Lompat ke isi

Psikologi pendidikan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
OctraBot (bicara | kontrib)
k Bermigrasi ke Wikidata di d:Q59157.
Tekun (bicara | kontrib)
Menambahkan objek dan ruang lingkup dan teori dalam psikologi pendidikan
Baris 1: Baris 1:
'''Psikologi pendidikan''' adalah cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan<ref name=didik>Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010, hal. 4-14.</ref>.
'''Psikologi pendidikan''' adalah cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan<ref name=didik>Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010, hal. 4-14.</ref>. Psikologi pendidikan merupakan ilmu terapan dari psikologi dan pendidikan, penggabungan antara ilmu yang berkaitan dengan perilaku dan juga yang berkaitan dengan pendidikan. Psikologi sendiri adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia sedangkan pendidikan adalah proses mengubah perilaku individu secara sistematis dengan pengajaran dan pelatihan. Jika digabungkan maka pengertian dari psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari proses, aktivitas dan faktor yang mempengaruhi dalam belajar dalam upaya lebih efektif dalam merubah perilaku anak didik.


== Latar belakang historis ==
== Latar belakang historis ==
Baris 9: Baris 9:
=== E. L. Thorndike ===
=== E. L. Thorndike ===
Perintis ketiga adalah E. L. Thorndike (1874-1949).<ref name=e>Beatty, B. "From Laws of Learning to a Science of Values", ''American Psychologist'', 1998, hal. 1145-1152.</ref>
Perintis ketiga adalah E. L. Thorndike (1874-1949).<ref name=e>Beatty, B. "From Laws of Learning to a Science of Values", ''American Psychologist'', 1998, hal. 1145-1152.</ref>

== Objek dan Ruang Lingkup ==
'''Secara spesifik objek''' dari ilmu ini adalah berkaitan dengan anak didik, anak didik menjadi objek utama. Hal ini dikarenakan pendidikan lebih memfokuskan tentang
bagaimana how to ke anak didik. Kaitannya dengan anak didik ini dalam pendidikan, ada 3 konsep utama yakni:

'''How''' '''to''' '''learning''', hal ini berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar, teori yang berkaitan dengan belajar dan bagaimana perilaku anak didik dalam belajar

'''How''' '''learning''' '''process''', hal ini berkaitan dengan bagaimana proses belajar anak didik, bagaimana proses otak dalam mengolah informasi dan menjadi sebuah pengetahuan dan bagaimana tahapan anak didik mendapatkan pelajaran yang efektif

'''How''' '''learning''' '''situation''', sepertinya sepele namun ini juga mendukung dari anak didik dalam belajar, bagaimana lingkungan, baik yang bersifat fisik, misalnya kondisi kelas, kondisi ruangan, alat ajar ataupun nonfisik, misalnya dukungan keluarga, psikososial anak dan dsb.

