Lompat ke isi

Prasasti Talang Tuo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 3 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q7312150
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Talang Tuo Inscription.jpg|thumb|right|300px|Prasasti Talang Tuwo]]
[[Berkas:Talang Tuo Inscription.jpg|thumb|right|300px|Prasasti Talang Tuwo]]
'''Prasasti Talang Tuwo''' ditemukan oleh [[Louis Constant Westenenk]] (residen Palembang kontemporer) pada tanggal [[17 November]] [[1920]] di kaki [[Bukit Seguntang]], dan dikenal sebagai peninggalan [[Kerajaan Sriwijaya]].
'''Prasasti Talang Tuwo''' ditemukan oleh [[Louis Constant Westenenk]] (Residen Palembang) pada tanggal [[17 November]] [[1920]] di kaki [[Bukit Seguntang]] dan dikenal sebagai peninggalan [[Kerajaan Sriwijaya]]. Keadaan fisiknya masih baik dengan bidang datar yang ditulisi berukuran 50 cm × 80 cm. Prasasti ini berangka tahun 606 [[Penanggalan Saka|Saka]] (23 Maret 684 Masehi), ditulis dalam [[Aksara Pallawa]], Ber[[bahasa Melayu Kuna]], dan terdiri dari 14 baris. Sarjana pertama yang berhasil membaca dan mengalihaksarakan prasasti tersebut adalah van Ronkel dan Bosch, yang dimuat dalam ''Acta Orientalia''. Sejak tahun 1920 prasasti tersebut disimpan di [[Museum Nasional Indonesia]] di [[Jakarta]] dengan nomor inventaris D.145.

Keadaan fisiknya masih baik dengan bidang datar yang ditulisi berukuran 50cm × 80 cm. Prasasti ini berangka tahun 606 [[Penanggalan Saka|Saka]] (23 Maret 684 Masehi), ditulis dalam [[aksara Pallawa]], ber[[bahasa Melayu Kuna]], dan terdiri dari 14 baris. Sarjana pertama yang berhasil membaca dan mengalihaksarakan prasasti tersebut adalah van Ronkel dan Bosch, yang dimuat dalam ''Acta Orientalia''. Sejak tahun 1920 prasasti tersebut disimpan di [[Museum Nasional Indonesia]], [[Jakarta]], dengan nomor D.145.


== Isi prasasti ==
== Isi prasasti ==
Baris 8: Baris 6:


