Lompat ke isi

Ku Klux Klan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Para anggota KKK pada tahun 1920-an sedang berkumpul-kumpul.

Ku Klux Klan berdiri pada tanggal 24 Desember 1865, yang merupakan sebuah kelompok rasialis ekstrim di Amerika Serikat (AS).

Kelompok ini berkeyakinan bahwa ras kulit putih adalah ras yang terbaik. Mereka mendirikan organisasi tersebut dengan maksud untuk berjuang memberantas kaum kulit hitam dan minoritas di AS seperti Yahudi, Asia dan Katolik Roma. Meskipun kelompok Ku Klux Klan empat tahun setelah berdirinya diumumkan pemerintah AS sebagai organisasi illegal, namun masih tetap menjalankan aksi pembunuhannya terhadap warga kulit hitam. Bahkan, kelompok ini juga menyerang warga kulit putih yang dianggap sebagai pelindung kulit hitam. Aksi Ku Klux Klan memuncang pada dasawarsa 1950-1960-an yang akhirnya memunculkan kelompok perlawanan dari kalangan kulit hitam Amerika dan tokoh tokoh yang menyerukan persamaan hak dan anti rasisme seperti Malcolm X dan Martin Luther King

Namun demikian, hingga kini pemerintah AS dianggap belum pernah melakukan usaha serius untuk memberantas kelompok yang dikatagolrikan berbahaya ini.


Klan pertama

Ku Klux Klan yang pertama didirikan setelah perang sipil berakhir tanggal 24 Desember 1865 oleh enam orang berpendidikan, veteran sekutu kelas menengah.[3] dari Pulaski, Tennessee, yang bosan dengan rutinitasnya sehabis masa perang. Namanya dibangun dengan menggabungkan bahasa Yunani “kyklos” (bulat) dengan “clan” (Klan).[4]

Ku Klux Klan langsung menyebar ke setiap negara bagian di Selatan, mengusung slogan “pemerintahan terror” melawan pemimpin Republik baik berkulit hitam maupun putih. Mereka menyerang para tokoh politik ketika kampanye termasuk anggota kongres Arkansas James M Hinds, tiga anggota legislatif Carolina Selatan dan beberapa orang yang bekerja di badan konstitusional.”[5] dari tahun 1866 sampai 1867, Klan memulai menghancurkan rapat keagamaan warga kulit hitam dan menyerang kediaman kulit hitam pada malam hari untuk mencuri senjata. Beberapa dari aktifitas ini hampir sama dengan kejadian sebelumnya di Tennessee oleh kelompok seperti “Yellow Jacket” dan “RedCaps”.

Pada saat rapat tahun 1867 di Nashville, Tennessee, sebuah usaha dilakukan untuk menciptakan organisasi hirarki dengan membuat sistem, cabang lokal melapor ke pemimpin di daerah, daerah melapor ke distrik, distrik melapor ke negara bagian, dan negara bagian melapor ke kantor pusat nasional. Semua ide tersebut tercantum dalam sebuah dokumen yang disebut “Prescript” (resep) yang ditulis oleh George Gordon, seorang mantan Brigadir Jenderal konfederasi. Prescript termasuk gagasan secara bahasa tentang tujuan utama Ku Klux Klan serta daftar pertanyaan yang akan diajukan ke setiap calon anggota, wawancara dimaksudkan agar tetap fokus menentang Rekonstruksi dan partai Republik. Para calon anggota akan ditanya apakah dia seorang Republik, veteran tentara serikat, atau anggota dari Liga Loyal, apakah dia menentang “kesetaraan dengan kulit hitam baik sosial maupun politik,” dan apakah dia seorang yang memuja “pemerintahan kulit putih”, ”menjaga hak konstitusional kaum Selatan”, ”pemberian hak suara dan emansipasi kulit putih Selatan,” dan “hak yang tak dapat dicabut atas perlindungan diri untuk melawan semua orang yang menggunakan kesewenang-wenangan dan kekuatan yang tidak diizinkan.”[6]

Meskipun hal-hal tersebut dirancang pada rapat tahun 1867. Prescript tersebut tak pernah diterima oleh seluruh unit lokal, mereka pun terus melanjutkan beroperasi secara swatantra dan tak ada lagi daerah, distrik, negara bagian, atau kantor pusat.

