Lompat ke isi

Sumantri Brodjonegoro: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambahkan Kategori:Tokoh Orde Baru menggunakan HotCat
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 47: Baris 47:


== Riwayat hidup ==
== Riwayat hidup ==
Soemantri Brodjonegoro yang lahir di Semarang pada tanggal 3 Juni 1926 adalah anak dari Prof. Drs. R. Soetedjo Brodjonegoro, seorang guru HIS di Semarang yang kemudian diangkat menjadi Kepala Sekolah HIS di Solo<ref name="jak">[http://www.jakarta.go.id/jakv1/encyclopedia/detail/2867 Ensiklopedi Jakarta - Soemantri Brodjonegoro]</ref> dan guru besar Fakultas Sastra dan Kebudayaan [[Universitas Gadjah Mada]].<ref>[http://mgb.ugm.ac.id/user-menu/profile-saya/userprofile/soetedjo Prof. Drs. R. Soetedjo Brodjonegoro]</ref>
Soemantri Brodjonegoro yang lahir di Semarang pada tanggal 3 Juni 1926 adalah anak dari Prof. Drs. R. Soetedjo Brodjonegoro, seorang guru HIS di Semarang yang kemudian diangkat menjadi Kepala Sekolah HIS di Solo<ref name=jak>[http://www.jakarta.go.id/jakv1/encyclopedia/detail/2867 Ensiklopedi Jakarta - Soemantri Brodjonegoro.]</ref> dan guru besar Fakultas Sastra dan Kebudayaan [[Universitas Gadjah Mada]].<ref>[http://mgb.ugm.ac.id/user-menu/profile-saya/userprofile/soetedjo Prof. Drs. R. Soetedjo Brodjonegoro.]</ref>


Pada 1933, di usia 7 tahun, memasuki SD, ''Neutrale Hollands Inlandsche School'' (HIS) di Semarang. Tahun 1945 berhasil menyelesaikan pendidikan tingkat SMA Bagian B di Yogyakarta.<ref name="jak"/>
Pada 1933, di usia 7 tahun, memasuki SD, ''Neutrale Hollands Inlandsche School'' (HIS) di Semarang. Tahun 1945 berhasil menyelesaikan pendidikan tingkat SMA Bagian B di Yogyakarta.<ref name=jak/>