=== Alih aksara ===
=== Alih aksara ===
# // śwasti . śri śaka warṣa titā . 606 . diŋ dwitiya ṣuklapakṣa wulan caitra . sāna tatkālāña parlak śri kṣetra ini . niparwuat
* ''Svasti''
# parwaṇḍa punta hiyaŋ śrī jayanāga . ini priṇadhānāṇḍa punta hiyaŋ . sawañakña yaŋ nitanaŋ di sini . ñīyur pinaŋ hanāu . ru
* ''cri cakavarsatita 606 dim dvitiya cuklapaksa vulan caitra''
# mwiya . dṅan samigra . ña yaŋ kāyu nimakan wuaḥña . tathapi hāur wuluḥ pattuŋ ityewamādi . punarapi yaŋ parlak wukan
* ''sana tatkalana parlak Criksetra ini''
# dṅan tawad talāga sawañakña yaŋ wuatku sucarita parāwis prayojanākaḥ puṇyaña sawwa satwa sacarācara waropāyāña tmu
* ''niparvuat parvan dapunta hyang Cri Yayanaca (-ga) ini pranidhanan dapunta hyang savanakna yang nitanam di sini''
# sukha . di āsannakala di antara mārgga lai . tmu muaḥ ya āhāra dṅan āir niminuŋña . sawañakña wuatña huma parlak mañcak mu
* ''niyur pinang hanau rumviya dngan samicrana yang kayu nimakan vuahna''
# aḥ ya . maŋhidupi paśu prakāra . marhulun tuwi wṛddhi muaḥ ya jāṅan ya niknāi savañakña yaŋ upasargga . pidanna swapnawighna . waraŋ wua
* ''tathapi haur vuluh pattung ityevamadi''
# taña kathamapi . anukūla yaŋ graha nakṣatra parāwis diya . nirwyadhi ajara kawuatanāña . tathāpi sawañakña yaŋ bhṛtyāna
* ''punarapi yang varlak verkan dngan savad tlaga savanakna yang vualtku sucarita paravis prayojanakan punyana sarvvasatva sacaracara''
# saṭyārjjawa dṛḍhabhagti muaḥ ya dya . ya mitrāña tuwi jāṅān ya kapaṭa yaŋ winiña mulang anukūla bhāryya muaḥ ya waraŋ sthā
* ''varopayana tmu sukha di asannakala di antara margga lai''
# naña lāgi jāṅān cūri ucci wadhañca . paradāra di sāna . punarapi tmu ya kalyāṇamitra . marwwaṅun wodhicitta dṅan maitri
* ''tmu muah ya ahara dngan air niminumna''
# ṭadhāri di daŋ hyaŋ ratnatraya jāṅān marsarak dṅan daŋ hyaŋ ratnatraya . tathāpi nityakāla tyaga marśila kṣānti . marwwaṅun wiryya rājin
* ''savanakna vuatna huma parlak mancak muah ya manghidupi pacu prakara''
# tāhu di samiśraña śilpakalā parāwis . samāhitacinta . tmu ya prajñā . smṛti medhāwi . punarapi dhaiyyamāni mahāsa(ttwa)
* ''marhulun tuvi vrddhi muah ya jangam ya niknai savanakna yang upasargga''
# wajra śarira . anupamaśakti . jaya . tathāpi jātismara . awikalendriya . mañcak rupa . subhaga hāsin hālap āde
* ''pidana svapnavighna''
# yawākya . wrahmaswara . jādi lāki swayaŋbhu puna(ra)pi tmu ya cintāmaṇinidhāna . tmu janmawaŋśitā . karmmawaśitā . kleśa(va)śi(ta)
* ''varang vuatana kathamapi''
# awasāna tmu ya anuttarābhisaŋmyaksaŋ wodhi //:// O //://
* ''anukula yang graha naksatra pravis diya''
* ''Nirvyadhi ajara kavuatanana''
* ''tathapi savanakna yam khrtyana satyarjjava drdhabhakti muah ya dya''
* ''yang mitrana tuvi janan ya kapata yang vivina mulang anukala bharyya muah ya''
* ''varamsthanana lagi curi ucca vadhana paradara di sana punarapi tmu ya kalyanamitra''
* ''marvvangun vodhicitta dngan maitridhari di dang hyang ratnaraya jangan marsarak dngan dang hyang ratnaraya.''
* ''tathapi nityakala tyaga marcila ksanti marvvangun viryya rajin tahu di samicrana cilpakala paravis''
* ''samahitacinta''
* ''tmu ya prajna smrti medhavi''
* ''punarapi dhairyyamani mahasattva vajracarira''
* ''anubamacakti''
* ''jaya tathapi jatismara''
* ''avikalendriya''
* ''mancak rupa''
* ''subjaga hasin halap''
* ''ade yavakya vrahmasvara''
* ''jadi laki''
* ''svayambtu''
* ''puna (ra) pi tmu ya cintamaninidhana tmu janmavacita. karmmavacita clecavacita''
* ''avasana tmu ya anuttarabhisamyaksam vodhi''


=== Alih bahasa ===
=== Alih bahasa ===
[[File:Talang Tuwo.jpg|thumb|right|300px|Prasasti Talang Tuwo dari Bukit Siguntang di Palembang.]]
Berikut ini adalah isi dan terjemahan prasasti tersebut, sebagaimana diterjemahkan oleh [[George Cœdès]].
Berikut di bawah ini adalah terjemahan prasasti tersebut menurut [[George Cœdès]].


