Lompat ke isi

Sambirejo, Gabus, Pati: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Sejarah Desa
sambirejo
Baris 13: Baris 13:
}}
}}
'''Sambirejo''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Gabus, Pati|Gabus]], [[Kabupaten Pati|Pati]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
'''Sambirejo''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Gabus, Pati|Gabus]], [[Kabupaten Pati|Pati]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].

Batas Desa

Sebelah Timur : Desa Sugihrejo

Sebelah Tenggara : Desa Mojolawaran

Sebelah Selatan : Desa Bogotanjung

Sebelah Barat Daya : Desa Tlogoayu

Sebelah Barat : Desa Plosomalang

Sebelah Utara : Desa Gebang


Sejarah Kepemimpinan Desa
Sejarah Kepemimpinan Desa
Baris 20: Baris 34:
Tokoh Masyarakat
Tokoh Masyarakat


Tokoh masyarakat yang terkenal yang berasal adalah KH. Abdurrohman. KH. Abdurrohman hidup pada masa penjajahan Belanda dan Jepang merupakan Ulama (Nahdlatul Ulama) yang sangat disegani dengan pemikirannya yg anti terhadap kolonialisme. KH. Abdurrohman adalah tokoh yg memprakarsai berdirinya Masjid desa pertama kali (Dulu Di depan Rumah Bapak Solikin Asiyah), tapi karena ada proyek pelebaran sungai, Masjid dipindah ke barat sungai. Selepas mbah Abdurrohman, tokoh-tokoh yang melanjutkan cita-cita beliau antara lain mbah Mursyid alm(Ayah Mbah Syamsuddin alm), mbah Mul alm (bapak dari istri KH Muslim), mbah Sahlan (skrang masih hidup), Mbah Zuhri (putra KH. Abdurrohman), Mbah Mat Soeb (menantu dari Mbah Zuhri) yang melawan penjajahan melawan penindasan dari bangsanya sendiri. Mbah Mul alm, Zuhri alm,Mat Soeb alm, dan Mbah Sahlan pernah dipenjara akibat terlalu vokal membela rakyat yg diperas. Beliau berempat akhirnya dibebaskan atas jaminan dari salah satu tokoh Nahdlatul Ulama dari Rembang.
Tokoh masyarakat yang terkenal yang berasal adalah KH. Abdurrohman. KH. Abdurrohman hidup pada masa penjajahan Belanda dan Jepang merupakan Ulama (Nahdlatul Ulama) yang sangat disegani dengan pemikirannya yg anti terhadap kolonialisme. KH. Abdurrohman adalah tokoh yg memprakarsai berdirinya Masjid desa pertama kali (Dulu Di depan Rumah Bapak Solikin Asiyah), tapi karena ada proyek pelebaran sungai, Masjid dipindah ke barat sungai. Selepas mbah Abdurrohman, tokoh-tokoh yang melanjutkan cita-cita beliau antara lain mbah Mursyid alm(Ayah Mbah Syamsuddin alm), mbah Mul alm (bapak dari istri KH Muslim), mbah kyai Sahri, mbah Sahlan (skrang masih hidup), Mbah Zuhri (putra KH. Abdurrohman), Mbah Mat Soeb (menantu dari Mbah Zuhri) yang melawan penjajahan melawan penindasan dari bangsanya sendiri. Mbah Mul alm, Zuhri alm,Mat Soeb alm, dan Mbah Sahlan pernah dipenjara akibat terlalu vokal membela rakyat yg diperas. Beliau berempat akhirnya dibebaskan atas jaminan dari salah satu tokoh Nahdlatul Ulama dari Rembang.

