodiinae), [[Psilotum]] (Psilotinae), serta [[Isoetes]] (Isoetinae). Pengujian secara [[biologi molekular|molekular]] menunjukkan bahwa ternyata semua berkerabat jauh sehingga tiap kelompok layak ditempatkan pada tingkat divisio.
Dahulu [[Pteridophyta]] mencakup semua kormofita berspora, kecuali [[lumut hati]], [[lumut tanduk]], dan [[tumbuhan lumut]]. Selain pakis ([[classis|kelas]] Filicinae), termasuk di dalamnya [[paku ekor kuda]] (Equisetinae), [[rane]] dan [[paku kawat]] (Lycopodiinae), [[Psilotum]] (Psilotinae), serta [[Isoetes]] (Isoetinae). Pengujian secara [[biologi molekular|molekular]] menunjukkan bahwa ternyata semua berkerabat jauh sehingga tiap kelompok layak ditempatkan pada tingkat divisio.

Revisi per 20 Agustus 2007 03.11

Klasifikasi Ilmiah

Klasifikasi ilmiah menunjuk ke bagaimana ahli biologi mengelompokkan dan mengkategorikan spesies dari organisme yang punah maupun yang hidup. Klasifikasi modern berakar pada sistem Carolus Linnaeus, yang mengelompokkan spesies menurut sifat fisik yang dimiliki bersama. Pengelompokan ini sudah direvisi sejak Linnaeus untuk menjaga konsistensi dengan asas sifat umum yang diturunkan dari Darwin.

Tatanama Linnaeus

Sumbangan utama Linnaeus bagi ilmu taksonomi ialah pembuatan konvensi penamaan organisme hidup yang diterima secara universal dalam dunia ilmiah—karya Linnaeus tersebut menjadi titik awal tatanama biologi. Selain itu, Linnaeus mengembangkan, selama pengembangan besar pengetahuan sejarah alam pada abad ke-18, hal yang sekarang disebut sebagai taksonomi Linnaeus, yaitu sistem klasifikasi ilmiah yang kini digunakan secara luas dalam biologi.

Taksonomi Linnaeus adalah suatu sistem klasifikasi ilmiah yang mengelompokkan organisme ke dalam suatu hirarki. Sistem ini dirintis pada abad ke-18 oleh Carolus Linnaeus, seorang ilmuwan Swedia, terutama melalui dua bukunya Systema Naturae dan Species Plantarum. Menurut sistem ini, klasifikasi diawali dengan tiga kerajaan besar, yang selanjutnya dibagi lagi menjadi kelas dan ordo. Ordo kemudian dibagi lagi menjadi genus dan selanjutnya spesies.

Kerajaan

Dalam biologi, yang dimaksud dengan Kerajaan atau Regnum (Inggris: kingdom) adalah tingkatan paling atas, atau hampir paling atas, dari klasifikasi ilmiah makhluk hidup. Pada awalnya, hanya ada dua kerajaan: Animalia untuk hewan dan Vegetabilia atau Plantae untuk tumbuhan. Para ahli pada mulanya juga memasukkan mineral ke dalam kerajaan Mineralia. Setiap kerajaan dibagi ke dalam kelas yang dikelompokkan ke dalam filum (pada hewan) atau divisi (pada tumbuhan). Belakangan ini, berbagai kerajaan baru telah dibentuk dan sistem apa yang digunakan belum disepakati.

Ketika makhluk hidup bersel satu ditemukan, temuan baru ini dipecah ke dalam dua kerajaan: yang dapat bergerak ke dalam filum Protozoa, sementara alga dan bakteri ke dalam divisi Thallophyta atau Protophyta. Namun ada beberapa makhluk yang dimasukkan ke dalam filum dan divisi, seperti alga yang dapat bergerak, Euglena, dan jamur lendir yang mirip amuba. Karena adanya kebingungan ini, Ernst Haeckel menyarankan adanya kerajaan ketiga, yaitu Protista untuk menampung makhluk hidup yang tidak memiliki ciri klasifikasi yang jelas. Kerajaan ketiga in baru populer belakangan ini (kadang dengan sebutan Protoctista).