{{cquote|Pada tanggal 23 Maret 684 Masehi, pada saat itulah taman ini yang dinamakan Śrīksetra dibuat di bawah pimpinan Sri Baginda Śrī Jayanāśa. Inilah niat baginda: Semoga yang ditanam di sini, pohon [[kelapa]], [[pinang]], [[aren]], [[sagu]], dan bermacam-macam pohon, buahnya dapat dimakan, demikian pula bambu haur, waluh, dan pattum, dan sebagainya; dan semoga juga tanaman-tanaman lainnya dengan bendungan-bendungan dan kolam-kolamnya, dan semua amal yang saya berikan, dapat digunakan untuk kebaikan semua makhluk, yang dapat pindah tempat dan yang tidak, dan bagi mereka menjadi jalan terbaik untuk mendapatkan kebahagiaan. Jika mereka lapar waktu beristirahat atau dalam perjalanan, semoga mereka menemukan makanan serta air minum. Semoga semua kebun yang mereka buka menjadi berlebih (panennya). Semoga suburlah ternak bermacam jenis yang mereka pelihara, dan juga budak-budak milik mereka. Semoga mereka tidak terkena malapetaka, tidak tersiksa karena tidak bisa tidur. Apa pun yang mereka perbuat, semoga semua planet dan bintang menguntungkan mereka, dan semoga mereka terhindar dari penyakit dan ketuaan selama menjalankan usaha mereka. Dan juga semoga semua hamba mereka setia pada mereka dan berbakti, lagipula semoga teman-teman mereka tidak mengkhianati mereka dan semoga istri mereka menjadi istri yang setia. Lebih-lebih lagi, di mana pun mereka berada, semoga di tempat itu tidak ada pencuri, atau orang yang mempergunakan kekerasan, atau pembunuh, atau penzinah. Selain itu, semoga mereka mempunyai seorang kawan sebagai penasihat baik; semoga dalam diri mereka lahir pikiran Boddhi dan persahabatan (...) dari Tiga Ratna, dan semoga mereka tidak terpisah dari Tiga Ratna itu. Dan juga semoga senantiasa (mereka bersikap) murah hati, taat pada peraturan, dan sabar; semoga dalam diri mereka terbit tenaga, kerajinan, pengetahuan akan semua kesenian berbagai jenis; semoga semangat mereka terpusatkan, mereka memiliki pengetahuan, ingatan, kecerdasan. Lagi pula semoga mereka teguh pendapatnya, bertubuh intan seperti para mahāsattwa berkekuatan tiada bertara, berjaya, dan juga ingat akan kehidupan-kehidupan mereka sebelumnya, berindra lengkap, berbentuk penuh, berbahagia, bersenyum, tenang, bersuara yang menyenangkan, suara Brahmā. Semoga mereka dilahirkan sebagai laki-laki, dan keberadaannya berkat mereka sendiri; semoga mereka menjadi wadah Batu Ajaib, mempunyai kekuasaan atas kelahiran-kelahiran, kekuasaan atas karma, kekuasaan atas noda, dan semoga akhirnya mereka mendapatkan Penerangan sempurna lagi agung.}}
Pada tanggal 23 Maret 684 Masehi, pada saat itulah taman ini yang dinamakan Śrīksetra dibuat di bawah pimpinan Sri Baginda Śrī Jayanāśa. Inilah niat baginda: Semoga yang ditanam di sini, pohon [[kelapa]], [[pinang]], [[aren]], [[sagu]], dan bermacam-macam pohon, buahnya dapat dimakan, demikian pula bambu haur, waluh, dan pattum, dan sebagainya; dan semoga juga tanaman-tanaman lainnya dengan bendungan-bendungan dan kolam-kolamnya, dan semua amal yang saya berikan, dapat digunakan untuk kebaikan semua makhluk, yang dapat pindah tempat dan yang tidak, dan bagi mereka menjadi jalan terbaik untuk mendapatkan kebahagiaan. Jika mereka lapar waktu beristirahat atau dalam perjalanan, semoga mereka menemukan makanan serta air minum. Semoga semua kebun yang mereka buka menjadi berlebih (panennya). Semoga suburlah ternak bermacam jenis yang mereka pelihara, dan juga budak-budak milik mereka. Semoga mereka tidak terkena malapetaka, tidak tersiksa karena tidak bisa tidur. Apa pun yang mereka perbuat, semoga semua planet dan bintang menguntungkan mereka, dan semoga mereka terhindar dari penyakit dan ketuaan selama menjalankan usaha mereka. Dan juga semoga semua hamba mereka setia pada mereka dan berbakti, lagipula semoga teman-teman mereka tidak mengkhianati mereka dan semoga istri mereka menjadi istri yang setia. Lebih-lebih lagi, di mana pun mereka berada, semoga di tempat itu tidak ada pencuri, atau orang yang mempergunakan kekerasan, atau pembunuh, atau penzinah. Selain itu, semoga mereka mempunyai seorang kawan sebagai penasihat baik; semoga dalam diri mereka lahir pikiran Boddhi dan persahabatan (...) dari Tiga Ratna, dan semoga mereka tidak terpisah dari Tiga Ratna itu. Dan juga semoga senantiasa (mereka bersikap) murah hati, taat pada peraturan, dan sabar; semoga dalam diri mereka terbit tenaga, kerajinan, pengetahuan akan semua kesenian berbagai jenis; semoga semangat mereka terpusatkan, mereka memiliki pengetahuan, ingatan, kecerdasan. Lagi pula semoga mereka teguh pendapatnya, bertubuh intan seperti para mahāsattwa berkekuatan tiada bertara, berjaya, dan juga ingat akan kehidupan-kehidupan mereka sebelumnya, berindra lengkap, berbentuk penuh, berbahagia, bersenyum, tenang, bersuara yang menyenangkan, suara Brahmā. Semoga mereka dilahirkan sebagai laki-laki, dan keberadaannya berkat mereka sendiri; semoga mereka menjadi wadah Batu Ajaib, mempunyai kekuasaan atas kelahiran-kelahiran, kekuasaan atas karma, kekuasaan atas noda, dan semoga akhirnya mereka mendapatkan Penerangan sempurna lagi agung.


