Lompat ke isi

Musa Asy'arie

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Prof.Dr. Musa Asy'arie lahir di Pekalongan pada tanggal 31 Desember 1951. Seorang filosof Indonesia Mazhab Filsafat Arab yang ahli dalam berbagai bidang, sekaligus pengusaha sukses ahli bidang kebudayaan dan peran kemasyarakatan, aktif di Kabinet Indonesia Bersatu sebagai penasehat menteri pada Departemen Komunikasi dan Informatika.

A. Filsafat Islam Adalah Sunnah Nabi Dalam Berpikir

Jika disejajarkan dengan beberapa tokoh pemikir islam revolusioner, Musa Asy’arie sebagai seorang filosof yang multi talenta, memiliki ciri khas serta karakter tersendiri. Syyed Hossein Nasr lebih dikenal dengan aspek tasawwuf dan filsafatnya, Syyed Muhammad Naquib al-Attas dan Raji al-Faruqi lebih kental dimensai islamisasi ilmu pengetahuannya, Hassan Hanafi sangat kental dengan bobot kalam dan filsafatnya. Maka Musa Asy’arie bisa dikatakan lebih cenderung pada aspek mentalitas dan filsafat islamnya. Hal ini dapat ditelusuri dari setiap tulisan Musa yang kerap kali mendobrak kemapanan dalam aspek mentalitas melalui paradigma Filsafat Islam. “……….Sunnah Rasul dalam berpikir itu tidak lain adalah metode rasional transendental, yaitu menganalisis fakta-fakta empirik dan mengangkatnya pada kesadaran spiritual, kemudian membangun visi transenden dalam memecahkan suatu persoalan. Sunnah berpikir itu dibakukan dalam kitab al-Qur’an dan hikmah filsafat”. “Dalam praktiknya, metode filsafat islam yang rasional transendental itu, berusaha meletakkan al-Qur’an dan aqal dalam hubungan dialogis yang fungsional, tidak struktural yang subordinatif sesungguhnya fungsi al-Qur’an sebagai pedoman hidup bagi manusia, baik dalam berpikir, berperilaku maupun bertindak, hanya dimungkinkan jika al-Qur’an dan aqal berada dalam hubungan dialogis fungsional”. Prof. Dr. Musa Asy'arie guru besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, filosof Indonesia mazhab filsafat arab, sekaligus seorang pengusaha sukses dan aktif dalam berbagai organisasi. Saat ini menjabat sebagai staf ahli menteri bidang kebudayaan pada Departemen Komunikasi dan Informatika.

B. Latar Belakang Keluarga

Musa Asy’arie dilahirkan di desa Pekajangan kabupaten Pekalongan pada tanggal 31 Desember 1951, sebuah desa yang kental dengan budaya santri, juga daerah sentra produksi kain batik khas Pekalongan yang sangat terkenal. Musa dibesarkan oleh kedua orang tuanya yang menginginkan Musa menjadi seorang anak yang taat dalam hal agama. Sejak kecil Musa Asy’arie terbiasa dengan pola pendidikan agama yang sangat ditekankan oleh orang tuanya. Saat masih menjadi mahasiswa tingkat IV di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, saat ini telah konversi menjadi UIN sejak 21 Juni 2004. Musa Asy’arie yang pada saat itu telah berusia kurang lebih 22 tahun, memutuskan untuk segera menikah sebagai perwujudan konsistensinya terhadap ajaran islam yang telah dipelajarinya sejak usia dini, dengan wanita idamannya (Muslichah) yang merupakan teman satu fakultas, anak seorang pengusaha cor logam dari desa Batur Ceper Klaten Jawa Tengah. Muslichah merupakan sosok wanita di belakang Musa dalam dunia bisnis, yang telah berhasil mengantarkannya pada kesuksesan. Pada mulanya karir bisnis Musa dijalani secara apa adanya sesuai dengan karakter dan kepribadian seorang Musa Asy’arie. Setelah sekian lama bergelut dengan beragam pengalaman, serta usaha keras tanpa kenal menyerah. Musa Asy’arie berhasil menjalin jaringan pertemanan dengan berbagai kalangan, dan mengangkat bisnis keluarganya pada tingkat Perseroan Terbatas. Idealisme filsafat dan al-Qur'an yang telah mengental dalam diri Musa, mendorong Musa mengembangkan filsafat islam. Filsafat yang betul-betul lahir dari adanya motivasi spiritual dalam ayat-ayat al-Qur'an. Filsafat islam yang dikembangkannya bukan semata belajar tentang tokoh-tokoh, idelisme filsafat eropa dan lain-lain. Namun filsafat yang mendorong manusia menjadi lebih berarti dengan tetap berpedoman pada islam sebagai landasannya.

