Lompat ke isi

Terjemahan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
JThorneBOT (bicara | kontrib)
→‎Lihat pula: clean up, removed: {{Link FA|mk}}
Siegethetower (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{Navbox terjemahan}}
{{Navbox terjemahan}}
'''Terjemahan''' adalah [[interpretasi]] [[makna (linguistik)|makna]] suatu [[teks]] dalam suatu [[bahasa]] ("[[teks sumber]]") dan penghasilan teks yang merupakan padanan dalam bahasa lain ("teks sasaran" atau "terjemahan") yang mengkomunikasikan [[pesan]] serupa. Terjemahan harus mempertimbangkan beberapa batasan, termasuk [[konteks]], aturan [[tata bahasa]], [[konvensi]] penulisan, [[idiom]], serta hal lain antar kedua bahasa. Orang yang melakukan terjemahan disebut sebagai '''penerjemah'''.
'''Penerjemahan''' adalah [[interpretasi]] [[makna (linguistik)|makna]] suatu [[teks]] dalam suatu [[bahasa]] ("[[teks sumber]]") dan menghasilkan teks yang merupakan padanan dalam bahasa lain ("teks sasaran" atau "terjemahan") yang mengkomunikasikan [[pesan]] serupa. Menurut Oxford, penerjemahan adalah mengomunikasikan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan menggunakan kata yang ekuivalen. <ref>''The Oxford Companion to the English Language'', Namit Bhatia, ed., 1992, pp. 1,051–54.</ref>. Dimana interpretasi tidak diragukan lebih dulu muncul dari pada tulisan, penerjemahan baru muncul setelah kemunculan tulisan (literatur). Salah satu terjemahan paling awal yang ditemukan adalah terjemahan yang dibuat pada tahun 2000SM atas kisah legenda Gilgamesh dari bahasa Sumeria ke dalam bahasa-bahasa Asia Barat.<ref>J.M. Cohen, "Translation", ''[[Encyclopedia Americana]]'', 1986, vol. 27, p. 12.</ref>


Orang yang menerjemahkan disebut '''penerjemah'''. Penerjemah saat menerjemahkan harus mempertimbangkan beberapa batasan, termasuk [[konteks]], aturan [[tata bahasa]], [[konvensi]] penulisan, [[idiom]], serta hal lain antara kedua bahasa. Penerjemah selalu menghadapi risiko untuk tanpa sengaja menyusupkan gaya bahasa maupun idiom dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Di sisi lain, penyusupan gaya bahasa dan idiom dapat memperkaya bahasa sasaran dengan munculnya kata serapan. Dengan begitu, penerjemah ikut terlibat secara signifikan dalam proses pembentukan dan pengembangan bahasa. <ref>[[Christopher Kasparek]], "The Translator's Endless Toil", ''[[The Polish Review]]'', vol. XXVIII, no. 2, 1983, pp. 84-87.</ref>
Secara tradisional terjemahan merupakan suatu kegiatan [[manusia]], walaupun banyak upaya telah dilakukan untuk mengotomatisasikan penerjemahan teks [[bahasa alami]] ([[terjemahan mesin]], ''machine translation'') atau menggunakan [[komputer]] sebagai alat bantu penerjemahan ([[penerjemahan berbantuan komputer]], ''computer-assisted translation'').


Akibat tingginya permintaan atas dokumentasi kegiatan bisnis yang merupakan dampak dari revolusi industri pada pertengahan abad ke-18, penerjemahan berkembang menjadi kegiatan yang formal dan terspesialisasi sehingga bermunculan sekolah spesialis dan perkumpulan profesi. <ref>Andrew Wilson, ''Translators on Translating: Inside the Invisible Art'', Vancouver, CCSP Press, 2009.</ref>. Secara tradisional penerjemahan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara manual oleh [[manusia]]. Oleh karena cukup beratnya kegiatan menerjemahkan, sejak tahun 1940-an para insinyur mulai mengembangkan teknologi otomaisasi penerjemahan ([terjemahan mesin]) atau teknologi yang membantuk manusia menerjemahkan ([penerjemahan berbantuan komputer])<ref>W.J. Hutchins, ''Early Years in Machine Translation: Memoirs and Biographies of Pioneers'', Amsterdam, John Benjamins, 2000.</ref>
Mungkin kesalahpengertian utama mengenai penerjemahan adalah adanya suatu hubungan "kata-per-kata" yang sederhana antara dua bahasa apa pun, dan karena itu penerjemahan sering dianggap langsung dan merupakan suatu proses mekanis. Pada kenyataannya, perbedaan [[historis]] antar bahasa sering memberikan perbedaan ekspresi antar keduanya.

