Wangsa Mataram: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Baskoro Aji (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Royal house |
|||
⚫ | |||
|surname = Wangsa Mataram |
|||
|coat of arms = |
|||
|country = [[Kesultanan Mataram]]<nowiki></nowiki> |
|||
*[[Kasunanan Surakarta]] |
|||
*[[Kesultanan Yogyakarta]] |
|||
*[[Praja Mangkunegaran|Kadipaten Mangkunegaran]] |
|||
*[[Kadipaten Paku Alaman|Kadipaten Pakualaman]] |
|||
|titles = <nowiki></nowiki> |
|||
*Raja Mataram |
|||
*Susuhunan Surakarta |
|||
*Sultan Yogyakarta |
|||
*Adipati Mangkunegaran |
|||
*Adipati Pakualaman |
|||
|founding year = abad ke-16 - [[Ki Ageng Pemanahan]] |
|||
| dissolution = |
|||
|cadet branches = |
|||
|nationality = [[Suku Jawa|Jawa]] (sekarang bagian dari [[Bangsa Indonesia]]) |
|||
}} |
|||
⚫ | |||
⚫ | Menurut [[Babad Tanah Jawi]], |
||
⚫ | Menurut [[Babad Tanah Jawi]], Wangsa Mataram merupakan keturunan dari [[Ki Ageng Sela]] lewat cucunya, [[Ki Ageng Pemanahan]]. Tokoh yang terakhir ini adalah [[ayah]] dari [[Panembahan Senapati]], raja pertama Mataram. Ki Ageng Sela sendiri diriwayatkan merupakan keturunan dari [[Brawijaya V]], raja terakhir [[Majapahit]] menurut versi [[babad]]. |
||
⚫ | Setelah Perang Suksesi Jawa usai, terbentuklah tiga kerajaan |
||
⚫ | Setelah Perang Suksesi Jawa usai, terbentuklah tiga kerajaan, dua di antaranya menjadi pewaris penuh Wangsa Mataram ([[Kesultanan Yogyakarta]] dan [[Kasunanan Surakarta]]), serta satu monarki keadipatian yaitu [[Praja Mangkunegaran|Kadipaten Mangkunegaran]]. Saat perpecahan Mataram, [[Hamengkubuwana I|Sultan Hamengkubuwana I]], [[Pakubuwana II|Sunan Pakubuwana II]], dan [[Mangkunegara I|Adipati Mangkunegara I]] kesemuanya masih bersaudara. Ketika [[Inggris]] berkuasa di [[Hindia-Belanda]], [[Raffles]] menempatkan [[Paku Alam I|Pangeran Natakusuma]], putra [[Sultan Hamengkubuwana I]], sebagai pangeran merdeka yang menguasai sebuah monarki keadipatian baru, [[Kadipaten Paku Alaman|Kadipaten Pakualaman]], sebagai balas jasa atas bantuannya membantu perlawanan Kesultanan Yogyakarta yang menentang kekuasaan Inggris. Para penguasa kedua pewaris penuh Wangsa Mataram berhak dimakamkan di [[Pemakaman Imogiri|Astana Pajimatan Imogiri]], [[Bantul]]. |
||
{{sejarah-stub}} |
{{sejarah-stub}} |
||
Revisi per 25 Juni 2015 08.09
Wangsa Mataram | |
---|---|
Negara | Kesultanan Mataram |
Kelompok etnis | Jawa (sekarang bagian dari Bangsa Indonesia) |
Didirikan | abad ke-16 - Ki Ageng Pemanahan |
Gelar |
|
Wangsa Mataram atau Dinasti Mataram adalah sebutan bagi wangsa/keluarga yang menguasai tahta Kesultanan Mataram. Setelah Perang Suksesi Jawa pada abad ke-18 hingga saat ini, keluarga Wangsa Mataram memerintah kerajaan-kerajaan pecahan Kesultanan Mataram (Catur Sagatra).
Menurut Babad Tanah Jawi, Wangsa Mataram merupakan keturunan dari Ki Ageng Sela lewat cucunya, Ki Ageng Pemanahan. Tokoh yang terakhir ini adalah ayah dari Panembahan Senapati, raja pertama Mataram. Ki Ageng Sela sendiri diriwayatkan merupakan keturunan dari Brawijaya V, raja terakhir Majapahit menurut versi babad.
Setelah Perang Suksesi Jawa usai, terbentuklah tiga kerajaan, dua di antaranya menjadi pewaris penuh Wangsa Mataram (Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta), serta satu monarki keadipatian yaitu Kadipaten Mangkunegaran. Saat perpecahan Mataram, Sultan Hamengkubuwana I, Sunan Pakubuwana II, dan Adipati Mangkunegara I kesemuanya masih bersaudara. Ketika Inggris berkuasa di Hindia-Belanda, Raffles menempatkan Pangeran Natakusuma, putra Sultan Hamengkubuwana I, sebagai pangeran merdeka yang menguasai sebuah monarki keadipatian baru, Kadipaten Pakualaman, sebagai balas jasa atas bantuannya membantu perlawanan Kesultanan Yogyakarta yang menentang kekuasaan Inggris. Para penguasa kedua pewaris penuh Wangsa Mataram berhak dimakamkan di Astana Pajimatan Imogiri, Bantul.