Lompat ke isi

Rateka Winner Lee: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Titui (bicara | kontrib)
menambahkan foto
Titui (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 3: Baris 3:
</ref> pada akhir tahun 2014. Berbagai teror dan kecaman sempat ia terima<ref name=":2">''[http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2014/12/18/35429/rateka-mengaku-diteror-setelah-buat-video-ungkap-kristenisasi-di-car-free-day.html#.VSI22fmUeSo Rateka Mengaku Diteror Setelah Buat Video Ungkap Kristenisasi di Car Free Day] - ''Hidayatullah.com, diakses 6 April 2015.
</ref> pada akhir tahun 2014. Berbagai teror dan kecaman sempat ia terima<ref name=":2">''[http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2014/12/18/35429/rateka-mengaku-diteror-setelah-buat-video-ungkap-kristenisasi-di-car-free-day.html#.VSI22fmUeSo Rateka Mengaku Diteror Setelah Buat Video Ungkap Kristenisasi di Car Free Day] - ''Hidayatullah.com, diakses 6 April 2015.
</ref> meski tak sedikit pula yang memuji keberaniannya, termasuk [[Jonru]].<ref>''[https://www.facebook.com/jonru.page/posts/10152854086244729 Kutipan Status Facebook Jonru]'' - Facebook.com, diakses 6 April 2015.</ref>
</ref> meski tak sedikit pula yang memuji keberaniannya, termasuk [[Jonru]].<ref>''[https://www.facebook.com/jonru.page/posts/10152854086244729 Kutipan Status Facebook Jonru]'' - Facebook.com, diakses 6 April 2015.</ref>

[[Berkas:Rateka Winner Lee.jpg|thumb]]


[[Berkas:Rateka Winner Lee|jmpl|ka|Salah satu foto yang beredar di dunia maya mengecam video karya Rateka Winner Lee.]]
[[Berkas:Rateka Winner Lee|jmpl|ka|Salah satu foto yang beredar di dunia maya mengecam video karya Rateka Winner Lee.]]

Revisi per 6 April 2015 10.33

Rateka Winner Lee (lahir di Surabaya31 Januari 1987; umur 28 tahun) adalah seorang jurnalis yang dikenal setelah video "Spesial: Kristenisasi Terselubung di Car Free Day Jakarta"[1] yang ia tayangkan di kanal YouTube rtkChannel HD[2] meledak dan menghebohkan dunia maya[3][4] pada akhir tahun 2014. Berbagai teror dan kecaman sempat ia terima[5] meski tak sedikit pula yang memuji keberaniannya, termasuk Jonru.[6]

Berkas:Rateka Winner Lee.jpg
Berkas:Rateka Winner Lee
Salah satu foto yang beredar di dunia maya mengecam video karya Rateka Winner Lee.

Kehidupan pribadi

Rateka merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya, Yacob TS Lee berasal dari Palembang dan merupakan keturunan Tiongkok penganut Buddha sebelum akhirnya menikah dengan Enis Yuniarsih dan menjadi mualaf.[7] Pendidikan dasarnya dihabiskan di sekolah Katolik seperti Tarakanita dan Strada sampai SMP, hingga akhirnya masuk ke SMA Negeri dan kuliah di Jurusan Film dan Televisi (FFTV) Institut Kesenian Jakarta (IKJ)[8] selama dua tahun. Ia tidak menyelesaikan studi Film-nya karena merasa tidak cocok dengan lingkungan kampus.[7]

Pendidikan

  • SD Tarakanita 3, Jakarta
  • SD Strada Slamet Riyadi 1 (Pagi), Tangerang
  • SMA Negeri 5 Tangerang
  • Fakultas Film dan Televisi (FFTV) Institut Kesenian Jakarta

Kontroversi

Nama Rateka mulai dikenal publik saat ia membuat dan memublikasikan video tentang kegiatan Kristenisasi terselubung di Hari Bebas Kendaraan Bermotor (Car Free Day) Jakarta, pada tanggal 2 November 2014. Kebanyakan pemirsa menganggap bahwa itu memang merupakan penyebaran agama dengan cara terselubung, namun banyak juga yang tidak sependapat dan menganggap video itu sebagai akal-akalan dan cara yang digunakan Rateka untuk mengangkat pamor kanalnya dan mendapatkan uang dari Google. Berbagai pihak angkat bicara mengenai kasus video ini, mulai dari Felix Siauw [9][10], Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas,[11] Wakil Sekretaris Komisi Hukum dan Perundang-undangan Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia H. M. Luthfie Hakim, S.H., M.H.,[12] hingga Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.[13][14]

Cerita (dalam video) berawal ketika Rateka menunjukkan sejumlah barang yang diperoleh dari pengunjung CFD. Barang-barang tersebut meliputi kalung bergambar merpati, biskuit, permen, pin bertuliskan "I'm Saved" (Saya terselamatkan) dan sejumlah barang lain. Menurut Rateka, barang-barang itu disebarkan oleh sukarelawan sebuah komunitas yang mengedepankan semangat kebangsaan. Setelah itu, Rateka melakukan perjalanan dan menyambangi sejumlah orang, baik itu anak-anak, dewasa hingga manula, yang baru memperoleh barang-barang dari komunitas tersebut. Semisal, empat orang bocah bersepeda yang diberi kalung bergambar merpati dan syal. Bocah-bocah itu mengaku tidak mengerti maksud simbol tersebut. Pun dengan seorang remaja tanggung beserta rekannya yang berjilbab. Keduanya pun tak memahami makna kalung tersebut. 