Dalam biologi, divisio atau divisi adalah istilah yang sama dengan filum. Divisio dipakai dalam taksonomi untuk kerajaan tumbuhan dan fungi. Terdapat beberapa versi divisio tumbuhan, namun versi-versi ini umumnya sepakat pada sebagian besar pembagian. Divisio-divisio tersebut adalah

Superdivisio Bryophyta

Superdivisio Pteridophyta

Superdivisio Tumbuhan berbiji (Spermatophyta)

Tumbuhan berbunga pada zaman ini mendominasi dunia tanaman (80% dari seluruh tanaman berpembuluh atau tracheophyta).

Kelas

Kelas atau Classis adalah suatu tingkat atau takson dalam klasifikasi ilmiah hewan dan tumbuhan dalam biologi. Tingkat ini berada di bawah filum dan di atas ordo. Contohnya, mamalia adalah kelas untuk anjing, di mana filumnya adalah chordata (hewan dengan tulang belakang) dan familianya adalah karnivora (hewan pemakan daging).

Ordo

Ordo atau bangsa (Bahasa Latin: ordo, jamak ordines) adalah suatu tingkat atau takson antara kelas dan familia. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh ahli botani Jerman Augustus Quirinus Rivinus dalam klasifikasi tumbuhannya. Carolus Linnaeus merupakan orang pertama yang secara konsisten menerapkannya dalam klasifikasi tiga kerajaan besar: mineral, hewan, dan tumbuhan dalam bukunya Systema Naturae (1735)

Genus

Dalam biologi, genus atau marga adalah salah satu bentuk pengelompokan dalam klasifikasi makhluk hidup. Anggota-anggota genus memiliki kesamaan morfologi dan kekerabatan yang dekat. Dalam sistem tatanama binomial, nama suatu spesies makhluk hidup terdiri atas dua kata: nama genusnya (diawali dengan huruf kapital) dan nama penunjuk spesiesnya. Misalnya, Homo sapiens, nama ilmiah untuk spesies manusia modern, menandakan bahwa manusia modern tergolong ke dalam genus Homo.

Spesies

Spesies adalah konsep taksonomi yang dipakai dalam Biologi untuk menunjuk pada populasi organisme yang sejenis atau serupa dalam beberapa hal yang penting. Biasanya, organisme-organisme tersebut dapat saling berkembang biak.


Paku-pakuan

Paku-pakuan(Pteridophyta)
Polystichum setiferum
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Pteridophyta
Kelas

Marattiopsida
Osmundopsida
Gleicheniopsida
Pteridopsida

Tumbuhan paku-pakuan (atau disingkat tumbuhan paku, dikenal pula sebagai pakis), Pteridophyta (sinonim Filicophyta), merupakan satu divisio tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini masih menggunakan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi.

Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui sekitar 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas, mungkin mengikuti perilaku moyangnya di zaman Karbon, yang juga dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku karena merajai hutan-hutan di bumi. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini ditambang orang sebagai batu bara.

Morfologi

Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau humus dan ental (bahasa Inggris frond) yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku. Daun pakis hampir selalu daun majemuk. Sering dijumpai tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan yang lain.

Daur hidup (metagenesis)

Berkas:Prothallium.PNG
Protalium (panah merah) dengan tumbuhan paku muda

Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.

Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) juga memiliki daur seperti ini tetapi telah berevolusi lebih jauh sehingga tahap gametofit tidak mandiri. Spora yang dihasilkan langsung tumbuh menjadi benang sari atau kantung embrio.

Catatan tentang klasifikasi

Dahulu Pteridophyta mencakup semua kormofita berspora, kecuali lumut hati, lumut tanduk, dan tumbuhan lumut. Selain pakis (kelas Filicinae), termasuk di dalamnya paku ekor kuda (Equisetinae), rane dan paku kawat (Lycopodiinae), Psilotum (Psilotinae), serta Isoetes (Isoetinae). Pengujian secara molekular menunjukkan bahwa ternyata semua berkerabat jauh sehingga tiap kelompok layak ditempatkan pada tingkat divisio.