Sesuai dengan kemampuan dan bakat yang dimilikinya, melanjutkan pendidikannya ke Technische Hoogeschool ([[THS]]) Bandung.<ref group="note" name="stt">Bagian ini perlu didiskusikan mengingat THS ditutup pada tahun 1942, kemungkinan ia kuliah di STT Bandung atau STT Bandung di Yogya.</ref> Tidak lama dapat mengikuti kuliah, karena Revolusi Fisik mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang memanggil dirinya guna ikut serta berjuang. Dalam masa Perang Kemerdekaan itu, ia pernah menjadi Ajudan Kolonel A.H. Nasution yang ketika itu menjadi Panglima Komando Jawa. Setelah perang kemerdekaan berakhir ia mendapat kesempatan melanjutkan pelajaran di Technische Hoogeschool Delft (sekarang [[Universitas Teknik Delft]]), Negeri Belanda, sebagai mahasiswa tugas belajar dari Angkatan Perang RI.<ref name="jak"/> Dari sekolah ini ia memperoleh dua gelar kesarjanaan, yaitu Insinyur pada tahun 1956 dan Doktor pada 1958. Gelar ''Scheikunde Ingenieur'' (insinyur teknik kimia) dari [[Universitas Teknik Delft|TH Delft]] diperolehnya pada tanggal 28 April 1956.<ref>{{nl}} [http://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:011207975:mpeg21:a0129 "Examens" dalam Harian ''"De Tijd: godsdienstig-staatkundig dagblad"'' edisi 1 Mei 1956, Tahun ke-111 No. 36254.]</ref> Gelar ''Doctor in de Technische Wetenschap'' (Doktor Ilmu Teknik) dari [[Universitas Teknik Delft|TH Delft]] diperolehnya pada tanggal 23 April 1958 setelah mempertahankan disertasi yang berjudul ''"[http://repository.tudelft.nl/view/ir/uuid:f8d81c5b-c239-4195-8d89-9d8458d0a8c8/ Aspects on gas chromatography and selective hydrotreating]"''.<ref group="note" name="dok">Sistem pendidikan Belanda pada masa itu menetapkan bahwa pemegang ijazah insinyur TH (Delft atau Bandung) dapat langsung menempuh promosi untuk meraih gelar ''"Doctor in de Technische Wetenschap"''.</ref>
Sesuai dengan kemampuan dan bakat yang dimilikinya, melanjutkan pendidikannya ke Technische Hoogeschool ([[THS]]) Bandung.<ref group=note name=stt>Bagian ini perlu didiskusikan mengingat THS ditutup pada tahun 1942, kemungkinan ia kuliah di STT Bandung atau STT Bandung di Yogya.</ref> Tidak lama dapat mengikuti kuliah, karena Revolusi Fisik mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang memanggil dirinya guna ikut serta berjuang. Dalam masa Perang Kemerdekaan itu, ia pernah menjadi Ajudan Kolonel A.H. Nasution yang ketika itu menjadi Panglima Komando Jawa. Setelah perang kemerdekaan berakhir ia mendapat kesempatan melanjutkan pelajaran di Technische Hoogeschool Delft (sekarang [[Universitas Teknik Delft]]), Negeri Belanda, sebagai mahasiswa tugas belajar dari Angkatan Perang RI.<ref name=jak/> Dari sekolah ini ia memperoleh dua gelar kesarjanaan, yaitu Insinyur pada tahun 1956 dan Doktor pada 1958. Gelar ''Scheikunde Ingenieur'' (insinyur teknik kimia) dari [[Universitas Teknik Delft|TH Delft]] diperolehnya pada tanggal 28 April 1956.<ref>{{nl}} [http://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:011207975:mpeg21:a0129 "Examens" dalam Harian ''"De Tijd: godsdienstig-staatkundig dagblad"'' edisi 1 Mei 1956, Tahun ke-111 No. 36254.]</ref> Gelar ''Doctor in de Technische Wetenschap'' (Doktor Ilmu Teknik) dari [[Universitas Teknik Delft|TH Delft]] diperolehnya pada tanggal 23 April 1958 setelah mempertahankan disertasi yang berjudul ''"[http://repository.tudelft.nl/view/ir/uuid:f8d81c5b-c239-4195-8d89-9d8458d0a8c8/ Aspects on gas chromatography and selective hydrotreating]"''.<ref group=note name=dok>Sistem pendidikan Belanda pada masa itu menetapkan bahwa pemegang ijazah insinyur TH (Delft atau Bandung) dapat langsung menempuh promosi untuk meraih gelar ''"Doctor in de Technische Wetenschap"''.</ref>


Mula-mula Dr. Ir. Soemantri Brodjonegoro bertugas sebagai dosen di Departemen Kimia dan Departemen Teknik Kimia di mana ia termasuk generasi pertama staf pengajar putera Indonesia di jurusan-jurusan tersebut.
Mula-mula Dr. Ir. Soemantri Brodjonegoro bertugas sebagai dosen di Departemen Kimia dan Departemen Teknik Kimia di mana ia termasuk generasi pertama staf pengajar putera Indonesia di jurusan-jurusan tersebut.
Baris 59: Baris 59:
Presidium tersebut dipimpin Prof. Ir. R. [[Soemono]] yang beranggotakan Prof. Ir. [[Goenarso]]; Prof. dr. R. M. [[Djoehana Wiradikarta]]; Prof. Ir. [[Soetedjo]]; Panitera: Prof. Dr. Ir. R. M. Soemantri Brodjonegoro.<ref>[http://rektorkita.itb.ac.id/sejarah Sejarah Rektor TH Bandung - ITB]</ref>
Presidium tersebut dipimpin Prof. Ir. R. [[Soemono]] yang beranggotakan Prof. Ir. [[Goenarso]]; Prof. dr. R. M. [[Djoehana Wiradikarta]]; Prof. Ir. [[Soetedjo]]; Panitera: Prof. Dr. Ir. R. M. Soemantri Brodjonegoro.<ref>[http://rektorkita.itb.ac.id/sejarah Sejarah Rektor TH Bandung - ITB]</ref>