Scope dari ilmu ini mengkhususkan diri pada pembahasan:
# '''Pertumbuhan dan Perkembangan''', mengapa pertumbuhan dan perkembangan ini menjadi masuk scope, hal ini dikarenakan dalam belajar akan sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, di dalam teori psikologi ini erat kaitannya dengan tugas perkembangan, apa saja tugas perkembangan bayi, anak, remaja dan dewasa akan lengkap di bahas. Perkembangan yang menjadi scope juga memiliki macam-macam yakni perkembangan Fisik, Sosial dan Psikologi. Jadi dalam pemberian pelajaran disesuaikan dengan kemampuan dari anak didik. Hal ini terkadang menjadi problematika sendiri, misalnya anak yang pada Kelompok Belajar (PAUD), sudah diberikan materi tentang berhitung, membaca dan menulis yang jamak terjadi di masyarakat, padahal secara tugas perkembangan anak usia 3-4 tahun, dala teori perkembangan anak Piaget masih dalam tahap pra operasional. Tahun 7 anak sudah masuk pada tahap perkembangan operasional. Oleh karena itu saran dari pendidik, bahwa anak diajari menghitung dan membaca itu ketika masuk SD, namun yang terjadi di masyarakat terkadang justru syarat untuk masuk SD adalah sudah bisa menulis dan membaca. Hal ini yang harus diberikan informasi yang lebih baik.
# '''Problem about Learning''', permasalahan dalam belajar ini lengkap bahasannya mulai dari proses, tipe-tipe belajar anak didik, hambatan dalam belajar dan bagaimana prinsip dari belajar tersebut. Di dalamnya tentunya akan lengkap bagaimana anak didik bagaimana prosesnya mendapatkan informasi, bagaimana anak didik mengolah informasi, bagaimana antara anak satu dengan yang lainnya memiliki karakteristik yang berbeda dalam belajar, kemudian hambatan-hambatan anak dalam belajar, misalnya berkaitan dengan konsentrasi dan dsb.
# '''Secara spesifik akan membahas berkaitan dengan Motivasi''', mudahnya adalah bagaimana mengedukasi anak didik untuk mempunyai alasan yang kuat untuk belajar, bagaimana makna dari belajar tersebut, sehingga anak itu memiliki motif tersendiri yang terinternalisasi di dalam dirinya untuk belajar. Harapannya adalah anak mandiri dalam belajar dan tidak hanya sekedar rutinitas. Hal ini yang sering terlupa, yang terkadang jika anak didik tidak mendapatkannya maka bagaimanapun besar kapasitasnya anak dalam belajar akan tidak maksimal.
# '''Evaluasi belajar,''' ini adalah salah satu end purpose dalam belajar, yakni di evaluasi. Evaluasi ini tentunya didasarkan kepada istilahnya kompetensi yang harus dipenuhi dalam masa belajarnya. Oleh karena itu anda pernah mendengar bahwa pendidikan di Indonesia menggunakan prinsip pendidikan berbasis kompetensi. Oleh karena itu yang di evaluasi adalah kompetensinya. Patokan awal dalam penyusunan kompetensi ini sangat vital karena merupakan tujuan utama dari pendidikan itu sendiri. Dalam evaluasi belajar, bisa dalam bentuk tugas, UAS atau UN. Kritik yang dahulu di tujukan kepada pendidikan yakni untuk melihat kelulusan anak hanya didasarkan kepada salah satu parameter kompetensi saja yakni kognitif, padahal dalam pendidikan sekarang sudah menggunakan 3 evaluasi yang di dasarkan pada teori psikologi yang berkaitan dengan perilaku, yakni kognitif, psikomotorik dan juga afektif. Idealnya evaluasi belajar juga di tentukan oleh ketiga aspek kompetensi tersebut. Sedangkan yang perlu dipikirkan adalah instrument untuk mengukurnya. Evaluasi belajar ini dalam scope ilmu ini bagaimana menyusun instrument penilaian yang objective dan mampu mengukur aspek kompetensi yang dipersyaratkan, apakah dalam bentuk test, cara pembuatan soal test, Pengukuran kinerja anak didik, prosedur penilaiannya dan juga ilmu statiska terutama berkaitan dengan reabilitas dan validitas dari test.
# '''How a Class''', umumnya pendidikan yang di anut di dunia ini adalah menggunakan jenjang dan kelas. Maksudnya adalah anak di create dalam jenjang-jenjang kelas, misalnya kelas 1 sampai kelas X, kemudian tiap jenjang kelas diberikan tugas kompetensi yang harus dipenuhi. Singkatnya adalah dikumpulkan anak yang memiliki kohor usai yang dekat ditempatkan kepada kelas yang paling bawah kemudian di berikan pelajaran, dievaluasi dan jika dalam evaluasi tersebut anak didik mampu memenuhi kompetensi yang disyaratkan, maka akan dinaikkan kelasnya. Dinamikanya adalah dalam satu kelas tentunya ada yang memiliki kemampuan belajar yang cepat dan juga ada yang memiliki kemampuan belajar yang lambat, oleh karena itu dalam ilmu ini penting diberikan how to class management. Bagaimana guru memilik peran aktif dalam mengelola kelas secara efektif dalam mendukung proses belajar mengajar. Bagaimana dinas kelas yang terjadi, proses kepemimpinan, dan juga interaksi antara anak didik dan dengan anak didik lainnya dan juga anak didik dengan guru kelasnya.