Berdasarkan salah satu laporan lisan, suatu saat Gordon pergi menemui mantan pedagang perbudakan dan seorang jenderal sekutu Nathan Bedford Forrest di Memphis, Tennessee dan menceritakan padanya tentang organisasi baru tersebut, yang dibalas oleh Forrest, “Itu suatu hal yang bagus, sangat bagus sekali. Kita bisa menggunakannya untuk mengurung para Negro tetap pada tempatnya berada” [7] beberapa minggu kemudian Forrest diangkat menjadi Grand Wizard, jabatan sebagai pemimpin Klan nasional. Pada beberapa wawancara kemudian, Forrest menolak aturan-aturan bila menjadi pemimpin dan menyatakan dia tak pernah memiliki cara efektif untuk mengontrol setiap sel pada Klan.


Aktivitas organisasi

Klan mencoba mencari cara untuk mengontrol perpolitikan dan sosial para budak, yaitu mencoba mengekang pendidikan kulit hitam, perekonomian, hak pilih dan hak untuk mendapatkan senjata. Bagaimanapun juga, meskipun fokus Klan pada kulit hitam Afrika Amerika, kaum Republik bagian Selatan juga menjadi target taktik intimidasi setannya. Kekerasan adalah maksud dan tujuannya. Sebagai contoh, pada bulan April 1868 saat pemilihan gubernur Georgia, daerah Columbia terhitung 1222 orang memilih Rufus Bullock dari partai Republik, tapi pada saat pemilihan presiden bulan November, di daerah tersebut tercatat hanya ada satu pemilih untuk kandidat dari partai Republik, yaitu Ulysses Grant. [8]

Intimidasi Klan sering pula ditujukan pada para guru sekolah dan mata-mata biro perbudakan federal. Anggota kulit hitam di Liga Loyal juga sering menjadi target penyerbuan Klan. Saat kejadian serupa di Mississippi, berdasarkan kutipan dari kongres [9]

“Salah satu guru tersebut (nyonya Allen dari Illinois), yang letak sekolahnya di Cotton Gin Port di daerah Monroe, didatangi orang tak dikenal…antara jam1-2 pagi di bulan Maret 1871 oleh sekitar 50 orang yang menyamar. Setiap orang mengenakan jubah panjang berwarna putih dan menggunakan penutup kepala dan wajah longgar dengan garis putih berwarna merah tua. Dia diminta untuk bangun dan berpakaian kemudian masuklah Kapten dan Letnannya dengan tambahan tanduk panjang dikepalanya dan memegang beberapa alat. Si Letnan menggenggam pistol lalu duduk disamping si Kapten sementara 8 atau 10 orang berdiri di balik pintu sampai memenuhi beranda. Mereka memperlakukannya “secara sopan dan perlahan” lalu mengkomplain tentang besarnya biaya pajak sekolah, dia menyruhnya untuk berhenti mengajar lalu pergi dari kota ini serta memperingatinya bahwa mereka tidak pernah memberikan peringatan kedua dia terus memperhatikan pernyataannya dan meninggalkan daerah tersebut.”

Bentuk kekerasan lainnya, orang-orang Klan membunuh lebih dari 150 orang Afrika Amerika di Florida saja dan membunuh ratusan lainnya di daerah berbeda [10] saat proklamasi tahun 1868 oleh Gordon [11] terjadi demonstrasi yang menuntut aktifitas kekerasan Klan.