Tahun 1959–1960, ia menjabat sebagai Sekretaris Departemen Kimia [[ITB]] dengan Ketua Departemennya waktu itu adalah Prof. dr. R. M. [[Djoehana Wiradikarta]].<ref>Sakri, A. (1979a:145).</ref>
Tahun 1959–1960, ia menjabat sebagai Sekretaris Departemen Kimia [[ITB]] dengan Ketua Departemennya waktu itu adalah Prof. dr. R. M. [[Djoehana Wiradikarta]].<ref name=sak-a>Sakri, A. (1979a). ''Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979'', Jilid 1: Selintas perkembangan ITB. Bandung: Penerbit ITB.</ref>{{Rp|145}}


Tahun 1959–1964, ia menjabat sebagai Ketua Departemen Teknik Kimia [[ITB]].<ref>Sakri, A. (1979a:156).</ref>
Tahun 1959–1964, ia menjabat sebagai Ketua Departemen Teknik Kimia [[ITB]].<ref name=sak-a/>{{Rp|156}}


Selain itu pada tahun 1958-1964 dia menjabat pembantu dekan, kemudian Pembantu Rektor<ref>sekarang jabatan ini disebut Wakil Rektor.</ref> bidang Akademis [[ITB]].
Selain itu pada tahun 1958-1964 dia menjabat pembantu dekan, kemudian Pembantu Rektor<ref group=note name=warek>Sekarang jabatan ini disebut Wakil Rektor.</ref> bidang Akademis [[ITB]].


Selanjutnya pada tahun 1964 di usianya yang ke-38 diangkat sebagai Rektor ke-6 [[Universitas Indonesia]],<ref>Warsa, U. C. (2007:11).</ref> yang merupakan rektor termuda UI sepanjang sejarahnya hingga saat ini.
Selanjutnya pada tahun 1964 di usianya yang ke-38 diangkat sebagai Rektor ke-6 [[Universitas Indonesia]],<ref name=warsa>Warsa, U. C. (2007). ''Langkah otonomi Universitas Indonesia menuju universitas riset kelas dunia''. Memorandum akhir jabatan Rektor UI masa bakti 2002-2007. Jakarta: Universitas Indonesia.</ref>{{Rp|11}} yang merupakan rektor termuda UI sepanjang sejarahnya hingga saat ini.


Soemantri menjabat Rektor UI dalam dua kali masa jabatan, yaitu tahun 1964-1968 dan tahun 1968-1973.<ref>Warsa, U. C. (2007:3).</ref><ref name="tempo"/> Dengan masa jabatan hampir sembilan tahun, tidaklah salah jika ia disebut sebagai Rektor UI dengan masa jabatan terlama hingga saat ini.<ref>Prof. Mahar Mardjono (1973-1983) dan Prof. Sujudi (1986-1994) masing-masing menjabat selama delapan tahun.</ref>
Soemantri menjabat Rektor UI dalam dua kali masa jabatan, yaitu tahun 1964-1968 dan tahun 1968-1973.<ref name=warsa/>{{Rp|3}}<ref name=tempo/> Dengan masa jabatan hampir sembilan tahun, tidaklah salah jika ia disebut sebagai Rektor UI dengan masa jabatan terlama hingga saat ini.<ref>Prof. Mahar Mardjono (1973-1983) dan Prof. Sujudi (1986-1994) masing-masing menjabat selama delapan tahun.</ref>