C. Latar Belakang Pendidikan

Pada tahun 1959 Musa Asy’arie mengawali dunia pendidikannya dengan belajar di bangku Sekolah Rakyat di desanya, namun selanjutnya pendidikan setingkat Sekolah Dasar ini diselesaikan di tempat lain yakni Sekolah Dasar Muhammadiyah Ambukembang Pekajangan Pekalongan. Pada saat usai merampungkan pendidikan dasarnya, orang tua Musa Asy’arie menginginkan ia belajar mendalami agama di pesantren, namun Musa berkeinginan menyelesaikan sampai tamat SMP dulu sebelum belajar di pesantren. Selanjutnya Musa pernah merasakan studi di SMP Muhammadiyah Ambukembang namun tidak sampai selesai. Pada saat Musa kelas dua, dia dipindahkan oleh orang tuanya di lingkungan pesantren Termas Pacitan Jawa Timur, dengan alasan kondisi lingkungan di desanya yang tidak baik bagi perkembangan intelektual dan keagamaan di tempat tinggal Musa. Lingkungan “Pesantren Tremas” merupakan tempat pendidikan yang dapat merubah pola pikir, pola perilaku, dan sikap Musa Asy’arie dalam belajar. Musa berubah dari seorang anak pendiam dan pemalu menjadi seorang anak yang berani dan pandai dalam bergaul serta aktif dalam kegiatan diskusi. Suasana pendidikan dan budaya yang berkembang dalam dunia pesantren inilah, yang berpengaruh pada sikap dan cara pandang Musa dalam menapaki kehidupan. Musa pernah berkeinginan melanjutkan studi pada Perguruan Tinggi di kota Bandung, dengan dorongan semangat dan ketertarikan kota Bandung yang banyak mewarnai sejarah Indonesia dengan para tokohnya yang berasal dari Bandung. Dengan memohon restu dari kedua orang tuanya, Musa berangkat ke Bandung dengan persiapan seadanya. Namun mencari pergurun tinggi sambil berjuang hidup di kota Bandung tidak semudah yang dibayangkan Musa. Akhirnya Musa kembali pada orang tuanya dan berusaha melanjutkan studi di kota Yogyakarta. Musa memasuki Perguruan Tinggi sebagai mahasiswa pada fakultas Ushuluddin Jurusan Aqidah Filsafat IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dari sinilah kehidupan karir dan intelektul Musa mulai diasah secara matang sebagai mahasiswa dan aktifis kampus, sekaligus seorang wiraswastawan ulung, yang berhasil dalam mewarnai belantika perekonomian sektor swasta nasional. Riwayat singkat pendidikan :

  • Sekolah Rakyat Muhammadiyah, Ambukembang Pekajangan, tamat 1963.
  • Pondok Tremas Pacitan, tamat 1970.
  • Sarjana Lengkap Jurusan Aqidah dan Filsafat, Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, tamat 1976.
  • Mahasiswa Tamu pada The University of Iowa dan The University of Chicago, serta kuliah “Islamic Philosophy” dan “Reading on the Qur’an” dari Prof. Dr. Fazlur Rahman, tahun 1986.
  • Program Doktor Bebas 1985 IAIN Sunan Kalijaga, Promosi 26 Januari 1991.