Sekarang terdapat juga tokoh masyakat yg mashur dan disegani seperti KH Sahri Alm (pendiri ponpes toriqot Sokolangu), K. Kharis Qohar (pendiri pesantren Manbaul Huda), KH Muslim, Mbah Pawi (pengobatan alternatif), dan Mbah Abdulrokim (Ahli metafisika)

Ekonomi Masyarakat


Kegiatan perekonomian masyarakat terbagi dalam kelompok umur dan jenis pekerjaan. Mayoritas mereka yg berusia lebih dari 30 tahun, bekerja di sektor pertanian baik sebagai petani maupun buruh tani. Sedangkan golongan dibawah 30 tahun memilih untuk merantau dengan pekerjaan yg beragam seperti pedagang, buruh serabutan, dan tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
Sekarang terdapat juga tokoh masyakat yg mashur dan disegani seperti KH Muslim, Mbah Pawi (pengobatan alternatif), dan Mbah Abdulrokim (Ahli metafisika)


{{Gabus, Pati}}
{{Gabus, Pati}}

Revisi per 27 April 2015 11.07

Sambirejo
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenPati
KecamatanGabus
Kode pos
59173
Kode Kemendagri33.18.11.2013 Edit nilai pada Wikidata
Luas120 ha
Jumlah penduduk2100 jiwa
Kepadatan2100 jiwa per km²
Peta
PetaKoordinat: 6°49′7″S 111°1′49″E / 6.81861°S 111.03028°E / -6.81861; 111.03028


Sambirejo adalah desa di kecamatan Gabus, Pati, Jawa Tengah, Indonesia.

Batas Desa

Sebelah Timur  : Desa Sugihrejo

Sebelah Tenggara  : Desa Mojolawaran

Sebelah Selatan  : Desa Bogotanjung

Sebelah Barat Daya : Desa Tlogoayu

Sebelah Barat  : Desa Plosomalang

Sebelah Utara  : Desa Gebang

Sejarah Kepemimpinan Desa

Di era orde baru, desa Sambirejo dipimpin oleh Mbah Syukur dan kemudian pada awal 90-an dilanjutkan oleh mbah Suparman hingga tahun 2001. Selepas kepemimpinan mbah Parman (awal tahun 2000 an), Sambirejo dipimpin oleh kades perempuan pertama yaitu Ibu Soekarmi "Mamik".

Tokoh Masyarakat

Tokoh masyarakat yang terkenal yang berasal adalah KH. Abdurrohman. KH. Abdurrohman hidup pada masa penjajahan Belanda dan Jepang merupakan Ulama (Nahdlatul Ulama) yang sangat disegani dengan pemikirannya yg anti terhadap kolonialisme. KH. Abdurrohman adalah tokoh yg memprakarsai berdirinya Masjid desa pertama kali (Dulu Di depan Rumah Bapak Solikin Asiyah), tapi karena ada proyek pelebaran sungai, Masjid dipindah ke barat sungai. Selepas mbah Abdurrohman, tokoh-tokoh yang melanjutkan cita-cita beliau antara lain mbah Mursyid alm(Ayah Mbah Syamsuddin alm), mbah Mul alm (bapak dari istri KH Muslim), mbah kyai Sahri, mbah Sahlan (skrang masih hidup), Mbah Zuhri (putra KH. Abdurrohman), Mbah Mat Soeb (menantu dari Mbah Zuhri) yang melawan penjajahan melawan penindasan dari bangsanya sendiri. Mbah Mul alm, Zuhri alm,Mat Soeb alm, dan Mbah Sahlan pernah dipenjara akibat terlalu vokal membela rakyat yg diperas. Beliau berempat akhirnya dibebaskan atas jaminan dari salah satu tokoh Nahdlatul Ulama dari Rembang.

Sekarang terdapat juga tokoh masyakat yg mashur dan disegani seperti KH Sahri Alm (pendiri ponpes toriqot Sokolangu), K. Kharis Qohar (pendiri pesantren Manbaul Huda), KH Muslim, Mbah Pawi (pengobatan alternatif), dan Mbah Abdulrokim (Ahli metafisika)

Ekonomi Masyarakat

Kegiatan perekonomian masyarakat terbagi dalam kelompok umur dan jenis pekerjaan. Mayoritas mereka yg berusia lebih dari 30 tahun, bekerja di sektor pertanian baik sebagai petani maupun buruh tani. Sedangkan golongan dibawah 30 tahun memilih untuk merantau dengan pekerjaan yg beragam seperti pedagang, buruh serabutan, dan tenaga kerja Indonesia di luar negeri.