Harimau ngandong: Perbedaan antara revisi
Naval Scene (bicara | kontrib) k →Deskripsi: typo |
Naval Scene (bicara | kontrib) |
||
Baris 23: | Baris 23: | ||
== Paleoekologi == |
== Paleoekologi == |
||
Selain sisa-sisa ''P. t. soloensis'', banyak pula ditemukan fosil dari kala yang sama di Ngandong, seperti ''[[Stegodon trigonocephalus]]'' dan ''[[Elephas hysudrindicus]]'' dari ordo [[proboscidea]], ''Bubalus palaeokerabau'' dan ''Bos paleosondaicus'' dari ordo [[bovinae]], ''[[Tapirus indicus]]'' dan ''[[Rhinoceros sondaicus]]'' dari ordo [[Hewan berkuku ganjil|perissodactyla]] yang masih ada, serta berbagai jenis spesies [[rusa|cervidae]]. Fosil ''[[homo erectus]]'' juga |
Selain sisa-sisa ''P. t. soloensis'', banyak pula ditemukan fosil dari kala yang sama di Ngandong, seperti ''[[Stegodon trigonocephalus]]'' dan ''[[Elephas hysudrindicus]]'' dari ordo [[proboscidea]], ''Bubalus palaeokerabau'' dan ''Bos paleosondaicus'' dari ordo [[bovinae]], ''[[Tapirus indicus]]'' dan ''[[Rhinoceros sondaicus]]'' dari ordo [[Hewan berkuku ganjil|perissodactyla]] yang masih ada, serta berbagai jenis spesies [[rusa|cervidae]]. Fosil ''[[homo erectus]]'' juga ditemukan di daerah ini.<ref>[http://books.google.co.ve/books?id=NT1YyR9lOVEC&pg=PA265&dq=panthera+tigris+soloensis&hl=es&sa=X&ei=yHWTU8isJq2isAT5w4H4Ag&ved=0CC4Q6AEwAQ#v=onepage&q=panthera%20tigris%20soloensis&f=false Sangiran: Man, Culture, and Environment in Pleistocene Time]</ref> |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 13 Mei 2015 08.54
Panthera tigris soloensis Rentang waktu: Pleistocene
| |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | |
Subspesies: | †Panthera tigris soloensis
|
Nama trinomial | |
†Panthera tigris soloensis Von Koenigswald, 1933
|
Harimau ngandong (Panthera tigris soloensis) adalah subspesies harimau yang telah punah, yang dahulu hidup tersebar di wilayah Paparan Sunda di Indonesia pada kala Plestosen.[1]
Penemuan
Fosil P. t. soloensis ditemukan terutama di situs Ngandong, desa Nglebak, Kradenan, Blora. Hanya tujuh fosil yang diketahui, sehingga membuat penelitian terhadap hewan ini menjadi sulit.[2]
Deskripsi
Dari sedikit peninggalan P. t. soloensis yang diketahui, diperkirakan hewan ini berukuran seperti harimau benggala saat ini. Akan tetapi, beberapa spesimen menunjukkan ukuran yang lebih besar daripada ukuran harimau modern lainnya di Indonesia. Heltler dan Volmer (2007) memperkirakan bahwa harimau ngandong jantan dapat mencapai berat potensial hingga 480 kilogram, lebih berat daripada harimau siberia yang merupakan kucing terbesar yang masih ada.[3]
Paleoekologi
Selain sisa-sisa P. t. soloensis, banyak pula ditemukan fosil dari kala yang sama di Ngandong, seperti Stegodon trigonocephalus dan Elephas hysudrindicus dari ordo proboscidea, Bubalus palaeokerabau dan Bos paleosondaicus dari ordo bovinae, Tapirus indicus dan Rhinoceros sondaicus dari ordo perissodactyla yang masih ada, serta berbagai jenis spesies cervidae. Fosil homo erectus juga ditemukan di daerah ini.[4]
Referensi
- ^ University of Míchigan (1937): Proceedings, Volume 3 page. 1853.
- ^ Ronald Tilson, Philip J. Nyhus, ed. (2009). Tigers of the World: The Science, Politics and Conservation of Panthera tigris. Academic Press.
- ^ Ronald Tilson, Philip J. Nyhus, ed. (2009). Tigers of the World: The Science, Politics and Conservation of Panthera tigris. Academic Press.
- ^ Sangiran: Man, Culture, and Environment in Pleistocene Time