D. Organisasi, Karir Bisnis dan Intelektual

Musa aktif dalam berbagai organisasi intelektual dan bisnis swasta nasional. Beberapa PT yang menjalin kerja sama dengan usaha cor logam koperasi di desanya antara lain:

  • PT Bukaka Teknik Utama (Jakarta)
  • PT Agrindo (Surabaya)
  • PT Myanmar Diesel Indonesia (Jakarta)
  • PT Ebara (Jakarta)

Pada tahun 1991 Musa pernah mendapatkan anugerah dari pemerintah berupa Penghargaan Upakarti yang didapatkan dari hasil kerja kerasnya di bidang bisnis. Sebelumnya Musa pernah juga mengabdi pada almamaternya sebagai tenaga dosen jurusan filsafat di fakultas Ushuluddin IAIN Yogyakarta. Sejak tahun 1975, Musa sudah menjadi asisten dosen, serta tamat pendidikan sarjana lengkapnya pada tahun 1977. Juga sebagai guru besar madya dan direktur Pasca Sarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Beberapa perusahaan yang berada di bawah payung bisnis Musa antara lain:

  • Direktur Utama PT. LESFI (Yogyakarta)
  • Direktur utama PT. SANKYO KURNIA INDONESIA (perusahaan cor logam patungan antara Indonesia jepang)
  • Direktur Utama PT. KURNIA KALAM SEMESTA (Yogyakarta)
  • Direktur Utama PT. SATAKA TIRTA KURNIA
  • Direktur Utama PT. SUPRA KURNIA OTOMOTIF
  • Direktur Utama PT. ITOKON CEPERINDO
  • Direktur Utama PT. BAJA KURNIA
  • Ketua Yayasan KALAM SEMESTA
  • Ketua Yayasan MAJU SEJAHTERA BERSAMA
  • Ketua Yayasan HATTA FAJAR
  • Ketua Bidang Industri Kecil APLINDO (Asosiasi Pengecoran logam Indonesia)
  • Dewan Pembina Yayasan PADMA JOGJATAMA

Saat ini masih aktif dalam berbagai organisasi dan sebagai pendidik pada perguruan tinggi di Yogyakarta. Beberapa aktifitas yang masih dijalaninya sampai saat ini antara lain:

  • Ketua Yayasan STIE Solusi Bisnis Indonesia, Yogyakarta, 2003 - sekarang
  • Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat, 2005 - sekarang
  • Anggota Dewan Pengawas Televisi Republik Indonesia, 2006-2011
  • Guru Besar Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
  • Staf pengajar Mata Kuliah “Filsafat Ilmu”. Program Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
  • Staf pengajar Mata Kuliah “Konsep Pendidikan Islam & Perkembangan Pemikiran Islam”. Program Magister Studi Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta (PMSI-UMS)
  • Staf pengajar Mata Kuliah “Studi Kebijakan & Pengembangan Industri Kecil dan Koperasi”. Program Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
  • Staf pengajar Mata Kuliah “Agama & Globalisasi”. Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
  • Staf pengajar Mata Kuliah “Ekonomi Bisnis”. Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Gunadarma Jakarta
  • Pengurus HIPIIS dan ICMI Yogyakarta
  • Anggota Dewan Direksi LP3Y

Saat ini bekerja dalam jajaran kabinet Indonesia Bersatu sebagai penasihat menteri bidang Sosial Budaya & Peran Masyarakat, pada DEPKOMINFO (Departemen Komunikasi & Informatika). Pernah juga menjabat sebagai penasehat menteri perindustrian. Beliau juga membuka Sekolah Bisnis Indonesia (SBI) di Sleman Yogyakarta. Baru-baru ini juga mendirikanYayasan "PADMA JOGJATAMA", yang diprakarsai oleh beliau dan para koleganya dari berbagai latar belakang. Bergerak dalam bidang sosial, kemanusiaan, dan keagamaan. Serta difokuskan pada arah pendidikan masyarakat Indonesia. Dalam yayasan ini beliau menjabat sebagai Dewan Pembina. Dalam masa yang akan datang, yayasan ini akan membuka jaringan luas di berbagai kawasan baik di Indonesia maupun di mancanegara.



E. Penghargaan yang Pernah Diraih

  • Byasana Bhakti Upapradana (Penghargaan atas Pelayanan Publik) dari Gubernur Jawa Tengah, 17 Agustus 1991.
  • Upakarti Bidang Pengabdian dari Presiden Republik Indonesia, 28 Desember 1991.
  • Pengusaha Berprestasi 1997 dari Yayasan Nirwana Indonesia, Jakarta 8 November 1997.