=== Kosa kata Melayu kuna ===
=== Kosa kata Melayu Kuna ===
Berikut adalah beberapa kosa kata [[Bahasa Melayu Kuna|bahasa Melayu kuna]] yang disebutkan dalam prasasti ini dan hingga kini masih dapat ditemukan dalam [[bahasa Melayu]] dan [[bahasa Indonesia]] modern. Dapat ditemukan banyak persamaan dan sedikit perubahan, antara lain awalan di- dahulu adalah ni-, awalan me- dahulu adalah mar- atau ma-, sedangkan akhiran -nya dahulu adalah -na.
Berikut adalah beberapa kosa kata [[Bahasa Melayu Kuna]] yang digunakan dalam prasasti ini dan hingga kini masih dapat ditemukan dalam [[bahasa Melayu]] dan [[bahasa Indonesia]]. Ditemukan banyak persamaan dengan sedikit perubahan, antara lain awalan di- dahulu adalah ni- dan awalan me- dahulu adalah mar- atau ma-.
{{col-begin}}
{{col-begin}}
{{col-4}}
{{col-4}}
* ''vulan'' = bulan
* ''wulan'' = bulan
* ''tatkalana'' = tatkalanya
* ''tatkālāña'' = tatkalanya
* ''nivarbuat'' = diperbuat
* ''niparwuat'' = diperbuat
* ''savanakna'' = sebanyaknya
* ''sawañakña'' = sebanyaknya
* ''nitanam'' = ditanam
* ''nitanam'' = ditanam
* ''niyur'' = nyiur
* ''ñīyur'' = nyiur
* ''hanau'' = enau
* ''hanāu'' = enau
{{col-4}}
{{col-4}}
* ''rumvia'' = rumbia
* ''rumwiya'' = rumbia
* ''dngan'' = dengan
* ''dṅan'' = dengan
* ''nimakan'' = dimakan
* ''nimakan'' = dimakan
* ''vuahna'' = buahnya
* ''wuaḥña'' = buahnya
* ''tathapi'' = tetapi
* ''tathapi'' = tetapi
* ''haur'' = aur
* ''haur'' = aur
* ''vuluh'' = buluh
* ''wuluḥ'' = buluh
{{col-4}}
{{col-4}}
* ''pattung'' = betung
* ''pattuŋ'' = betung
* ''tlaga'' = telaga
* ''talāga'' = telaga
* ''punyana'' = punyanya
* ''puṇyaña'' = punyanya
* ''tmu'' = temu, bertemu
* ''tmu'' = temu, bertemu
* ''margga'' = marga
* ''mārgga'' = marga
* ''sukha'' = suka
* ''sukha'' = suka
* ''niminumna'' = diminumnya
* ''niminumña'' = diminumnya
{{col-4}}
{{col-4}}
* ''wuatña'' = buatnya
* ''savanakna'' = sebanyaknya, sebanyak-banyaknya
* ''vuatna'' = buatnya
* ''maŋhidupi'' = menghidupi
* ''manghidupi'' = menghidupi
* ''prakāra'' = perkara
* ''prakara'' = perkara
* ''jāṅan'' = jangan
* ''varang'' = barang
* ''waraŋ'' = barang
* ''vuatana'' = buatannya
* ''wuataña'' = buatannya
* ''marvvangun'' = membangun
* ''marwwaṅun'' = membangun
|}
|}



