Lompat ke isi

Reformasi Katolik: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
k doktrin tidak pernah diubah
Ign christian (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 13: Baris 13:
Dua istilah di atas memperlihatkan aspek-aspek yang berlainan dari gerakan ini. Istilah Kontra-Reformasi, lebih banyak digunakan oleh kaum non-Katolik, menitikberatkan pandangan bahwa pembaharuan-pembaharuan tersebut dilakukan terutama akibat bangkitnya kaum Protestan dan perlakuan mereka terhadap lembaga-lembaga Katolik. Dalam pandangan ini, maksud utama dari pembaharuan-pembaharuan tersebut adalah untuk mengurangi jumlah umat yang berpindah ke Protestantisme. Istilah yang lain, yakni "Reformasi Katolik" memaknai pembaharuan-pembaharuan tersebut sebagai suatu tindakan Gereja, bukan sebagai suatu reaksi terhadap para tokoh Reformasi Protestan.
Dua istilah di atas memperlihatkan aspek-aspek yang berlainan dari gerakan ini. Istilah Kontra-Reformasi, lebih banyak digunakan oleh kaum non-Katolik, menitikberatkan pandangan bahwa pembaharuan-pembaharuan tersebut dilakukan terutama akibat bangkitnya kaum Protestan dan perlakuan mereka terhadap lembaga-lembaga Katolik. Dalam pandangan ini, maksud utama dari pembaharuan-pembaharuan tersebut adalah untuk mengurangi jumlah umat yang berpindah ke Protestantisme. Istilah yang lain, yakni "Reformasi Katolik" memaknai pembaharuan-pembaharuan tersebut sebagai suatu tindakan Gereja, bukan sebagai suatu reaksi terhadap para tokoh Reformasi Protestan.


Peneliti seperti John C. Olin, dari [[Fordham University]], dan [[Henri-Daniel Rops]],<ref>http://www.ewtn.com/library/HOMELIBR/ROPSCARE.TXT</ref> mulai menggunakan istilah "Reformasi Katolik" pada paruh kedua dari abad ke-20 untuk memberi penekanan pada upaya-upaya pembaharuan, teologis dan disipliner, dalam Gereja Katolik Roma yang dimulai sebelum tanggal tradisional dimulainya [[Reformasi Protestan]] oleh [[Martin Luther]] atau pun sebelum [[Konsili Trente]] (peristiwa-peristiwa seperti [[Konsili Lateran V]], khotbah-khotbah tentang pembaharuan yang disampaikan oleh [[John Colet]] di Inggris, diterbitkannya [[Consilium de Emendanda Ecclesia]] oleh [[Gasparo Contarini]], didirikannya [[Oratorium Cinta Kasih Illahi]], dan seterusnya), dan untuk menunjukkan bahwa banyak di antara pembaharuan-pembaharuan Trente serta karya para tokoh Reformasi Katolik seperti St. [[Philipus Neri]], St. [[Ignatius Loyola]], dan St. [[Teresa dari Avila]], meskipun dipengaruhi oleh tanggapan terhadap kaum Protestan, jauh lebih luas dan lebih komprehensif dari pada sekedar suatu tanggapan belaka terhadap merebaknya Protestantisme. Mereka berpendapat bahwa banyak dari upaya-upaya tersebut berkenaan dengan pengurangan pelanggaran dan korupsi dalam Gereja Katolik Roma demi kepentingan Gereja Katolik Roma itu sendiri, dan bahwa perubahan-perubahan tersebut lebih luas cakupannya dari pada sekedar memberi cap "bidaah" kepada kaum Protestan.
Peneliti seperti John C. Olin, dari [[Fordham University]], dan [[Henri-Daniel Rops]],<ref>http://www.ewtn.com/library/HOMELIBR/ROPSCARE.TXT</ref> mulai menggunakan istilah "Reformasi Katolik" pada paruh kedua dari abad ke-20 untuk memberi penekanan pada upaya-upaya pembaharuan, teologis dan disipliner, dalam Gereja Katolik Roma yang dimulai sebelum tanggal tradisional dimulainya [[Reformasi Protestan]] oleh [[Martin Luther]] atau pun sebelum [[Konsili Trente]] (peristiwa-peristiwa seperti [[Konsili Lateran V]], khotbah-khotbah tentang pembaharuan yang disampaikan oleh [[John Colet]] di Inggris, diterbitkannya [[Consilium de Emendanda Ecclesia]] oleh [[Gasparo Contarini]], didirikannya [[Oratorium Cinta Kasih Illahi]], dan seterusnya), dan untuk menunjukkan bahwa banyak di antara pembaharuan-pembaharuan Trente serta karya para tokoh Reformasi Katolik seperti [[Santo|St.]] [[Filipus Neri]], St. [[Ignatius Loyola]], dan St. [[Teresa dari Avila]], meskipun dipengaruhi oleh tanggapan terhadap kaum Protestan, jauh lebih luas dan lebih komprehensif dari pada sekedar suatu tanggapan belaka terhadap merebaknya Protestantisme. Mereka berpendapat bahwa banyak dari upaya-upaya tersebut berkenaan dengan pengurangan pelanggaran dan korupsi dalam Gereja Katolik Roma demi kepentingan Gereja Katolik Roma itu sendiri, dan bahwa perubahan-perubahan tersebut lebih luas cakupannya dari pada sekedar memberi cap "bidaah" kepada kaum Protestan.


