Lompat ke isi

Museum Buddha Fo Guang Shan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 3 Oktober 2016 06.11 oleh Cumi2got (bicara | kontrib)
Tampak udara Museum Buddha Fo Guang Shan
Berkas:Buddha Museum at dusk.jpg
Museum Buddha Fo Guang Shan saat senja
Berkas:The Fo Guang Big Buddha with the Stupa of Compassion and Stupa of Wisdom in view.jpg
Buddha Raksasa Fo Guang dengan latar belakang Stupa Welas Asih dan Stupa Kebijaksanaan

Museum Buddha Fo Guang Shan atau Fo Guang Shan Buddha Museum (Hanzi: 佛光山佛陀紀念館; Pinyin: Fóguāngshān Fótuó jìniànguǎn), sebelumnya dikenal sebagai Buddha Memorial Center, adalah museum kultural, religius dan pendidikan dari aliran Buddha Mahayana yang berlokasi di Distrik Dashu, Kota Kaohsiung, Taiwan. Museum ini berafiliasi dengan Fo Guang Shan, salah satu organisasi Buddhist terbesar di Taiwan. Museum ini memiliki relik gigi dari Siddhartha Gautama, pendiri dari aliran agama Buddha. Pembangunan museum dimulai tahun 2008, dan dibuka untuk umum pada Desember 2011.[1] Museum ini diterima sebagai anggota terbaru dari International Council of Museums (ICOM) pada tahun 2014. Semenjak diresmikan, Museum Buddha seringkali dimasukkan kedalam daftar 10 monumen penting yang wajib dikunjungi di Taiwan oleh TripAdvisor.[2] Pada tahun 2015, museum disertifikasi ISO 50001:2011.

Sejarah

Pada tahun 1998, Venerable Master Hsing Yun melawat ke Bodh Gaya, India untuk menerima pentahbisan kekal. Beliau dititipi dengan relik gigi oleh Kunga Dorje Rinpoche yang telah menjaga relik tersebut selama hampir tiga puluh tahun. Rinpoche tersentuh oleh upaya yang dilakukan oleh Fo Guang Shan dalam mempromosikan pertukaran pikiran antara berbagai aliran Buddhist, dan beliau berharap agar relik tersebut dapat diabadikan di Taiwan sebagai simbol dari pemeliharaan Dharma. Venerable Master Hsing Yun berkata, "Sang Buddha tidak memerlukan penyembahan atau penghormatan dari orang lain, namun makhluk hiduplah yang memerlukan pencerahan untuk mengembangkan pemikiran yang menyeluruh dan murni. Dengan menyembah sebuah relikwi sebagai monumen, manusia dapat mengetahui raga dari Dharma Buddha, dan aspirasi kekaguman mereka dapat ditingkatkan menjadi keinginan untuk belajar mengenai kebajikan Buddha dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Buddha tidak memerlukan monumen peringatan, namun makhluk hidup yang memerlukannya. Saya membangun pagoda ini dengan pemikiran tersebut."[3]

Pembangunan

Dengan pemikiran tersebut, Venerable Master Hsing Yun mencari lokasi yang sesuai untuk pembangunan Museum Buddha, yang secara kebetulan berada persis di belakang dari Fo Guang Shan. Desain dari museum sendiri mengalami berbagai revisi. Saat fondasi museum selesai, Venerable Master Hsing Yun mendapatkan inspirasi, beliau menggunakan beberapa botol air mineral, sebuah kotak tissue dan beberapa lembar surat kabar, dan merancang (secara garis besar) tata ruang dari Museum Buddha.

Tujuan

Tiga Tindakan Kebaikan

  • Perbuatan yang Baik
  • Perkataan yang Santun
  • Pemikiran yang Baik

Empat Pemberian

  • Memberikan Kepercayaan Diri untuk Orang Lain
  • Memberikan Kebahagiaan untuk Orang Lain
  • Memberikan Harapan untuk Orang Lain
  • Memberikan Kemudahan untuk Orang Lain

Misi dari Museum Buddha

  • 48 Istana Bawah Tanah - untuk melestarikan peradaban dan sejarah manusia
  • Seni Buddhist - untuk mempromosikan seni Buddhist melalui pameran-pameran dan konferensi-konferensi akademik
  • Pertukaran Antar-Museum - untuk menggalang dukungan dan mendorong ide-ide baru melalui interaksi antar-museum
  • Pendidikan Hidup - untuk mempromosikan seni budaya dan perlindungan lingkungan
  • Layanan Masyarakat

Tujuan dari Museum Buddha

  • Untuk menampilkan Buddhisme melalui seni dan budaya
  • Untuk menampilkan Buddhisme melalui film
  • Untuk menampilkan Buddhisme melalui dimensi kemanusiaan
  • Untuk menampilkan Buddhisme melalui dinamika internasional

References