F. Kontribusi Gagasan

  • Revolusi Kebudayaan Tanpa Kekerasan dalam Konteks Indonesia
  • Agama Sebagai Private Domain (untuk membentuk kualitas iman dan kesalehan personal sebelum bersinergi dalam kesalehan sosial).
  • Pendidikan yang Realistis (kurikulum bukan sebagai ajang uji coba para pengambil kebijakan)
  • Filsafat Islam Sebagai Sunnah Nabi dalam Berpikir (dibakukan dalam kitab suci al-Qur'an dan hikmah)

G. Tulisan-tulisan Ilmiah dan Buku Karya Musa Asy’rie

Tidak hanya jiwa wiraswasta saja yang berkembang pesat dalam diri Musa, sebagai seorang intelektual kampus Musa juga berkarya dalam bidang tulisan ilmiah. Dimulai dari karya skripsi, tesis, desertasi dan tulisan-tulisan Musa yang tersebar dalam berbagai media massa. Ada juga yang tersusun dalam bentuk buku baik sebagai penulis maupun sebagai editor. Ide dan gagasan-gagasan Musa Asy’arie kerapkali merambah secara nakal dalam bidang filsafat, budaya, politik, pendidikan, dan Islam. Berikut sebagian kecil dari tulisan-tulisan ilmiah Musa Asy’arie :

NO JUDUL TULISAN TAHUN TERBIT KETERANGAN
01 Peranan Etika Dalam Pembangunan Manusia Seutuhnya 1977 Karya Skripsi (Strata Satu)Tidak diterbitkan
02 Islam, Kebebasan dan Perubahan Sosial 1986 Sebagai editor
03 Agama, Kebudayaan dan Pembangunan Menyongsong Era Industrialisasi 1988 Sebagai editor
04 Pemuda dan Perkembangan IPTEK dalam Persperktif Agama 1989 Sebagai editor
05 Manusia Sebagai Pembentuk Kebudayaan dalam Al-quran 1991 Karya desertasi (Magister)Diterbitkan oleh Penerbit LESFI
06 Jalan Islami dalam Peta Kebudayaan, dalam Dinamika Budaya dan Politik dalam Pembangunan 1991 Diterbitkan oleh Penerbit LESFI
07 Filsfat Islam: Suatu Tinjauan Ontologis, dalam Irma Fatimah (ed.), Filsafat Islam: kajian Ontologis, Epistemologis, Aksiologis, Historis Prospektif 1992 Diterbitkan oleh Penerbit LESFI
08 Konsep Qur’anik tentang Strategi Kebudayaan, dalam Abdul Basir Solissa (ed.), Alquran dan Pembinaan Budaya: Dialog dan Transformasi 1993 Diterbitkan oleh Penerbit LESFI
09 Menyelami Kebebasan Manusia (Telaah Kritis Terhadap Konsepsi al­-Qur’an) 1993 Karya Prof. Dr. Musa Asy'arie dan Prof.Dr.Machasin Diterbitkan oleh Penerbit INHIS dan PUSTAKA PELAJAR
10 Islam Etos Kerja dan Budaya Jawa, dalam Ruh Islam dan Budaya Bangsa: Aneka Budaya di Jawa 1996 Diterbitkan oleh Penerbit LESFI
11 Islam Etos Kerja dan Pemberdayaan Umat 1997
12 Filsafat Islam Sunnah Nabi dalam Berpikir 1999, 2000, 2001 Diterbitkan oleh Penerbit LESFI
13 Filsafat Islam tentang Kebudayaan 1999, 2001, 2002 Diterbitkan oleh Penerbit LESFI
14 Keluar Dari Krisis Multi Dimensional 2001 Diterbitkan oleh Penerbit LESFI
15 Absurditas Politik Kekuasaan 27 Juni 2001 Tulisan lepas dalam Harian KOMPAS
16 Reformasi Sampai Mati, Telah Mati, atau Harus Mati 24 Juli 2001 Tulisan lepas dalam Harian KOMPAS
17 Menggagas Revolusi Kebudayaan Tanpa Kekerasan 2002 Editor Saifuddin Zuhri. Diterbitkan oleh Penerbit LESFI
18 Presiden Megawati dan Tantangan Negara Kesatuan 04 September 2002 Tulisan lepas dalam Harian KOMPAS
19 Agama, Negara, dan Korupsi 2002 Tulisan makalah yang dipresentasikan dalam bahasa Inggris, di Den Haage – Belanda. Dalam Forum INFOC-II
20 Reformasi dan Pembusukan Birokrasi Kekuasaan 22 Januari 2002 Tulisan lepas dalam Harian KOMPAS
21 Piagam Jakarta, Demokrasi Kebudayaan, dan Pendidikan Agama 22 April 2002 Tulisan lepas dalam Harian KOMPAS
22 Memecah Kebekuan Pendidikan dalam Gundukan Es 28 Mei 2002 Tulisan lepas dalam Harian KOMPAS
23 Pendidikan Sekolah Kita Anti Realitas 09 Juli 2002 Tulisan lepas dalam Harian KOMPAS
24 Dialektika Agama Untuk Pembebasan Spiritual 2001, 2005 Diterbitkan oleh LESFI
25 NKRI, Budaya Politik 2005 Diterbitkan oleh LESFI
26 Islam Keseimbangan 2005 Diterbitkan oleh LESFI