== Konsili Trente ==
== Konsili Trente ==
{{Main|Konsili Trente}}
{{Main|Konsili Trente}}
[[Berkas: Council Trent.jpg|frame|Sebuah sesi dalam Konsili Trente, dari sebuah ukiran.]]
[[Berkas: Council Trent.jpg|frame|Sebuah sesi dalam Konsili Trente, dari sebuah ukiran.]]
[[Paus Paulus III]] ([[1534]]-[[1549]]) memulai [[Konsili Trente]] (1545-1563), sebuah komisi yang terdiri atas para kardinal yang ditugasi melakukan pembaruan kelembagaan, untuk membahas masalah-masalah yang dipertikaikan seperti para uskup dan imam yang korup, [[indulgensia]], dan penyelewengan-penyelewengan keuangan lainnya. Konsili dengan tegas menolak posisi-posisi Protestan tertentu dan mengukuhkan struktur dasar dari Gereja Abad Pertengahan, sistem sakramentalnya, ordo-ordo keagamaan, dan doktrinnya. Konsili menolak semua kompromi dengan pihak Protestan, menegaskan kembali ajaran-ajaran dasar dari Katolisisme Abad Pertengahan. Konsili dengan tegas mendukung dogma keselamatan yang diperoleh melalui iman dan karya. [[Transubstansiasi]], yang menyatakan bahwa pada waktu misa, roti dan anggur yang dikonsekrasikan (disucikan) itu berubah (secara substansial) menjadi tubuh dan darah Kristus, dikukuhkan, bersama-sama dengan [[Sakramen (Gereja Katolik)|Ketujuh Sakramen]]. Praktik-praktik Katolik lainnya yang membangkitkan kemarahan di kalangan para reformator liberal di lingkungan Gereja, seperti indulgensia, [[ziarah]], penghormatan kepada para santo dan relikui, serta penghormatan kepada Bunda Maria dengan tegas dikukuhkan sebagai hal-hal yang penting secara rohani.
[[Paus Paulus III]] ([[1534]]-[[1549]]) memulai [[Konsili Trente]] (1545-1563), sebuah komisi yang terdiri atas para kardinal yang ditugasi melakukan pembaruan kelembagaan, untuk membahas masalah-masalah yang dipertikaikan seperti para uskup dan imam yang korup, [[indulgensi]], dan penyelewengan-penyelewengan keuangan lainnya. Konsili dengan tegas menolak posisi-posisi Protestan tertentu dan mengukuhkan struktur dasar dari Gereja Abad Pertengahan, sistem sakramentalnya, ordo-ordo keagamaan, dan doktrinnya. Konsili menolak semua kompromi dengan pihak Protestan, menegaskan kembali ajaran-ajaran dasar dari Katolisisme Abad Pertengahan. Konsili dengan tegas mendukung [[dogma]] keselamatan yang diperoleh melalui iman dan karya. [[Transubstansiasi]], yang menyatakan bahwa pada waktu misa, roti dan anggur yang di[[konsekrasi]]kan (disucikan) itu berubah (secara substansial) menjadi tubuh dan darah Kristus, dikukuhkan, bersama-sama dengan [[Sakramen (Katolik)|Ketujuh Sakramen]]. Praktik-praktik Katolik lainnya yang membangkitkan kemarahan di kalangan para reformator liberal di lingkungan Gereja, seperti indulgensia, [[ziarah]], penghormatan kepada para santo dan relikui, serta penghormatan kepada Bunda Maria dengan tegas dikukuhkan sebagai hal-hal yang penting secara rohani.


