Lompat ke isi

Surah Al-Ma’arij: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ini adalah rombakan kecil
yeah yo
Baris 20: Baris 20:
== Isi ==
== Isi ==
# Di hari ketika langit terlihat semacam lelehan perak dan gunung-gunung menyerupai kain tebal dan tiada seorang sahabat pun yang mempedulikan temannya, sekalipun mereka saling memandang. Manusia yang berdosa mengkhayal seandainya dapat menebus diri dari siksaan pada hari itu dengan anak-anaknya serta isterinya juga saudara-saudaranya kaum kerabat yang melindunginya pula, bahkan seluruh manusia di muka bumi supaya tebusan-tebusan itu dapat meluputkan dirinya. Mustahil !, sesungguhnya itu adalah Neraka, (Ayat: 8-15)
# Di hari ketika langit terlihat semacam lelehan perak dan gunung-gunung menyerupai kain tebal dan tiada seorang sahabat pun yang mempedulikan temannya, sekalipun mereka saling memandang. Manusia yang berdosa mengkhayal seandainya dapat menebus diri dari siksaan pada hari itu dengan anak-anaknya serta isterinya juga saudara-saudaranya kaum kerabat yang melindunginya pula, bahkan seluruh manusia di muka bumi supaya tebusan-tebusan itu dapat meluputkan dirinya. Mustahil !, sesungguhnya itu adalah Neraka, (Ayat: 8-15)
# Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat rapuh. Apabila ia ditimpa musibah ia menggerutu dan apabila ia mendapat keberuntungan, ia bersuka cita, terkecuali orang yang shalat, yang tulus mengerjakan shalatnya dan orang yang menyisihkan harta yang bermanfaat bagi pengemis dan orang cacat, juga orang-orang yang mempercayai Penghakiman dan orang yang gentar terhadap siksaan Tuhannya, sebab siksa Tuhan adalah kebalikan dari Keselamatan. Demikian pula orang-orang yang mengkhususkan kemaluan hanya bagi istri-istri atau (budak-budak) yang mereka miliki, karena sesungguhnya hal tersebut adalah wajar. Siapapun yang mengingini selain yang demikian itu, merekalah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memenuhi kepercayaan dan kesepakatan mereka serta orang-orang yang setia menjaga ikrar (perjanjian) mereka. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Demikianlah ciri-ciri penghuni Surga yang dimuliakan. (Ayat: 19-35)
# Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat rapuh. Apabila ia ditimpa musibah ia menggerutu dan apabila ia mendapat keberuntungan, ia bersuka cita, terkecuali orang yang shalat, yang tulus mengerjakan shalatnya dan orang yang menyisihkan harta yang bermanfaat bagi pengemis dan orang cacat, juga orang-orang yang mempercayai Penghakiman dan orang yang gentar terhadap siksaan Tuhannya, sebab siksa Tuhan adalah kebalikan dari Keselamatan. Demikian pula orang-orang yang mengkhususkan kemaluan hanya bagi istri-istri atau (budak-budak) yang mereka miliki, karena sesungguhnya hal tersebut adalah wajar. Siapapun yang mengingini selain yang demikian itu, merekalah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memenuhi kepercayaan dan sumpah mereka serta orang-orang yang setia menjaga ikrar (perjanjian) mereka. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Demikianlah ciri-ciri penghuni Surga yang dimuliakan. (Ayat: 19-35)
# Maka biarkanlah orang-orang (yang menyangkal itu) menyibukkan diri dan bersantai ria sampai mereka menghadapi hari yang diancamkan kepada mereka, (Ayat: 42)
# Maka biarkanlah orang-orang (yang menyangkal itu) menyibukkan diri dan bersantai ria sampai mereka menghadapi hari yang diancamkan kepada mereka, (Ayat: 42)



Revisi per 3 Agustus 2015 13.05

Surah ke-70
al-Ma'arij

Tempat-Tempat Naik
KlasifikasiMakkiyah
Nama lainSa'ala sailun[1]
JuzJuz 29
Jumlah ruku2 ruku'
Jumlah ayat44 ayat

Surah Al-Ma'arij (Arab: المعارج , "Tempat-Tempat Naik") adalah surah ke-70 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah yang terdiri atas 44 ayat. Dinamakan Al Ma’aarij yang berarti tempat naik diambil dari perkataan Al Ma’aarij yang terdapat pada ayat ke 3 surat ini. Para ahli tafsir memberikan beberapa penafsiran mengenai hal ini di antaranya langit, nikmat karunia dan derajat atau tingkatan yang diberikan Allah s.w.t kepada ahli surga.

Isi

  1. Di hari ketika langit terlihat semacam lelehan perak dan gunung-gunung menyerupai kain tebal dan tiada seorang sahabat pun yang mempedulikan temannya, sekalipun mereka saling memandang. Manusia yang berdosa mengkhayal seandainya dapat menebus diri dari siksaan pada hari itu dengan anak-anaknya serta isterinya juga saudara-saudaranya kaum kerabat yang melindunginya pula, bahkan seluruh manusia di muka bumi supaya tebusan-tebusan itu dapat meluputkan dirinya. Mustahil !, sesungguhnya itu adalah Neraka, (Ayat: 8-15)
  2. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat rapuh. Apabila ia ditimpa musibah ia menggerutu dan apabila ia mendapat keberuntungan, ia bersuka cita, terkecuali orang yang shalat, yang tulus mengerjakan shalatnya dan orang yang menyisihkan harta yang bermanfaat bagi pengemis dan orang cacat, juga orang-orang yang mempercayai Penghakiman dan orang yang gentar terhadap siksaan Tuhannya, sebab siksa Tuhan adalah kebalikan dari Keselamatan. Demikian pula orang-orang yang mengkhususkan kemaluan hanya bagi istri-istri atau (budak-budak) yang mereka miliki, karena sesungguhnya hal tersebut adalah wajar. Siapapun yang mengingini selain yang demikian itu, merekalah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memenuhi kepercayaan dan sumpah mereka serta orang-orang yang setia menjaga ikrar (perjanjian) mereka. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Demikianlah ciri-ciri penghuni Surga yang dimuliakan. (Ayat: 19-35)
  3. Maka biarkanlah orang-orang (yang menyangkal itu) menyibukkan diri dan bersantai ria sampai mereka menghadapi hari yang diancamkan kepada mereka, (Ayat: 42)


Surah Sebelumnya:
Surah Al-Haqqah
Al-Qur'an Surah Berikutnya:
Surah Nuh
Surah 70
  1. ^ a b Muhammad Nashruddin Al-Albani. Sifat Salat Nabi. 2000. Yogyakarta: Media Hidayah