Ayah tiga putra ini yang beristerikan dokter Nani Soeminarsari, pernah bertugas di Lembaga Atom, Riset Nasional dan sebagainya - sampai tahun 1964 ketika dia diangkat jadi penasehat dari Lembaga Minyak dan Gas Bumi.<ref name="tempo">[http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1973/12/29/PT/mbm.19731229.PT63634.id.html Berita Meninggal Soemantri Brodjonegoro.]</ref>{{deadlink}} Ketiga putranya adalah Prof. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro - dosen Teknik Mesin [[ITB]], pernah menjabat Dirjen Dikti; Ir. Irsan Soemantri Brodjonegoro, Ph.D - dosen Teknik Kelautan [[ITB]]; dan yang paling bungsu Prof. [[Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro]], SE, MUP, Ph.D. - dosen dan Dekan Fakultas Ekonomi [[UI]], terakhir [[Menteri Keuangan]] Republik Indonesia pada [[Kabinet Kerja]].
Ayah tiga putra ini yang beristerikan dokter Nani Soeminarsari, pernah bertugas di Lembaga Atom, Riset Nasional dan sebagainya - sampai tahun 1964 ketika dia diangkat jadi penasehat dari Lembaga Minyak dan Gas Bumi.<ref name=tempo>[http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1973/12/29/PT/mbm.19731229.PT63634.id.html Berita Meninggal Soemantri Brodjonegoro.]</ref>{{deadlink}} Ketiga putranya adalah Prof. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro - dosen Teknik Mesin [[ITB]], pernah menjabat Dirjen Dikti; Ir. Irsan Soemantri Brodjonegoro, Ph.D - dosen Teknik Kelautan [[ITB]]; dan yang paling bungsu Prof. [[Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro]], SE, MUP, Ph.D. - dosen dan Dekan Fakultas Ekonomi [[UI]], terakhir [[Menteri Keuangan]] Republik Indonesia pada [[Kabinet Kerja]].


Pengabdiannya dalam lembaga eksekutif diawali sebagai Menteri Pertambangan dalam Kabinet Ampera tahun 1967, kemudian Menteri Pertambangan dalam Kabinet Pembangunan I dan Kabinet Pembangunan II dan akhirnya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.<ref name="tempo"/>
Pengabdiannya dalam lembaga eksekutif diawali sebagai Menteri Pertambangan dalam Kabinet Ampera tahun 1967, kemudian Menteri Pertambangan dalam Kabinet Pembangunan I dan Kabinet Pembangunan II dan akhirnya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.<ref name=tempo/>


Karangan-karangannya dimuat di pelbagai majalah luar negeri, dan kertas kerjanya selalu ada pada setiap seminar lembaga pengetahuan di Indonesia.
Karangan-karangannya dimuat di pelbagai majalah luar negeri, dan kertas kerjanya selalu ada pada setiap seminar lembaga pengetahuan di Indonesia.


Pada tanggal 18 Desember 1973 jam 00.15 dinihari di Ruang Perawatan Intensif (ICU) [[Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo|RS Ciptomangunkusumo]] Jakarta, mantan dosen, Pembantu Rektor dan Presidium [[Institut Teknologi Bandung|ITB]], mantan Rektor [[Universitas Indonesia|UI]], dan Menteri P & K ini meninggal dunia dan dikuburkan di Kalibata dengan inspektur upacara [[Wakil Presiden Indonesia|Wakil Presiden]] [[Hamengkubuwana IX|Hamengkubuwono]].<ref name="tempo"/>
Pada tanggal 18 Desember 1973 jam 00.15 dinihari di Ruang Perawatan Intensif (ICU) [[Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo|RS Ciptomangunkusumo]] Jakarta, mantan dosen, Pembantu Rektor dan Presidium [[Institut Teknologi Bandung|ITB]], mantan Rektor [[Universitas Indonesia|UI]], dan Menteri P & K ini meninggal dunia dan dikuburkan di Kalibata dengan inspektur upacara [[Wakil Presiden Indonesia|Wakil Presiden]] [[Hamengkubuwana IX|Hamengkubuwono]].<ref name=tempo/>