<!--But while the basic structure of the Church was reaffirmed, there were noticeable changes to answer complaints that the Counter Reformers tacitly were willing to admit were legitimate. Among the conditions to be corrected by Catholic reformers was the growing divide between the priests and the flock; many members of the clergy in the rural parishes, after all, had been poorly educated. Often, these rural priests did not know [[Latin]] and lacked opportunities for proper theological training. (Addressing the education of priests had been a fundamental focus of the [[humanism|humanist]] reformers in the past.) Parish priests now became better educated, while Papal authorities sought to eliminate the distractions of the monastic churches. Notebooks and handbooks thus became common, describing how to be good priests and confessors.
<!--But while the basic structure of the Church was reaffirmed, there were noticeable changes to answer complaints that the Counter Reformers tacitly were willing to admit were legitimate. Among the conditions to be corrected by Catholic reformers was the growing divide between the priests and the flock; many members of the clergy in the rural parishes, after all, had been poorly educated. Often, these rural priests did not know [[Latin]] and lacked opportunities for proper theological training. (Addressing the education of priests had been a fundamental focus of the [[humanism|humanist]] reformers in the past.) Parish priests now became better educated, while Papal authorities sought to eliminate the distractions of the monastic churches. Notebooks and handbooks thus became common, describing how to be good priests and confessors.
Baris 70: Baris 70:


== Tokoh-tokoh utama ==
== Tokoh-tokoh utama ==
* [[Paus Pius II]] (1503)
* [[Paus Pius III]] (1503)
* [[Paus Paulus III]] (1534-1549)
* [[Paus Paulus III]] (1534-1549)
* [[Paus Yulius III]] (1550-55)
* [[Paus Yulius III]] (1550-55)
Baris 78: Baris 78:
* [[Paus Gregorius XIII]] (1572-85)
* [[Paus Gregorius XIII]] (1572-85)
* [[Paus Siktus V]] (1585-90)
* [[Paus Siktus V]] (1585-90)
* St. [[Filipus Neri]]
* St. [[Ignatius Loyola|Ignatius dari Loyola]]
* St. [[Ignatius Loyola|Ignatius dari Loyola]]
* St. [[Teresa dari Avila]]
* St. [[Teresa dari Avila]]
* St. [[Yohanes dari Salib]]
* St. [[Yohanes dari Salib]]
* St. [[Fransiskus dari Sales]]
* St. [[Fransiskus dari Sales]]
* St. [[Charles Borromeo|Karolus Borromeus]]


== Rujukan ==
== Rujukan ==
Baris 91: Baris 93:
* [[Konsili Trente]]
* [[Konsili Trente]]
* [[Felipe II dari Spanyol]] (untuk sisi politik dari Reformasi Katolik)
* [[Felipe II dari Spanyol]] (untuk sisi politik dari Reformasi Katolik)
* [[Paus Paulus IV]]
* [[Paus Pius V]]
* [[Paus Siktus V]]
* [[Paus Paulus III]]
* [[Serikat Yesus]]
* [[Serikat Yesus]]
* Penindasan kepada kaum [[Kathars]]
* [[Inkuisisi Spanyol]]
* [[Inkuisisi Spanyol]]



Revisi per 3 Mei 2015 18.42

Reformasi Katolik (kadang-kadang disebut pula Kontra Reformasi atau Kebangunan Rohani Katolik) adalah suatu periode Kebangunan Rohani Katolik sejak masa kepausan Paus Pius IV sampai dengan berakhirnya Perang Tiga Puluh Tahun, 1648.

Reformasi Katolik merupakan suatu upaya yang komprehensif, dan terdiri atas empat unsur utama:

  1. Rekonfigurasi (penataan kembali) gerejawi atau struktural
  2. Ordo-ordo religius
  3. Gerakan-gerakan kerohanian
  4. Dimensi-dimensi politis

Pembaharuan ini mencakup pula pendirian seminari-seminari untuk mendidik para imam dalam kehidupan rohani dan tradisi-tradisi teologis Gereja, pembaharuan hidup-membiara dengan mengembalikan ordo-ordo pada dasar-dasar rohaninya, dan gerakan-gerakan rohani baru yang terfokus pada kehidupan devosional dan suatu hubungan pribadi dengan Kristus, termasuk para mistikus Spanyol dan aliran spiritualitas Perancis.