H. DAFTAR ARTIKEL

  1. Birokrasi Kekuasaan, Bisnis Proyek, dan Korupsi", dalam HARIAN KOMPAS, 18 Februari 2005
  2. "Pemilu dan Konflik Sosial", dalam HARIAN KOMPAS, 13 Januari 2004
  3. Ibadah haji dan semangat berkurban”, dalam SOLO POS, 23 Januari 2004
  4. "Binatang Kurban dan Korban Kekuasaan", dalam HARIAN KOMPAS, 31 Januari 2004
  5. Nafsu kekuasaan perparah kehancuran sosial”, dalam SOLO POS, 20 Februari 2004
  6. Pemilu dan revolusi akal budi”, dalam SOLO POS, 19 Maret 2004
  7. Memilih presiden yang uswah dan khotbah”, dalam SOLO POS, 30 April 2004
  8. Kemerdekaan dan Pendidikan”, dalam HARIAN KOMPAS, 16 Agustus 2004.
  9. "Pendidikan Multikultural dan Konflik Bangsa", dalam HARIAN KOMPAS, 3 September 2004.
  10. Kejatuhan peradaban bangsa”, dalam SOLO POS, 24 Januari 2003.
  11. "Mas Tono, Selamat Jalan, Kita Jumpa di Jalan Spriritualitas" , dalam HARIAN KOMPAS, 28 Januari 2003.
  12. "Teologi Perang, Justifikasi Kekarasan atas Nama Tuhan", dalam HARIAN KOMPAS, 07 Februari 2003.
  13. "Goyang Inul dan Goyang Pejabat", dalam HARIAN KOMPAS, 22 Februari 2003.
  14. RUU TNI dan Demiliterisasi Kekuasaan Politik", dalam HARIAN KOMPAS, 6 Maret 2003.
  15. AS vs kemanusiaan universal”, dalam SOLO POS, 21 Maret 2003.
  16. "Pendidikan Agama, Iman, dan Kesalehan Sosial", dalam HARIAN KOMPAS, 29 Maret 2003.
  17. Kita perlu pemimpin yang tahu diri”, dalam SOLO POS, 25 April 2003.
  18. Iman & kesalehan sosial”, dalam SOLO POS, 30 Mei 2003.
  19. "Bung Karno, Pancasila, dan Revolusi Belum Selesai", dalam HARIAN KOMPAS, 31 Mei 2003.
  20. Tuhan dan protes manusia”, dalam SOLO POS, 27 Juni 2003.
  21. "Hari Koperasi 12 Juli: Koperasi Kemiskinan dan Runtuhnya Solidaritas Ekonomi", dalam HARIAN KOMPAS, 12 Juli 2003.
  22. Keseimbangan moralitas, rasionalitas dan spiritualitas”, dalam SOLO POS, 25 Juli 2003.
  23. "Negara Kesatuan, Institusi Agama, dan Separatisme", dalam HARIAN KOMPAS, 26 Juli 2003.
  24. Konspirasi Destruktif Pengusaha, Politisi, dan Militer”, dalam HARIAN KOMPAS, 9 Agustus 2003.
  25. Negara Kesatuan RI di Ujung Tanduk”, dalam HARIAN KOMPAS, 16 Agustus 2003.
  26. Absurditas perang: Kegagalan manusia pahami kesalahan masa lalu”, dalam SOLO POS, 22 Agustus 2003.
  27. Memaknai solidaritas umat”, dalam SOLO POS, 19 September 2003.
  28. Ikhlas di Zaman Modern”, dalam SOLO POS, 17 Oktober 2003.
  29. "Islam, Kejawen, Desakralisasi Kekuasaan", dalam HARIAN KOMPAS, 20 Oktober 2003.
  30. "Spiritualitas Puasa dan Konflik Etika Sosial", dalam HARIAN KOMPAS, 26 Oktober 2003.