Revisi per 11 April 2015 10.23

Prasasti Talang Tuwo

Prasasti Talang Tuwo ditemukan oleh Louis Constant Westenenk (Residen Palembang) pada tanggal 17 November 1920 di kaki Bukit Seguntang dan dikenal sebagai peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Keadaan fisiknya masih baik dengan bidang datar yang ditulisi berukuran 50 cm × 80 cm. Prasasti ini berangka tahun 606 Saka (23 Maret 684 Masehi), ditulis dalam Aksara Pallawa, Berbahasa Melayu Kuna, dan terdiri dari 14 baris. Sarjana pertama yang berhasil membaca dan mengalihaksarakan prasasti tersebut adalah van Ronkel dan Bosch, yang dimuat dalam Acta Orientalia. Sejak tahun 1920 prasasti tersebut disimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta dengan nomor inventaris D.145.

Isi prasasti

Berikut adalah tulisan yang terdapat pada Prasasti Talang Tuwo:

Alih aksara

  1. // śwasti . śri śaka warṣa titā . 606 . diŋ dwitiya ṣuklapakṣa wulan caitra . sāna tatkālāña parlak śri kṣetra ini . niparwuat
  2. parwaṇḍa punta hiyaŋ śrī jayanāga . ini priṇadhānāṇḍa punta hiyaŋ . sawañakña yaŋ nitanaŋ di sini . ñīyur pinaŋ hanāu . ru
  3. mwiya . dṅan samigra . ña yaŋ kāyu nimakan wuaḥña . tathapi hāur wuluḥ pattuŋ ityewamādi . punarapi yaŋ parlak wukan
  4. dṅan tawad talāga sawañakña yaŋ wuatku sucarita parāwis prayojanākaḥ puṇyaña sawwa satwa sacarācara waropāyāña tmu
  5. sukha . di āsannakala di antara mārgga lai . tmu muaḥ ya āhāra dṅan āir niminuŋña . sawañakña wuatña huma parlak mañcak mu
  6. aḥ ya . maŋhidupi paśu prakāra . marhulun tuwi wṛddhi muaḥ ya jāṅan ya niknāi savañakña yaŋ upasargga . pidanna swapnawighna . waraŋ wua
  7. taña kathamapi . anukūla yaŋ graha nakṣatra parāwis diya . nirwyadhi ajara kawuatanāña . tathāpi sawañakña yaŋ bhṛtyāna
  8. saṭyārjjawa dṛḍhabhagti muaḥ ya dya . ya mitrāña tuwi jāṅān ya kapaṭa yaŋ winiña mulang anukūla bhāryya muaḥ ya waraŋ sthā
  9. naña lāgi jāṅān cūri ucci wadhañca . paradāra di sāna . punarapi tmu ya kalyāṇamitra . marwwaṅun wodhicitta dṅan maitri
  10. ṭadhāri di daŋ hyaŋ ratnatraya jāṅān marsarak dṅan daŋ hyaŋ ratnatraya . tathāpi nityakāla tyaga marśila kṣānti . marwwaṅun wiryya rājin
  11. tāhu di samiśraña śilpakalā parāwis . samāhitacinta . tmu ya prajñā . smṛti medhāwi . punarapi dhaiyyamāni mahāsa(ttwa)
  12. wajra śarira . anupamaśakti . jaya . tathāpi jātismara . awikalendriya . mañcak rupa . subhaga hāsin hālap āde
  13. yawākya . wrahmaswara . jādi lāki swayaŋbhu puna(ra)pi tmu ya cintāmaṇinidhāna . tmu janmawaŋśitā . karmmawaśitā . kleśa(va)śi(ta)
  14. awasāna tmu ya anuttarābhisaŋmyaksaŋ wodhi //:// O //://

Alih bahasa

Prasasti Talang Tuwo dari Bukit Siguntang di Palembang.