Namanya diabadikan sebagai Gunung di Pegunungan Sudirman, provinsi Papua yakni Puncak Sumantri Brojonegoro dan stadion olahraga remaja di kawasan [[Kuningan, Jakarta Selatan|Kuningan]], [[Jakarta Selatan]], yakni [[Stadion Soemantri Brodjonegoro]] dan jalan di Kampus UI Depok.
Namanya diabadikan sebagai Gunung di Pegunungan Sudirman, provinsi Papua yakni Puncak Sumantri Brojonegoro dan stadion olahraga remaja di kawasan [[Kuningan, Jakarta Selatan|Kuningan]], [[Jakarta Selatan]], yakni [[Stadion Soemantri Brodjonegoro]] dan jalan di Kampus UI Depok.


== Catatan ==
== Catatan ==
{{reflist|group="note"}}
{{reflist|group=note}}


== Rujukan ==
== Referensi ==
{{reflist|2}}
{{reflist}}

* Sakri, A. (1979a). ''Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979'', Jilid 1: Selintas perkembangan ITB. Bandung: Penerbit ITB.
* Warsa, U. C. (2007). ''Langkah otonomi Universitas Indonesia menuju universitas riset kelas dunia''. Memorandum akhir jabatan Rektor UI masa bakti 2002-2007. Jakarta: Universitas Indonesia.


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
Baris 94: Baris 91:
* [http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=10240654 Babad Tanah Ganesha.]
* [http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=10240654 Babad Tanah Ganesha.]
* [http://km.itb.ac.id/site/?p=102 Sejarah Keluarga Mahasiswa ITB.]
* [http://km.itb.ac.id/site/?p=102 Sejarah Keluarga Mahasiswa ITB.]
* [http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1973/12/29/PT/mbm.19731229.PT63634.id.html Berita Meninggal Soemantri Brodjonegoro]


{{s-start}}
{{s-start}}

Revisi per 23 Agustus 2015 09.48

Prof. Dr. Ir.
Sumantri Brodjonegoro
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia 14
Masa jabatan
28 Maret 1973 – 18 Desember 1973
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Mashuri Saleh
Sebelum
[[Menteri Pertambangan Indonesia]] 5
Masa jabatan
17 Oktober 1967 – 28 Maret 1973
PresidenSoeharto
[[Rektor Universitas Indonesia]] 6
Masa jabatan
1964 – 1973
Sebelum
Pengganti
Slamet Iman Santoso
(Sebagai Pejabat Rektor)
[[Presidium Institut Teknologi Bandung]] 1
Masa jabatan
2 Maret 1959 – 1 November 1959
Sebelum
Pengganti
Prof. Ir. R. O. Kosasih
Informasi pribadi
Lahir(1926-06-03)3 Juni 1926
Belanda Semarang, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Meninggal18 Desember 1973(1973-12-18) (umur 47)
Indonesia Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia Indonesia
AnakProf. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro
Ir. Irsan Soemantri Brodjonegoro, Ph.D
Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, SE, MUP, Ph.D.
Alma materSekolah Tinggi Teknik Bandung
Technische Universiteit Delft
PekerjaanAkademisi
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Prof. Dr. Ir. R. M. Soemantri Brodjonegoro (3 Juni 1926 – 18 Desember 1973) adalah guru besar teknik kimia Institut Teknologi Bandung yang kemudian menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia pada tahun 1967 hingga 1973 dan juga mantan Menteri Pendikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1973. Ia juga pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Indonesia. Ia meninggal dunia dalam masa jabatannya sebagai Mendikbud dan digantikan oleh Syarief Thayeb.