  31. Budaya kerja yang islami”, dalam SOLO POS, 9 November 2003.
  32. "Pahlawan dalam Perspektif Negara Kesatuan RI", dalam HARIAN KOMPAS, 10 November 2003.
  33. "Korupsi, Kebudayaan, dan Politik Kekuasaan", dalam HARIAN KOMPAS, 13 November 2003.
  34. Kemuliaan pribadi adalah memaafkan”, dalam SOLO POS, 23 November 2003.
  35. Kembali ke kemanusiaan nan fitri”, dalam SOLO POS, 28 November 2003.
  36. "Jalan Reformasi Menemui Kebuntuan", dalam HARIAN KOMPAS, 19 Desember 2003.
  37. Menyikapi gagal berhaji”, dalam Solopos, 26 Desember 2003.
  38. Reformasi dan Pembusukan Birokrasi Kekuasaan”, harian Kompas, 22 Januari 2002.
  39. Memaknai solidaritas kepada rakyat Palestina”, dalam Solopos, 5 April 2002.
  40. Piagam Jakarta, Demokrasi Kebudayaan, dan Pendidikan Agama”, harian Kompas, 22 April 2002.
  41. Kearifan di tengah konflik politik”, dalam Solopos, 10 Mei 2002.
  42. Memecah Kebekuan Pendidikan dalam Gundukan Es Politik Kekuasaan”, Harian Kompas, 28 Mei 2002.
  43. Agama: Keteladanan dan kepercayaan”, dalam Solopos, 14 Juni 2002.
  44. Pendidikan Sekolah Kita Antirealitas”, harian Kompas, 9 Juli 2002.
  45. Citra Islam dan realitas kehidupan muslim”, dalam Solopos, 12 Juli 2002.
  46. Nasib bangsa seperti telur di ujung tanduk”, dalam Solopos, 9 Agustus 2002.
  47. "Politik, Kekuasaan dan Hati Nurani", harian Kompas, 12 Agustus 2002.
  48. Agama bukan antirasionalitas”, dalam Solopos, 6 September 2002.
  49. "Konstitusi dan Kemandegan Budaya Politik", harian Kompas, 24 September 2002.
  50. Tantangan kemiskinan dan kebebasan berpikir”, dalam Solopos, 18 Oktober 2002.
  51. "Akar Masalah Terorisme: Dapatkah Perpu atau UU Mengatasinya" , harian Kompas, 01 November 2002.
  52. Meningkatkan gairah usaha yang islami”, dalam Solopos, 9 November 2002.
  53. Meneladani para nabi”, dalam Solopos, 23 November 2002.
  54. Kebahagiaan dalam iman”, dalam Solopos, 30 November 2002.
  55. Berhala uang” , 27 Desember, dalam Solopos, 2002.
  56. Mengarifi Musibah”, dalam Solopos, Jum`at Pon,12 Januari 2001.
  57. Keadaan Darurat Perang Melawan Korupsi atau Revolusi Kebudayaan”, dalam Kompas, Selasa, 16 Januari 2001.
  58. "Membangun Kesabaran Kreatif", Solopos, 26 Januari, 2001.
  59. Firman dan Realitas”, dalam Solopos, Jum`at Wage, 2 Februari 2001.
  60. Megawati dan Politik Hati Nurani”, dalam Kompas, Jumat, 16 Februari 2001.
  61. Rakyat Bingung Memahami Pemimpinnya”, dalam Kompas, Rabu, 7 Maret 2001.