Dalam bagian lain video, diperlihatkan seorang sukarelawan meminta para bocah membawa puisi berjudul Indonesia negeri pujaan. Dari beberapa bocah, hanya satu orang yang membaca puisi dengan lantang. Sukses membacakan puisi tersebut, seorang pria yang mengaku sukarelawan memberikan susu. Namun ketika ditanya apakah kegiatan semacam ini terkait dengan upaya Kristenisasi, salah satu sukarelawan pun menyangkalnya. Setelah itu, reportase dilanjutkan dengan pengambilan gambar remaja-remaja yang diberikan kalung bergambar merpati maupun barang-barang lain. Pengambilan gambar dilakukan pula terhadap remaja-remaja yang diberikan biskuit dan permen. Menjelang 2/3 reportase atau menit ke-14 pada video, Rateka menangkap sebuah momen yang menjadi penegas bahwa Kristenisasi tengah berjalan.[15] Momen tersebut adalah upaya misionaris berusia paruh baya yang tengah meyakinkan seorang ibu tua renta berjilbab perihal kebenaran Yesus.[16] Belakangan diketahui bahwa ibu tua renta tersebut adalah seorang pengemis yang melintas.[5]

Sebenarnya tak hanya Rateka yang menyadari kegiatan tersebut. Penggiat HBKB yang mengunjungi Monumen Nasional atau Gelanggang Olah raga Bung Karno juga banyak yang menemukan hal serupa, karena memang di kedua titik tersebutlah kegiatan ini berpusat. Sepanjang jalan Sudirman-Thamrin yang menghubungkan keduanya tersebar ratusan sukarelawan yang membagikan bermacam cinderamata tersebut.[17][18] Namun uniknya, media umum nasional yang memuat berita mengenai aksi Kristenisasi besar-besaran ini hanya Republika. Padahal kejadiannya di jantung kota Jakarta dan bahkan Presiden Jokowi juga ikut diajak berdoa saat ikut kegiatan Car Free Day dari Istana Merdeka ke Bundaran Hotel Indonesia dan kembali ke Istana. Berita ini sebenarnya sempat dimuat salah satu media umum nasional dengan tajuk, Pemuda Membuat Aksi Doakan Indonesia. Namun saat tulisan ini dibuat, tulisan tersebut sayangnya sudah tidak dapat ditemukan.

Ancaman Oknum Keluarga Pendiri Perkumpulan Strada

Melalui kanalnya, Rateka juga memublikasikan video tentang ancaman yang diterimanya via surat elektronik (surel atau email) tertanggal 8 Februari 2015 dari seseorang yang mengaku merupakan keluarga pendiri Perkumpulan Strada. Di dalam surat itu, pengirim yang enggan memperkenalkan diri tersebut memastikan akan memperkarakan Rateka yang di dalam video laporan Kristenisasi "mengaku" (pernah) bersekolah di Strada[1] (menit 06:46) ke ranah hukum. Sayangnya, pengancam tidak mempelajari terlebih dahulu latar pendidikan Rateka sehingga ia harus lari bersembunyi, bahkan hingga menutup laman bisnisnya sendiri setelah mereka beberapa kali berkirim balas surel.[19]

Referensi & Pranala Luar

  1. ^ a b Video "Spesial: Kristenisasi Terselubung di Car Free Day Jakarta" di YouTube
  2. ^ Kanal rtkChannel HD di YouTube
  3. ^ Video Kristenisasi Terselubung di CFD Bikin Heboh Dunia Maya - Republika Online, diakses 6 April 2015
  4. ^ Gegerkan FB, Ini Video Kristenisasi Terselubung di CFD Jakarta - Pekanbaru.co, diakses 6 April 2015.
  5. ^ a b Rateka Mengaku Diteror Setelah Buat Video Ungkap Kristenisasi di Car Free Day - Hidayatullah.com, diakses 6 April 2015.
  6. ^ Kutipan Status Facebook Jonru - Facebook.com, diakses 6 April 2015.
  7. ^ a b Tak Perlu Alim untuk Peduli Agama - Harian Republika, edisi Kamis 4 Desember 2014
  8. ^ Ini Profil Sang Pembuat Video Reportase Kristenisasi - Republika Online, diakses 6 April 2015.
  9. ^ Soal Pemurtadan, ini yang Paling Berbahaya Menurut Felix Siauw - Republika Online, diakses 6 April 2015
  10. ^ Kristenisasi di Car Free Day, Felix Siauw: Kaum Kafir Memalingkan Kita dari Kebenaran Secara Sistematis - Kiblat.id, diakses 6 April 2015.
  11. ^ Kristenisasi di Tempat Publik Langgar SKB Tiga Menteri - Republika Online, diakses 6 April 2015
  12. ^ MUI akan Mengecek Kebenaran Video Kristenisasi CFD - Republika Online, diakses 6 April 2015
  13. ^ Menteri Agama Akhirnya Bersuara Terkait Kristenisasi Terselubung Car Free Day - Islamedia.co, diakses 6 April 2015.
  14. ^ Soal Isu “Kristenisasi” Car Free Day, Menag Ingatkan Pedoman Penyiaran Agama - Hidayatullah.com, diakses 6 April 2015.
  15. ^ Gawat! Ada Video Kristenisasi di Car Free Day Jakarta - Republika Online, diakses 6 April 2015.
  16. ^ Di Video Kristenisasi, Sukarelawan: Pernah Dengar Kabar Baik tentang Yesus? - Republika Online, diakses 6 April 2015.
  17. ^ Kristenisasi Heboh Lagi, Warga Sentul Bogor Ditipu Misionaris Untuk Dikristenkan Di Monas - BaitulMaqdis.com, diakses 6 April 2015.
  18. ^ Ada Kristenisasi Terselubung di Car Free Day Jakarta - Kiblat.id, diakses 6 April 2015.
  19. ^ Spesial: Ancaman Keluarga Pendiri Yayasan Strada Atas Video #KristenisasiCFD - di YouTube