Kesenian Hadro: Perbedaan antara revisi
Hidayatsrf (bicara | kontrib) k PWRR:Bantulah ! |
k menambahkan Kategori:Kesenian Sunda menggunakan HotCat |
||
Baris 12: | Baris 12: | ||
[[kategori: seni Sunda]] |
[[kategori: seni Sunda]] |
||
[[kategori: Garut]] |
[[kategori: Garut]] |
||
[[Kategori:Kesenian Sunda]] |
Revisi per 18 Agustus 2015 02.36
Hadro merupakan kesenian tradisional Garut yang memadukan tabuhan, solawatan, dan tari.[1] Bentuk pertunjukannya mirip pembacaan wawacan yang diiringi rebana dan beduk. Sementara tari yang dipertunjukan cenderung memperlihatkan jurus-jurus penca.
Kesenian ini berkembang di Desa Bojong, Kecamatan Bungbulang. Jika dilihat dari gaya dan lagunya, Hadro sangat dipengaruhi oleh budaya Parsi dan Arab yang diadumaniskan dengan kesenian Sunda. Pengaruh Arab terlihat dari puisi solawatan yang dijadikan syair lagu, sementara unsur Sunda sangat kentara dari irama lagu yang dinyanyikan para pemain dan jenis tabuhan yang digunakan. Alat-alat yang digunakan adalah rebana, tilingtit, kempring, kompeang, bangsing, terompet serta bajidor.
Konon yang pertama kali memperkenalkan kesenian ini adalah Kyai Sura dan Kyai Achmad Sayuti pada tahun 1917. Keduanya berasal dari Tanjung Singuru, Samarang, Garut.
Referensi
- ^ Suhardiman,Budi&Darpan.2007.Seputar Garut.Garut:Komunitas Srimanganti (Indonesia)