Nama

Dua istilah di atas memperlihatkan aspek-aspek yang berlainan dari gerakan ini. Istilah Kontra-Reformasi, lebih banyak digunakan oleh kaum non-Katolik, menitikberatkan pandangan bahwa pembaharuan-pembaharuan tersebut dilakukan terutama akibat bangkitnya kaum Protestan dan perlakuan mereka terhadap lembaga-lembaga Katolik. Dalam pandangan ini, maksud utama dari pembaharuan-pembaharuan tersebut adalah untuk mengurangi jumlah umat yang berpindah ke Protestantisme. Istilah yang lain, yakni "Reformasi Katolik" memaknai pembaharuan-pembaharuan tersebut sebagai suatu tindakan Gereja, bukan sebagai suatu reaksi terhadap para tokoh Reformasi Protestan.

Peneliti seperti John C. Olin, dari Fordham University, dan Henri-Daniel Rops,[1] mulai menggunakan istilah "Reformasi Katolik" pada paruh kedua dari abad ke-20 untuk memberi penekanan pada upaya-upaya pembaharuan, teologis dan disipliner, dalam Gereja Katolik Roma yang dimulai sebelum tanggal tradisional dimulainya Reformasi Protestan oleh Martin Luther atau pun sebelum Konsili Trente (peristiwa-peristiwa seperti Konsili Lateran V, khotbah-khotbah tentang pembaharuan yang disampaikan oleh John Colet di Inggris, diterbitkannya Consilium de Emendanda Ecclesia oleh Gasparo Contarini, didirikannya Oratorium Cinta Kasih Illahi, dan seterusnya), dan untuk menunjukkan bahwa banyak di antara pembaharuan-pembaharuan Trente serta karya para tokoh Reformasi Katolik seperti St. Filipus Neri, St. Ignatius Loyola, dan St. Teresa dari Avila, meskipun dipengaruhi oleh tanggapan terhadap kaum Protestan, jauh lebih luas dan lebih komprehensif dari pada sekedar suatu tanggapan belaka terhadap merebaknya Protestantisme. Mereka berpendapat bahwa banyak dari upaya-upaya tersebut berkenaan dengan pengurangan pelanggaran dan korupsi dalam Gereja Katolik Roma demi kepentingan Gereja Katolik Roma itu sendiri, dan bahwa perubahan-perubahan tersebut lebih luas cakupannya dari pada sekedar memberi cap "bidaah" kepada kaum Protestan.

Konsili Trente

Sebuah sesi dalam Konsili Trente, dari sebuah ukiran.

Paus Paulus III (1534-1549) memulai Konsili Trente (1545-1563), sebuah komisi yang terdiri atas para kardinal yang ditugasi melakukan pembaruan kelembagaan, untuk membahas masalah-masalah yang dipertikaikan seperti para uskup dan imam yang korup, indulgensi, dan penyelewengan-penyelewengan keuangan lainnya. Konsili dengan tegas menolak posisi-posisi Protestan tertentu dan mengukuhkan struktur dasar dari Gereja Abad Pertengahan, sistem sakramentalnya, ordo-ordo keagamaan, dan doktrinnya. Konsili menolak semua kompromi dengan pihak Protestan, menegaskan kembali ajaran-ajaran dasar dari Katolisisme Abad Pertengahan. Konsili dengan tegas mendukung dogma keselamatan yang diperoleh melalui iman dan karya. Transubstansiasi, yang menyatakan bahwa pada waktu misa, roti dan anggur yang dikonsekrasikan (disucikan) itu berubah (secara substansial) menjadi tubuh dan darah Kristus, dikukuhkan, bersama-sama dengan Ketujuh Sakramen. Praktik-praktik Katolik lainnya yang membangkitkan kemarahan di kalangan para reformator liberal di lingkungan Gereja, seperti indulgensia, ziarah, penghormatan kepada para santo dan relikui, serta penghormatan kepada Bunda Maria dengan tegas dikukuhkan sebagai hal-hal yang penting secara rohani.


Tokoh-tokoh utama

Rujukan

  • Philipp M. Soergel: Wondrous in His Saints: Counter Reformation Propaganda in Bavaria. Berkeley CA: University of California Press, 1993

Lihat pula