Berikut di bawah ini adalah terjemahan prasasti tersebut menurut George Cœdès.

Pada tanggal 23 Maret 684 Masehi, pada saat itulah taman ini yang dinamakan Śrīksetra dibuat di bawah pimpinan Sri Baginda Śrī Jayanāśa. Inilah niat baginda: Semoga yang ditanam di sini, pohon kelapa, pinang, aren, sagu, dan bermacam-macam pohon, buahnya dapat dimakan, demikian pula bambu haur, waluh, dan pattum, dan sebagainya; dan semoga juga tanaman-tanaman lainnya dengan bendungan-bendungan dan kolam-kolamnya, dan semua amal yang saya berikan, dapat digunakan untuk kebaikan semua makhluk, yang dapat pindah tempat dan yang tidak, dan bagi mereka menjadi jalan terbaik untuk mendapatkan kebahagiaan. Jika mereka lapar waktu beristirahat atau dalam perjalanan, semoga mereka menemukan makanan serta air minum. Semoga semua kebun yang mereka buka menjadi berlebih (panennya). Semoga suburlah ternak bermacam jenis yang mereka pelihara, dan juga budak-budak milik mereka. Semoga mereka tidak terkena malapetaka, tidak tersiksa karena tidak bisa tidur. Apa pun yang mereka perbuat, semoga semua planet dan bintang menguntungkan mereka, dan semoga mereka terhindar dari penyakit dan ketuaan selama menjalankan usaha mereka. Dan juga semoga semua hamba mereka setia pada mereka dan berbakti, lagipula semoga teman-teman mereka tidak mengkhianati mereka dan semoga istri mereka menjadi istri yang setia. Lebih-lebih lagi, di mana pun mereka berada, semoga di tempat itu tidak ada pencuri, atau orang yang mempergunakan kekerasan, atau pembunuh, atau penzinah. Selain itu, semoga mereka mempunyai seorang kawan sebagai penasihat baik; semoga dalam diri mereka lahir pikiran Boddhi dan persahabatan (...) dari Tiga Ratna, dan semoga mereka tidak terpisah dari Tiga Ratna itu. Dan juga semoga senantiasa (mereka bersikap) murah hati, taat pada peraturan, dan sabar; semoga dalam diri mereka terbit tenaga, kerajinan, pengetahuan akan semua kesenian berbagai jenis; semoga semangat mereka terpusatkan, mereka memiliki pengetahuan, ingatan, kecerdasan. Lagi pula semoga mereka teguh pendapatnya, bertubuh intan seperti para mahāsattwa berkekuatan tiada bertara, berjaya, dan juga ingat akan kehidupan-kehidupan mereka sebelumnya, berindra lengkap, berbentuk penuh, berbahagia, bersenyum, tenang, bersuara yang menyenangkan, suara Brahmā. Semoga mereka dilahirkan sebagai laki-laki, dan keberadaannya berkat mereka sendiri; semoga mereka menjadi wadah Batu Ajaib, mempunyai kekuasaan atas kelahiran-kelahiran, kekuasaan atas karma, kekuasaan atas noda, dan semoga akhirnya mereka mendapatkan Penerangan sempurna lagi agung.

Kosa kata Melayu Kuna

Berikut adalah beberapa kosa kata Bahasa Melayu Kuna yang digunakan dalam prasasti ini dan hingga kini masih dapat ditemukan dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Ditemukan banyak persamaan dengan sedikit perubahan, antara lain awalan di- dahulu adalah ni- dan awalan me- dahulu adalah mar- atau ma-.

Lihat juga