== Teori dalam Psikologi Pendidikan ==
# '''Behaviorisme,''' dalam teori ini salah satu tokohnya adalah JB Watson, dimana penekanan dari teori ini adalah terkait Stimulus response dan Sensation and perception. Dalam teori ini kaitannya dalam belajar adalah, bahwa manusia akan belajar denga merespon stimulus yang muncul. Misalnya dikejar kucing (Stimulus) maka akan lari (Respon), jadi proses pembelajaran adalah alami bawaan dari lahir.
# '''Teori Classical Conditioning,''' dari Palvov, dalam teori ini penekanan proses belajar adalah apabila ingin mendapatkan tingkah laku yang baru maka dengan cara memberikan stimulus dan stimulus penguat (sebagai pengantar) sehingga menimbulkan perilaku yang baru yang diinginkan. Oleh karena itu nantinya individu walaupun tidka diberikan stimulus penguat, maka akan tetap menimbulkan respon perilaku karena adanya pembiasaan.
# '''Teori Operan Conditioning,''' dari Skinner teori ini menyumbangkan pada proses belajar, dimana untuk membentuk sebuah perilaku dibutuhkan konsekuensi dari respon tingkah laku maksudnya adalah perilaku yang timbul dari respon bukanlah karena tiba-tiba namun dikarena tindakan yang disengaja (operant). Dalam konteks belajar penekanannya adalah tujuan dari belajar tersebut, yang biasa untuk membentuk sebuah perilaku diberikan sebuah konsekuensi yakni reward (penghargaan) ataupun punishment (hukuman)
# '''Teori Gestalt,''' teori ini memberikan kontribusi kepada pendidikan dengan menggali proses belajar kognitif, berfokus kepada higher mental process. Aplikasinya dalam belajar adalah bagaimana anak didik memiliki insight (mengenali unsur-unsur dalam objek), meaningful learning ( makna dari unsure objek belajar), life space (memiliki keterkaitan dengan lingkungan sekitar), Learning transfer (bagaimana pola-pola perilaku dalam berguna pada situasi yang lain)
# '''Teori Koneksionisme,''' teori disumbangkan oleh Thordike, dalam aplikasinya dalam belajar bahwa proses belajar, hubungannya adalah stimulus dan respon, namun dalam memilik respon yang tepat melalui percobaan-percobaan (trials) dan kegagalan-kegagalan (eror) terlebih dahulu.
# '''Teori kognitif''', teori ini salah satunya disumbangkan oleh Jean Piaget, dimana dalam belajar anak dibagi menjadi tahap sensomorik (0-2), tahap pra operasional (2-7), Operasional formal (7-11) dan Operasioanal formal (12 keatas). Konsep ini memberikan kontribusi bahwa setiap tahap anak memiliki karakteristik yang berbeda, oleh karena itu dalam pembelajaran anak disesuaikan dengan karakteristiknya.


== Seni dan ilmu pengetahuan dari mengajar ==
== Seni dan ilmu pengetahuan dari mengajar ==
Baris 20: Baris 45:
== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Psikologi]]
* [[Psikologi]]
* [[Psikologi perkembangan|Psikologi Perkembangan]]
* [[Psikologi sosial|Psikologi Sosial]]

== Referensi ==
# [http://www.tekun.info/pengertian-psikologi-pendidikan/ Pengertian Psikologi Pendidikan]


== Rujukan ==
== Rujukan ==

Revisi per 10 Agustus 2015 14.20

Psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan[1]. Psikologi pendidikan merupakan ilmu terapan dari psikologi dan pendidikan, penggabungan antara ilmu yang berkaitan dengan perilaku dan juga yang berkaitan dengan pendidikan. Psikologi sendiri adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia sedangkan pendidikan adalah proses mengubah perilaku individu secara sistematis dengan pengajaran dan pelatihan. Jika digabungkan maka pengertian dari psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari proses, aktivitas dan faktor yang mempengaruhi dalam belajar dalam upaya lebih efektif dalam merubah perilaku anak didik.