  • Banyak dari warga berkulit hitam adalah veteran tentara serikat dan bersenjata. Dari awal, salah satu fokus utama aktifitas Klan adalah menyita semua senjata yang dimiliki oleh kulit hitam. Dalam proklamasi, Gordon memperingatkan bahwa Klan akan “dibubarkan untuk ketiga kalinya” dan apabila warga kulit hitam “ingin berperang melawan kita mereka harus tinggal dengan pungutan retribusi tinggi yang harus mereka ikuti.”
  • Gordon juga menyatakan bahwa Klan adalah organisasi damai. Klaim adalah cara yang biasa dilakukan oleh Klan untuk melindungi dirinya dari tuntutan. Tetapi, hakim agung federal tahun1869 memvonis Klan sebagai “organisasi teroris” ratusan dakwaan atas perbuatan kriminal dan kekerasan serta terorisme telah diajukan ke pengadilan. Para anggota Klan didakwa dan banyak dari mereka yang melarikan diri dari yuridiksi, khususnya di Carolina Selatan.[12]
  • Gordon memperingatkan bahwa beberapa orang telah melakukan tindak kekerasan atas nama Ku Klux Klan. Hal ini benar adanya bahwa banyak orang yang tidak secara resmi menginduk ke Klan tetapi menemukan seragam Klan, ini dilakukan dengan maksud untuk menyembunyikan identitas mereka ketika melakukan berbagai tindak kekerasan. Tetapi, ini juga dilakukan oleh kalangan atas organisasi untuk menghindari tanggung jawab atas tindakan tersebut. Mereka suka menjalankan rencana mereka secara rahasia, kebiasaan Klan yang tidak terpusat pada Klan membuat para penegak hukum sulit untuk membuktikannya. Dengan berbagai cara Klan menggunakan cara militer untuk menarik minat partai Demokrat, para kelas pemilik perkebunan, dan pada mereka yang menginginkan perbaikan atas supremasi kulit putih.[13]

Di tahun 1868, hanya 2 tahun setelah pembentukan Klan, aktivitasnya sudah mulai berkurang [14] dan seperti yang telah ditunjukan dalam proklamasi Gordon, agar tak terlalu banyak unsur politik dan cara yang lebih simpel untuk menghindari dakwaan atas tindakan kekerasan. Banyak para kaum Demokrat bagian Selatan yang mempunyai pengaruh. Klan sudah mulai memandang ini semua sebagai kemunduran. Sebuah pengecualian pada pemerintahan federal untuk mengembalikan kekuasaannya di daerah Selatan[15]. Pemimpin Georgia B. H. Hill sejauh ini mengklaim “Bahwa beberapa kebiadaban ini sebenarnya dilakukan oleh teman-teman politis partai pembunuh.”[16]

Dalam wawancara dengan salah satu surat kabar terbitan tahun 1868 [17]. Forrest membual bahwa Klan adalah organisasi dengan 550.000 orang anggota yang tersebar diseluruh penjuru negeri dan meskipun dia bukan anggota resmi organisasi tersebut. Tetapi, dia mengklaim bahwa dirinya adalah “simpatisan” dan bisa “bekerja sama” dengan mereka serta dia mampu mengumpulkan 40.000 anggota Klan hanya dalam 5 hari pemberitahuan. Dia menyatakan bahwa Klan tidak melihat kulit hitam sebagai musuhnya seperti pada Liga Loyal, pemerintahan negara Republik seperti gubernur Tennessee Brownlows dan para petualang serta scalawags. Hal ini tidak sepenuhnya benar bila melihat tujuan utama kelompok kulit putih ini bahwa mereka kesulitan mencoba melawan para mantan budak. Klan mengikuti anggota kulit putih kelompok tersebut, terutama para guru sekolah mereka bawa ke Selatan oleh biro pembebasan perbudakan, banyak dari mereka yang bekerja sebagai aktifis penghapusan perbudakan. Sebelum perang atau aktif di kereta bawah tanah. Banyak orang kulit putih Selatan percaya, sebagai contoh, orang kulit hitam memilih partai Republik hanya karena mereka telah ditipu oleh Liga Loyal. Anggota berkulit hitam Liga Loyal juga sering menjadi target penyerbuan Klan. Salah satu editor Koran di Alabama mengatakan bahwa “Liga Loyal tidak lebih dari sasaran empuk Ku Klux Klan.”[18]


Penolakan dan penindasan

Klan pertama tidak pernah diatur secara terpusat, seperti kelompok rahasia “tak terlihat”, mereka tidak memiliki daftar nama anggotanya, tidak ada iuran, tidak memiliki perusahaan koran, tidak memiliki juru bicara, tidak ada kantor cabang, tak memiliki pegawai lokal, tidak memiliki pemimpin negara atau nasional. Popularitasnya berasal dari reputasinya yang meningkat dengan seragam aneh, keliaran serta sandiwara menyeramkannya. Sejarawan Elaine Frantz Parsons mengemukakan. [19]