Riwayat hidup

Soemantri Brodjonegoro yang lahir di Semarang pada tanggal 3 Juni 1926 adalah anak dari Prof. Drs. R. Soetedjo Brodjonegoro, seorang guru HIS di Semarang yang kemudian diangkat menjadi Kepala Sekolah HIS di Solo[1] dan guru besar Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada.[2]

Pada 1933, di usia 7 tahun, memasuki SD, Neutrale Hollands Inlandsche School (HIS) di Semarang. Tahun 1945 berhasil menyelesaikan pendidikan tingkat SMA Bagian B di Yogyakarta.[1]

Sesuai dengan kemampuan dan bakat yang dimilikinya, melanjutkan pendidikannya ke Technische Hoogeschool (THS) Bandung.[note 1] Tidak lama dapat mengikuti kuliah, karena Revolusi Fisik mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang memanggil dirinya guna ikut serta berjuang. Dalam masa Perang Kemerdekaan itu, ia pernah menjadi Ajudan Kolonel A.H. Nasution yang ketika itu menjadi Panglima Komando Jawa. Setelah perang kemerdekaan berakhir ia mendapat kesempatan melanjutkan pelajaran di Technische Hoogeschool Delft (sekarang Universitas Teknik Delft), Negeri Belanda, sebagai mahasiswa tugas belajar dari Angkatan Perang RI.[1] Dari sekolah ini ia memperoleh dua gelar kesarjanaan, yaitu Insinyur pada tahun 1956 dan Doktor pada 1958. Gelar Scheikunde Ingenieur (insinyur teknik kimia) dari TH Delft diperolehnya pada tanggal 28 April 1956.[3] Gelar Doctor in de Technische Wetenschap (Doktor Ilmu Teknik) dari TH Delft diperolehnya pada tanggal 23 April 1958 setelah mempertahankan disertasi yang berjudul "Aspects on gas chromatography and selective hydrotreating".[note 2]

Mula-mula Dr. Ir. Soemantri Brodjonegoro bertugas sebagai dosen di Departemen Kimia dan Departemen Teknik Kimia di mana ia termasuk generasi pertama staf pengajar putera Indonesia di jurusan-jurusan tersebut.

Soemantri Brodjonegoro termasuk dalam panitia persiapan pendirian "Institut Teknologi" di Kota Bandung dan diangkat sebagai panitera Presidium ITB untuk menjalankan tugas-tugas administrasi penyelenggaraan ITB sejak ITB diresmikan tanggal 2 Maret 1959 hingga tanggal 1 November 1959 ketika Prof. Ir. R. O. Kosasih diangkat sebagai Rektor ITB yang definitif.

Presidium tersebut dipimpin Prof. Ir. R. Soemono yang beranggotakan Prof. Ir. Goenarso; Prof. dr. R. M. Djoehana Wiradikarta; Prof. Ir. Soetedjo; Panitera: Prof. Dr. Ir. R. M. Soemantri Brodjonegoro.[4]

Tahun 1959–1960, ia menjabat sebagai Sekretaris Departemen Kimia ITB dengan Ketua Departemennya waktu itu adalah Prof. dr. R. M. Djoehana Wiradikarta.[5]:145

Tahun 1959–1964, ia menjabat sebagai Ketua Departemen Teknik Kimia ITB.[5]:156

Selain itu pada tahun 1958-1964 dia menjabat pembantu dekan, kemudian Pembantu Rektor[note 3] bidang Akademis ITB.

Selanjutnya pada tahun 1964 di usianya yang ke-38 diangkat sebagai Rektor ke-6 Universitas Indonesia,[6]:11 yang merupakan rektor termuda UI sepanjang sejarahnya hingga saat ini.

Soemantri menjabat Rektor UI dalam dua kali masa jabatan, yaitu tahun 1964-1968 dan tahun 1968-1973.[6]:3[7] Dengan masa jabatan hampir sembilan tahun, tidaklah salah jika ia disebut sebagai Rektor UI dengan masa jabatan terlama hingga saat ini.[8]

Ayah tiga putra ini yang beristerikan dokter Nani Soeminarsari, pernah bertugas di Lembaga Atom, Riset Nasional dan sebagainya - sampai tahun 1964 ketika dia diangkat jadi penasehat dari Lembaga Minyak dan Gas Bumi.[7][pranala nonaktif] Ketiga putranya adalah Prof. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro - dosen Teknik Mesin ITB, pernah menjabat Dirjen Dikti; Ir. Irsan Soemantri Brodjonegoro, Ph.D - dosen Teknik Kelautan ITB; dan yang paling bungsu Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, SE, MUP, Ph.D. - dosen dan Dekan Fakultas Ekonomi UI, terakhir Menteri Keuangan Republik Indonesia pada Kabinet Kerja.