Kesalahpengertian utama mengenai penerjemahan bisa jadi adalah adanya konsep tentang suatu hubungan "kata-per-kata" yang sederhana antara dua bahasa yang kemudian berujung pada penerjemahan sering dianggap dapat langsung dilakukan dan merupakan suatu proses mekanis. Pada kenyataannya, perbedaan [[historis]] antar bahasa sering memberikan perbedaan ekspresi dalam keduanya yang mengakibatkan pemindahan pesan antara bahasa secara sempurna tidak mungkin dilakukan.

([Ilmu penerjemahan]) adalah ilmu yang mempelajari teori dan praktik penerjemahan secara sistematis.<ref>[[Susan Bassnett]], ''Translation studies'', pp. 13-37.</ref>


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revisi per 10 Agustus 2015 15.16

Bagian dari seri:
Penerjemahan
Jenis terjemah
Teknik terjemah
Konsep lainnya

Penerjemahan adalah interpretasi makna suatu teks dalam suatu bahasa ("teks sumber") dan menghasilkan teks yang merupakan padanan dalam bahasa lain ("teks sasaran" atau "terjemahan") yang mengkomunikasikan pesan serupa. Menurut Oxford, penerjemahan adalah mengomunikasikan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan menggunakan kata yang ekuivalen. [1]. Dimana interpretasi tidak diragukan lebih dulu muncul dari pada tulisan, penerjemahan baru muncul setelah kemunculan tulisan (literatur). Salah satu terjemahan paling awal yang ditemukan adalah terjemahan yang dibuat pada tahun 2000SM atas kisah legenda Gilgamesh dari bahasa Sumeria ke dalam bahasa-bahasa Asia Barat.[2]

Orang yang menerjemahkan disebut penerjemah. Penerjemah saat menerjemahkan harus mempertimbangkan beberapa batasan, termasuk konteks, aturan tata bahasa, konvensi penulisan, idiom, serta hal lain antara kedua bahasa. Penerjemah selalu menghadapi risiko untuk tanpa sengaja menyusupkan gaya bahasa maupun idiom dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Di sisi lain, penyusupan gaya bahasa dan idiom dapat memperkaya bahasa sasaran dengan munculnya kata serapan. Dengan begitu, penerjemah ikut terlibat secara signifikan dalam proses pembentukan dan pengembangan bahasa. [3]

Akibat tingginya permintaan atas dokumentasi kegiatan bisnis yang merupakan dampak dari revolusi industri pada pertengahan abad ke-18, penerjemahan berkembang menjadi kegiatan yang formal dan terspesialisasi sehingga bermunculan sekolah spesialis dan perkumpulan profesi. [4]. Secara tradisional penerjemahan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara manual oleh manusia. Oleh karena cukup beratnya kegiatan menerjemahkan, sejak tahun 1940-an para insinyur mulai mengembangkan teknologi otomaisasi penerjemahan ([terjemahan mesin]) atau teknologi yang membantuk manusia menerjemahkan ([penerjemahan berbantuan komputer])[5]

Kesalahpengertian utama mengenai penerjemahan bisa jadi adalah adanya konsep tentang suatu hubungan "kata-per-kata" yang sederhana antara dua bahasa yang kemudian berujung pada penerjemahan sering dianggap dapat langsung dilakukan dan merupakan suatu proses mekanis. Pada kenyataannya, perbedaan historis antar bahasa sering memberikan perbedaan ekspresi dalam keduanya yang mengakibatkan pemindahan pesan antara bahasa secara sempurna tidak mungkin dilakukan.

([Ilmu penerjemahan]) adalah ilmu yang mempelajari teori dan praktik penerjemahan secara sistematis.[6]

Lihat pula


  1. ^ The Oxford Companion to the English Language, Namit Bhatia, ed., 1992, pp. 1,051–54.
  2. ^ J.M. Cohen, "Translation", Encyclopedia Americana, 1986, vol. 27, p. 12.
  3. ^ Christopher Kasparek, "The Translator's Endless Toil", The Polish Review, vol. XXVIII, no. 2, 1983, pp. 84-87.
  4. ^ Andrew Wilson, Translators on Translating: Inside the Invisible Art, Vancouver, CCSP Press, 2009.
  5. ^ W.J. Hutchins, Early Years in Machine Translation: Memoirs and Biographies of Pioneers, Amsterdam, John Benjamins, 2000.
  6. ^ Susan Bassnett, Translation studies, pp. 13-37.