“Membicarakan anggota Klan menyisakan cerita tentang organisasi dengan berbagai golongan kacau didalamnya seperti kelompok anti-kulit hitam, petani kulit putih miskin yang tidak puas, gerombolan gerilya perang, politisi Demokrat yang salah tempat, para penyuling wiski illegal, moral koersif reformis, anak muda yang bosan, pemerkosa, sadis, pekerja kulit putih yang takut persaingan dengan kulit hitam, pekerja yang mencoba memperbaiki disiplin para buruh, pencuri, tetangga yang menghabiskan beberapa dekade dengan perasaan iri dan bahkan beberapa para pembebas budak serta kaum Republik kulit putih yang bersekutu dengan kaum Demokrat kulit putih, orang yang mempunyai agenda kriminalnya sendiri. Tentu saja, ini pengelompokan secara umum, disamping itu mereka juga ingin menguasai seluruh kulit putih di Selatan dan demokrasi. Itulah mereka yang menyebut dirinya sebagai anggota Klan.”

Organisasi nasional Forrest mempunyai sedikit kontrol terhadap Klan lokal, yang benar benar swatantra. Salah satu Klan resmi mengeluh, “Panggilan ‘ketua’ murni hanya kata benda, saya tak mempunyai hak atas anak desa yang sembrono yang aktif ‘menunggang kuda di malam hari,’ menyambuk, dll, semua yang diluar maksud dan tujuan konstitusional Klan…” Forrest menyuruh membubarkan Klan tahun 1869, dia menyatakan “menjadi orang sesat dari kehormatan aslinya dan maksud patriotik, serta tidak patuh pada kedamaian publik” [20] akibat kurangnya kontrol organisasi nasional, proklamasi malah menjadi gejala dan penyebab penolakan Klan. Sejarawan Stanley Horn menulis bahwa “Secara umum, kehancuran Klan lebih cenderung seperti pola turun naik, lambat, dan berangsur-angsur terpecah dari pada pembubaran secara tegas dan resmi”[21] seorang reporter dari Georgia menulis bulan Januari 1870 bahwa “Pernyataan yang benar dari masalah ini bukan karena Ku Klux Klan kelompok kriminal, tetapi orang-orang yang berkomitmen dengan kriminal menyebut dirinya Ku Klux”[22]

Meskipun Klan lebih sering digunakan sebagai topeng kriminal non-politik, negara dan pemerintahan lokal kadang kala bertindak melawannya. Dalam kasus pembantaian, kaum kulit putih hampir tidak pernah didakwa oleh semua penyidik kulit putih, dan bahkan ketika terjadi penyidikan, semua hakim terlihat tidak mau mengubah status mereka menjadi narapidana. Di banyak negara bagian, ada semacam ketakutan apabila menyuruh milisi kulit hitam, hal ini akan memicu perang ras.[23] Ketika gubernur dari partai Republik Carolina Utara William Woods Holden memanggil milisi untuk melawan Klan tahun 1870, hasilnya adalah serangan balasan yang mengakibatkan partai Republik kehilangan mayoritasnya di badan legislatif, dan lebih parah lagi pendakwaan atas dirinya sendiri dan pengusiran dari kantor.[24]

Walaupun memiliki kekuasaan, ada semacam penentangan pada teror Klan, “Suatu saat, kelompok yang terorganisir sukses mengkonfrontasi Klan. Veteran Pasukan Serikat kulit putih yang berada di pegunungan Blount County, Alabama, mengorganisir gerakan ‘anti-ku klux,’ yang menginginkan diakhirinya kekerasan, serta akan melakukan pembalasan atas perbuatan Klan kecuali mereka mau menghentikan intimidasi kepada para kaum Serikat dan membakar gereja umat kulit hitam serta sekolah. Warga kulit hitam bersenjata berpatroli di jalan Bennettsville, Carolina Selatan, untuk mencegah serangan Klan.”[25]