Pengabdiannya dalam lembaga eksekutif diawali sebagai Menteri Pertambangan dalam Kabinet Ampera tahun 1967, kemudian Menteri Pertambangan dalam Kabinet Pembangunan I dan Kabinet Pembangunan II dan akhirnya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.[7]

Karangan-karangannya dimuat di pelbagai majalah luar negeri, dan kertas kerjanya selalu ada pada setiap seminar lembaga pengetahuan di Indonesia.

Pada tanggal 18 Desember 1973 jam 00.15 dinihari di Ruang Perawatan Intensif (ICU) RS Ciptomangunkusumo Jakarta, mantan dosen, Pembantu Rektor dan Presidium ITB, mantan Rektor UI, dan Menteri P & K ini meninggal dunia dan dikuburkan di Kalibata dengan inspektur upacara Wakil Presiden Hamengkubuwono.[7]

Namanya diabadikan sebagai Gunung di Pegunungan Sudirman, provinsi Papua yakni Puncak Sumantri Brojonegoro dan stadion olahraga remaja di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, yakni Stadion Soemantri Brodjonegoro dan jalan di Kampus UI Depok.

Catatan

  1. ^ Bagian ini perlu didiskusikan mengingat THS ditutup pada tahun 1942, kemungkinan ia kuliah di STT Bandung atau STT Bandung di Yogya.
  2. ^ Sistem pendidikan Belanda pada masa itu menetapkan bahwa pemegang ijazah insinyur TH (Delft atau Bandung) dapat langsung menempuh promosi untuk meraih gelar "Doctor in de Technische Wetenschap".
  3. ^ Sekarang jabatan ini disebut Wakil Rektor.

Referensi

  1. ^ a b c Ensiklopedi Jakarta - Soemantri Brodjonegoro.
  2. ^ Prof. Drs. R. Soetedjo Brodjonegoro.
  3. ^ (Belanda) "Examens" dalam Harian "De Tijd: godsdienstig-staatkundig dagblad" edisi 1 Mei 1956, Tahun ke-111 No. 36254.
  4. ^ Sejarah Rektor TH Bandung - ITB
  5. ^ a b Sakri, A. (1979a). Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979, Jilid 1: Selintas perkembangan ITB. Bandung: Penerbit ITB.
  6. ^ a b Warsa, U. C. (2007). Langkah otonomi Universitas Indonesia menuju universitas riset kelas dunia. Memorandum akhir jabatan Rektor UI masa bakti 2002-2007. Jakarta: Universitas Indonesia.
  7. ^ a b c d Berita Meninggal Soemantri Brodjonegoro.
  8. ^ Prof. Mahar Mardjono (1973-1983) dan Prof. Sujudi (1986-1994) masing-masing menjabat selama delapan tahun.

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Mashuri Saleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
1973
Diteruskan oleh:
Syarief Thayeb
Didahului oleh:
Slamet Bratanata
Menteri Pertambangan Indonesia
1967–1973
Diteruskan oleh:
Mohammad Sadli
Jabatan akademis
Didahului oleh:
Syarief Thayeb
Rektor Universitas Indonesia
1964–1973
Diteruskan oleh:
Slamet Iman Santoso
Didahului oleh:
Periode FT & FIPIA UI Bandung
Presidium Institut Teknologi Bandung
1959
Bersama dengan: Prof. Ir. R. Soemono
Prof. Ir. R. Goenarso
Prof. dr. R. M. Djoehana Wiradikarta
Prof. Ir. Soetedjo
Diteruskan oleh:
Prof. Ir. R. O. Kosasih