Latar belakang historis

Bidang psikologi pendidikan didirikan oleh beberapa perintis bidang psikologi sebelum abad ke-20[1].

William James

John Dewey

Tokoh kedua yang berperan besar dalam membentuk psikologi pendidikan adalah John Dewey (1859-1952)[2].

E. L. Thorndike

Perintis ketiga adalah E. L. Thorndike (1874-1949).[3]

Objek dan Ruang Lingkup

Secara spesifik objek dari ilmu ini adalah berkaitan dengan anak didik, anak didik menjadi objek utama. Hal ini dikarenakan pendidikan lebih memfokuskan tentang bagaimana how to ke anak didik. Kaitannya dengan anak didik ini dalam pendidikan, ada 3 konsep utama yakni:

How to learning, hal ini berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar, teori yang berkaitan dengan belajar dan bagaimana perilaku anak didik dalam belajar

How learning process, hal ini berkaitan dengan bagaimana proses belajar anak didik, bagaimana proses otak dalam mengolah informasi dan menjadi sebuah pengetahuan dan bagaimana tahapan anak didik mendapatkan pelajaran yang efektif

How learning situation, sepertinya sepele namun ini juga mendukung dari anak didik dalam belajar, bagaimana lingkungan, baik yang bersifat fisik, misalnya kondisi kelas, kondisi ruangan, alat ajar ataupun nonfisik, misalnya dukungan keluarga, psikososial anak dan dsb.

Scope dari ilmu ini mengkhususkan diri pada pembahasan:

  1. Pertumbuhan dan Perkembangan, mengapa pertumbuhan dan perkembangan ini menjadi masuk scope, hal ini dikarenakan dalam belajar akan sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, di dalam teori psikologi ini erat kaitannya dengan tugas perkembangan, apa saja tugas perkembangan bayi, anak, remaja dan dewasa akan lengkap di bahas. Perkembangan yang menjadi scope juga memiliki macam-macam yakni perkembangan Fisik, Sosial dan Psikologi. Jadi dalam pemberian pelajaran disesuaikan dengan kemampuan dari anak didik. Hal ini terkadang menjadi problematika sendiri, misalnya anak yang pada Kelompok Belajar (PAUD), sudah diberikan materi tentang berhitung, membaca dan menulis yang jamak terjadi di masyarakat, padahal secara tugas perkembangan anak usia 3-4 tahun, dala teori perkembangan anak Piaget masih dalam tahap pra operasional. Tahun 7 anak sudah masuk pada tahap perkembangan operasional. Oleh karena itu saran dari pendidik, bahwa anak diajari menghitung dan membaca itu ketika masuk SD, namun yang terjadi di masyarakat terkadang justru syarat untuk masuk SD adalah sudah bisa menulis dan membaca. Hal ini yang harus diberikan informasi yang lebih baik.
  2. Problem about Learning, permasalahan dalam belajar ini lengkap bahasannya mulai dari proses, tipe-tipe belajar anak didik, hambatan dalam belajar dan bagaimana prinsip dari belajar tersebut. Di dalamnya tentunya akan lengkap bagaimana anak didik bagaimana prosesnya mendapatkan informasi, bagaimana anak didik mengolah informasi, bagaimana antara anak satu dengan yang lainnya memiliki karakteristik yang berbeda dalam belajar, kemudian hambatan-hambatan anak dalam belajar, misalnya berkaitan dengan konsentrasi dan dsb.
  3. Secara spesifik akan membahas berkaitan dengan Motivasi, mudahnya adalah bagaimana mengedukasi anak didik untuk mempunyai alasan yang kuat untuk belajar, bagaimana makna dari belajar tersebut, sehingga anak itu memiliki motif tersendiri yang terinternalisasi di dalam dirinya untuk belajar. Harapannya adalah anak mandiri dalam belajar dan tidak hanya sekedar rutinitas. Hal ini yang sering terlupa, yang terkadang jika anak didik tidak mendapatkannya maka bagaimanapun besar kapasitasnya anak dalam belajar akan tidak maksimal.
  4. Evaluasi belajar, ini adalah salah satu end purpose dalam belajar, yakni di evaluasi. Evaluasi ini tentunya didasarkan kepada istilahnya kompetensi yang harus dipenuhi dalam masa belajarnya. Oleh karena itu anda pernah mendengar bahwa pendidikan di Indonesia menggunakan prinsip pendidikan berbasis kompetensi. Oleh karena itu yang di evaluasi adalah kompetensinya. Patokan awal dalam penyusunan kompetensi ini sangat vital karena merupakan tujuan utama dari pendidikan itu sendiri. Dalam evaluasi belajar, bisa dalam bentuk tugas, UAS atau UN. Kritik yang dahulu di tujukan kepada pendidikan yakni untuk melihat kelulusan anak hanya didasarkan kepada salah satu parameter kompetensi saja yakni kognitif, padahal dalam pendidikan sekarang sudah menggunakan 3 evaluasi yang di dasarkan pada teori psikologi yang berkaitan dengan perilaku, yakni kognitif, psikomotorik dan juga afektif. Idealnya evaluasi belajar juga di tentukan oleh ketiga aspek kompetensi tersebut. Sedangkan yang perlu dipikirkan adalah instrument untuk mengukurnya. Evaluasi belajar ini dalam scope ilmu ini bagaimana menyusun instrument penilaian yang objective dan mampu mengukur aspek kompetensi yang dipersyaratkan, apakah dalam bentuk test, cara pembuatan soal test, Pengukuran kinerja anak didik, prosedur penilaiannya dan juga ilmu statiska terutama berkaitan dengan reabilitas dan validitas dari test.
  5. How a Class, umumnya pendidikan yang di anut di dunia ini adalah menggunakan jenjang dan kelas. Maksudnya adalah anak di create dalam jenjang-jenjang kelas, misalnya kelas 1 sampai kelas X, kemudian tiap jenjang kelas diberikan tugas kompetensi yang harus dipenuhi. Singkatnya adalah dikumpulkan anak yang memiliki kohor usai yang dekat ditempatkan kepada kelas yang paling bawah kemudian di berikan pelajaran, dievaluasi dan jika dalam evaluasi tersebut anak didik mampu memenuhi kompetensi yang disyaratkan, maka akan dinaikkan kelasnya. Dinamikanya adalah dalam satu kelas tentunya ada yang memiliki kemampuan belajar yang cepat dan juga ada yang memiliki kemampuan belajar yang lambat, oleh karena itu dalam ilmu ini penting diberikan how to class management. Bagaimana guru memilik peran aktif dalam mengelola kelas secara efektif dalam mendukung proses belajar mengajar. Bagaimana dinas kelas yang terjadi, proses kepemimpinan, dan juga interaksi antara anak didik dan dengan anak didik lainnya dan juga anak didik dengan guru kelasnya.