Juga terjadi gerakan nasional untuk membubarkan Klan, meskipun banyak kaum Demokrat di tingkat nasional bertanya apakah Klan benar-benar ada? Atau hanya akal-akalan gubernur Republik di Selatan saja yang gugup.[26] pada bulan Januari 1971, senator Republik Pennsylvania John Scott memanggil komite untuk rapat, dan mengagendakan pengakuan dari 52 saksi tentang kekejaman Klan. Banyak negara bagian di Selatan telah melewati lagislasi anti-Klan, dan pada bulan Februari para anggota kongres (dan mantan jenderal Serikat) Benjamin Franklin Butler dari Massachusetts (yang sering dicaci maki secara luas oleh para kulit putih Selatan) memperkenalkan model lagislasi federal pada rapat itu.[27] musyawarah dimulai dengan pembahasan permohonan pengiriman pasukan oleh gubernur Carolina Selatan dan berdasarkan laporan kekacauan dan pembantaian di Meridian, Mississippi, pengadilan, tempat dimana wakil negara bagiannya yang berkulit hitam melarikan diri kehutan.[28]

Tahun 1871, presiden Ulysses S Grant menandatangani legislasi Butler, yang isinya mengenai tindakan atas perbuatan Ku Klux Klan, yang digunakan bersamaan dengan tindakan 1870 untuk menegakkan hak-hak sipil hasil ketetapan konstitusi. Akibat perbuatan Ku Klux, pasukan federal dipilih daripada milisi negara, dan anggota Klan didakwa di pengadilan federal, dimana para hakimnya didominasi oleh kulit hitam.[23] dan organisasi pun akhirnya dibinasakan diseluruh penjuru negeri, dimana hal ini selalu ditolak selama beberapa tahun. Pendakwaan dipimpin oleh Attorney General Amos Tappan Ackerman. Itulah keputusan pemerintah federal terhadap semua aksi Ku Klux Klan selama ini, kira-kira tahun 1871-74, dan akhirnya Klan dibubarkan secara menyeluruh,[29] meskipun dibeberapa area masih ada aksi serupa, termasuk intimidasi dan pembunuhan para pemilih kulit hitam, aksi kemudian dilanjutkan dengan bantuan organisasi lokal seperti The White League, Red Shirt, Saber Club, dan Rifle Club.[30] Bahkan, meskipun Klan sudah tak ada lagi, Klan telah mencapai banyak tujuannya, seperti menolak hak pilih kulit hitam di Selatan. Tetapi untuk menghancurkan setiap elemen Klan diperlukan waktu selama beberapa tahun. Di Easter Sunday,1873, pada masa Rekonstruksi terjadi satu kekerasan rasial yang paling berdarah, yaitu pembantaian di Colfax. Pembantaian terjadi ketika warga kulit hitam melakukan serangan terhadap Klan dan orang-orang kulit putih di Liga Kulit Putih. Seperti yang dituturkan oleh guru dan anggota legislatif kulit hitam John G. Lewis, “Mereka mencoba bertahan (perlawanan bersenjata) di Colfax. Yang akhirnya menyebabkan terjadinya peristiwa di Easter Sunday tahun 1873, ketika itu matahari baru saja terbenam, namun, sekitar 280 warga kulit hitam telah terbunuh.”[31]

Tahun 1882, jauh setelah pembubaran Klan, pengadilan tinggi yang memerintah di Amerika mengatakan aktifitas Klan benar-benar sangat diluar aturan, dia juga menambahkan Amandemen ke empat belas tidak mendukung persekongkolan pribadi. [32] Tetapi, aksi para pemrotes dan para Klan tidak dibenarkan dan telah memohon untuk diajukan kepengadilan setelah perang sipil berakhir, termasuk pembunuhan atas Chaney, Goodman, dan Schwerner tahun 1964,[33] pembunuhan atas Viola Liuzzo tahun 1965;[34] dan pembunuhan atas Bray V. Alexandria perawat Klinik Kesehatan Wanita tahun 1991.






Templat:Link FA

Templat:Link FATemplat:Link FA