Lompat ke isi

Napoleon Bonaparte

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Napoleon Bonaparte

Napoleon Bonaparte, dilahirkan di pulau Corsica tanggal 15 Agustus 1769 dari sebuah keluarga bangsawan. Menjadi siswa di Akademi Militer Brienne tahun 1779 pada usia 10 tahun, kecerdasannya membuat Napoleon lulus akademi di usia 15 tahun.

Karir militernya menanjak pesat setelah dia berhasil menumpas kerusuhan yang dimotori kaum pendukung royalis dengan cara yang sangat mengejutkan : menembakkan meriam di kota Paris. Peristiwa itu terjadi tahun 1795 saat Napoleon berusia 26 tahun. Berbagai perang yang dimenangkannya diantaranya melawan Austria dan Prusia.

Pada masa jayanya, Napoleon Bonaparte menguasai hampir seluruh dataran Eropa baik dengan diplomasi maupun peperangan. Diantaranya adalah Belanda dengan diangkatnya kakanya Joseph Napoleon, Swedia dengan diangkatnya Jendral Bernadotte sebagai raja yang kemudian melakukan penghianatan, sebagian besar wilayah Italia yang direbut dari Austria dan Polandia dengan diangkatnya Joseph Poniatowski sebagai wali negara Polandia.

Menikahi seorang janda bernama Josephine de Beauharnais, kehidupan perkawinan Napoleon penuh dengan ketidakpercayaan dan perselingkuhan diantaranya perselingkuhan Napoleon dengan gadis Polandia Maria Walewska sampai akhirnya Josephine menjadi isteri yang setia. Karena usianya yang lebih tua, Josephine tidak memberikan keturunan pada Napoleon yang kemudian diceraikannya. Kemudian menikah lagi dengan Putri Kaisar Austria Marie Louise putri dari Kaisar Francois I yang mengikat persekutuan Austria dan Perancis yang dilakukan Kaisar Austria atas nasihat perdana menteri Matternich untuk menyelamatkan negaranya. Pernikahan itu berakhir dengan kekalahan Napoleon yang pertama dengan jatuhnya kota Paris akibat diserang Rusia, Austria dan Prusia serta dibuangnya Napoleon ke pulau Elba. Marie Louise sendiri dibawa pulang oleh ayahnya ke Wina.

Namun tidak semua peperangan di Eropa dimenangkannya. Kegagalannya menghadapi gerilyawan di Spanyol. Kekalahan pada pertempuran laut di Trafalgar antara armada Perancis yang dipimpin oleh Admiral Villeneuve dengan armada Inggris yang dipimpin oleh Admiral Nelson meskipun Nelson gugur dalam pertempuran ini (terkena tembakan sniper Perancis). Kegagalan dalam kampanye di Mesir yang akibatnya berhadapan dengan kekuatan Inggris, Mesir dan Turki. Kegagalan dalam menyerang Rusia karena ketangguhan dan kecerdikan strategi Jendral Kotusov dan Tsar Alexander I dalam menghadapi pasukan Perancis dengan memanfaatkan musim dingin Rusia yang dikenal maut. Strategi Rusia dalam hal ini adalah membakar kota Moskow ketika Napoleon berhasil menaklukkan kota itu dan mengharapkan sumber logistik baru. Kekalahan di Rusia diulangi lagi oleh Adolf Hitler dari Jerman 50 tahun kemudian pada Perang Dinia II. Kekalahan yang mengakhiri kariernya sebagai Kaisar Perancis adalah kekalahan di Waterloo ketika berhadapan dengan kekuatan Inggris yang dipimpin Duke of Wellington, Belanda oleh Prince van Oranje dan prusia yang dipimpin oleh General Blucher serta persenjataan baru hasil temuan Jendral Shrapnel dari Inggris, yang mengakibatkan dia dibuang ke pulaiu Santa Helena sampai wafatnya, setelah melarikan diri dari pulau Elba dan memerintah kembali di Perancis selama 100 hari.