Teori dalam Psikologi Pendidikan

  1. Behaviorisme, dalam teori ini salah satu tokohnya adalah JB Watson, dimana penekanan dari teori ini adalah terkait Stimulus response dan Sensation and perception. Dalam teori ini kaitannya dalam belajar adalah, bahwa manusia akan belajar denga merespon stimulus yang muncul. Misalnya dikejar kucing (Stimulus) maka akan lari (Respon), jadi proses pembelajaran adalah alami bawaan dari lahir.
  2. Teori Classical Conditioning, dari Palvov, dalam teori ini penekanan proses belajar adalah apabila ingin mendapatkan tingkah laku yang baru maka dengan cara memberikan stimulus dan stimulus penguat (sebagai pengantar) sehingga menimbulkan perilaku yang baru yang diinginkan. Oleh karena itu nantinya individu walaupun tidka diberikan stimulus penguat, maka akan tetap menimbulkan respon perilaku karena adanya pembiasaan.
  3. Teori Operan Conditioning, dari Skinner teori ini menyumbangkan pada proses belajar, dimana untuk membentuk sebuah perilaku dibutuhkan konsekuensi dari respon tingkah laku maksudnya adalah perilaku yang timbul dari respon bukanlah karena tiba-tiba namun dikarena tindakan yang disengaja (operant). Dalam konteks belajar penekanannya adalah tujuan dari belajar tersebut, yang biasa untuk membentuk sebuah perilaku diberikan sebuah konsekuensi yakni reward (penghargaan) ataupun punishment (hukuman)
  4. Teori Gestalt, teori ini memberikan kontribusi kepada pendidikan dengan menggali proses belajar kognitif, berfokus kepada higher mental process. Aplikasinya dalam belajar adalah bagaimana anak didik memiliki insight (mengenali unsur-unsur dalam objek), meaningful learning ( makna dari unsure objek belajar), life space (memiliki keterkaitan dengan lingkungan sekitar), Learning transfer (bagaimana pola-pola perilaku dalam berguna pada situasi yang lain)
  5. Teori Koneksionisme, teori disumbangkan oleh Thordike, dalam aplikasinya dalam belajar bahwa proses belajar, hubungannya adalah stimulus dan respon, namun dalam memilik respon yang tepat melalui percobaan-percobaan (trials) dan kegagalan-kegagalan (eror) terlebih dahulu.
  6. Teori kognitif, teori ini salah satunya disumbangkan oleh Jean Piaget, dimana dalam belajar anak dibagi menjadi tahap sensomorik (0-2), tahap pra operasional (2-7), Operasional formal (7-11) dan Operasioanal formal (12 keatas). Konsep ini memberikan kontribusi bahwa setiap tahap anak memiliki karakteristik yang berbeda, oleh karena itu dalam pembelajaran anak disesuaikan dengan karakteristiknya.

Seni dan ilmu pengetahuan dari mengajar

Keberhasilan seorang guru dalam mengajar sangat berkaitan dengan penguasaan sains serta seni dan keahlian mengajarnya. [4].

Psikologi pendidikan merupakan sumbangsih dari ilmu pengetahuan psikologi terhadap dunia pendidikan dalam kegiatan pendidikan pembelajaran, pengembangan kurikulum, proses belajar mengajar, sistem evaluasi, dan layanan konseling merupakan serta beberapa kegiatan utama dalam pendidikan terhadap peserta didik, pendidik, orang tua, masyarakat dan pemerintah agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara sempurna dan tepat guna[5].

Cara mengajar yang efektif

Tidaklah sama keadaan di setiap daerah, Efektif berarti kita menggunakan cara yang jitu untuk menyelesaikan masalah dalam mengajar, seperti memadamkan api dengan air.

Lihat pula

Referensi

  1. Pengertian Psikologi Pendidikan

Rujukan

  1. ^ a b Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010, hal. 4-14.
  2. ^ Glassman, M. (Inggris)"Dewey and Vygotsky: Society, Experience, and Inquiry in Educational Practice", Educational Researcher, 2001, hal. 3-14.
  3. ^ Beatty, B. "From Laws of Learning to a Science of Values", American Psychologist, 1998, hal. 1145-1152.
  4. ^ Johnson, J. A. (Inggris)Introduction to the Foundations od American Education, Boston: Allyn & Bacon, 2002.
  5. ^ Education and Personal Relationships: A Philosophical Study, Routledge (1974), ISBN 0-416-76210-7 ISBN 978-0-416-76210-5