Fobia
Fobia sosial dan fobia spesifik
Fobia sosial dikenal juga sebagai gangguan anxietas sosial, fobia sosial adalah ketakutan akan diamati dan dipermalukan di depan publik. Hal ini bermanifestasi sebagai rasa malu dan tidak nyaman yang sangat berlebihan di situasi sosial. Hal ini mendorong orang untuk mengindari situasi sosial dan ini tidak disebebabkan karena masalah fisik atau mental (seperti gagap, jerawat atau gangguan kepribadian).[1]
Fobia spesifik ditandai oleh ketakutan yang tidak rasional akan objek atau situasi tertentu. Gangguan ini termasuk gangguan medik yang paling sering didapati, namun demikian sebagian kasus hanyalah ringan dan tidak perlu mendapatkan pengobatan. Pada fobia terjadi salah-pindah kecemasan pada barang atau keadaan yang mula-mula menimbulkan kecemasan itu. Jadi terdapat dua mekanisme pembelaan, yaitu salah-pindah dan simbolisasi.[1] Ada banyak macam fobia yang dinamakan menurut barang atau keadaan. Apabila berhadapan dengan objek atau situasi tersebut, orang dengan fobia akan mengalami perasaan panik, berkeringat, berusaha menghindar, sulit untuk bernapas dan jantung berdebar. Sebagian besar orang dewasa yang menderita fobia menyadari bahwa ketakutannya tidak rasional dan banyak yang memilih untuk mencoba menahan perasaan anxietas yang hebat daripada mengungkapkan gangguannya.[1]
Istilah
Beberapa istilah sehubungan dengan fobia:
- Achluophobia - ketakutan terhadap kegelapan.
- Aerofobia - ketakutan akan udara.
- Afrophobia - ketakutan akan orang Afrika atau budaya Afrika.
- Agoraphobia - takut pada tempat umum
- Androphobia - ketakutan kepada laki-laki.
- Antlophobia - takut akan banjir.
- Arachnophobia - ketakutan pada laba-laba.
- Arithmophobia - takut akan angka.
- Bibliophobia - takut pada buku.
- Caucasophobia - ketakutan akan orang dari ras Kaukasus.
- Cenophobia - takut akan ruangan yang kosong.
- Claustrophobia - takut akan ruang sempit seperti lift.
- Dendrophobia - takut pada pohon.
- Dentofobia - takut akan gigi
- Ecclesiophobia - takut pada gereja.
- Felinophobia - takut akan kucing.
- Genuphobia - takut akan lutut.
- Hydrophobia - ketakutan akan air.
- Hyperphobia - takut akan ketinggian.
- Iatrophobia - takut akan dokter.
- Islamofobia - takut akan islam.
- Japanophobia - ketakutan akan orang Jepang.
- Lachanophobia - ketakutan pada sayur-sayuran.
- Lygopobia - ketakutan akan kegelapan.
- Necrophobia - takut akan kematian.
- Panophobia - takut akan segalanya.
- Photophobia - ketakutan akan cahaya.
- Radiofobia - ketakutan akan radiasi.
- Ranidaphobia - takut pada katak.
- Schlionophobia - takut pada sekolah.
- Tripofobia - ketakutan akan lubang yang banyak.
- Thalassofobia - ketakutan akan laut.
- Vestifobia - ketakutan akan pakaian.
- Uranophobia - ketakutan akan surga.
- Urbanophobia - ketakutan akan kota.
- Xanthophobia - ketakutan pada warna kuning.
- Nomofobia - takut/gelisah ketika tidak memegang smartphone.
- Astrafobia - ketakutan pada petir.
Referensi
- ^ a b c (Indonesia) Maramis, Willy F (2009). Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press. ISBN 978-979-1330-56-5.