  62. Rekonsiliasi Bangun Spiritualitas Baru”, dalam Kompas, Selasa, 20 Maret 2001.
  63. Spiritualitas Seni dan Agama dalam Islam”, dalam Jurnal Seni ISI, Edisi Maret 2001.
  64. Antara Kebingungan, Kegelisahan dan Frustasi”, dalam Kompas, 4 April 2001.
  65. Agama dan Pergeseran Politik Kekuasaan”, dalam Kompas, 14 April 2001.
  66. Bahayanya Belajar Demokrasi di Tengah Kemiskinan Rakyat”, dalam Kompas, 26 April 2001.
  67. Absurditas Politik Kekuasaan”, harian Kompas, 27 Juni 2001.
  68. Reformasi Sampai Mati, Telah Mati, atau Harus Mati”, dalam harian Kompas, 24 Juli, 2001.
  69. Memaknai Kemerdekaan”, dalam Solopos, 10 Agustus 2001.
  70. Presiden Megawati dan Tantangan Negara Kesatuan”, harian Kompas ,4 September 2001
  71. "Hidup Adalah Proses", dalam Solopos, 19 Oktober 2001.
  72. "Pribadi Unggul Seorang Muslim", dalam Solopos, 24 November 2001.
  73. "Ukhuwah, Pemberdayaan Umat dan Transformasi Sosial", dalam Solopos, 1 Desember 2001.
  74. "Berpolitik yang Islami", dalam Solopos, 7 Desember 2001.
  75. "Membuka Pintu Maaf", dalam Solopos, 13 Desember 2001.
  76. "Marilah Kita Mawas Diri", dalam Solopos, 28 Desember 2001.
  77. Kemiskinan dan Keberimanan”, dalam Solopos, Jum`at Wage, 18 Februari 2000.
  78. Membangun Etos Kerja Islam”, dalam Solopos, Jum`at Pon, 3 Maret 2000.
  79. Mimpi dan Pengorbanan”, dalam Solopos, Jum’at Pahing, 17 Maret 2000.
  80. Memaknai Perubahan”, dalam Solopos, Jum’at Legi, 31 Maret 2000.
  81. Gerakan Ekonomi Persyarikatan Muhammadiyah: Menguak Potensi Daerah & Peningkatan PAD” dalam Jawa Pos, Rabu Legi, 5 April 2000.”
  82. Ketulusan”, dalam Solopos, Jum’at Kliwon, 14 April 2000.
  83. Memaknai Pluralitas”, dalam Solopos, Jum`at Legi, 5 Mei 2000.
  84. Iman Tundukkan Egoisme”, dalam Solopos, Jum`at Kliwon, 19 Mei 2000.
  85. Berkatalah yang Baik atau Diamlah”, dalam Solopos, Jum`at Wage,2 Juni 2000.
  86. Memaknai Kata Rakyat”, dalam Solopos, Jum`at Pon, 16 Juni 2000.
  87. Masyarakat Sedang Sakit”, dalam Solopos, Jum`at Pahing, 30 Juni 2000.
  88. Memaknai Ukhuwah”, dalam Solopos, Jum`at Legi, 14 Juli 2000.
  89. Wahai Manusia, Kenalilah Dirimu”, dalam Solopos Jum`at Kliwon, 28 Juli 2000.
  90. Muhammadiyah, Negara dan Pasar dalam Sistem Global”, dalam Jurnal Media Inovasi, No. 2, Th. X/2000.
  91. Pemberdayaan Industri Kecil Menuju Pasar Global, Usaha Kecil dan Koperasi”, dalam Bisnis Indonesia, Kamis 24 Agustus 2000.
  92. Rakyat, Kemiskinan dan Pendidikan”, dalam Kompas, Senin, 4 September 2000.
  93. Agama untuk Pembebasan”, dalam Solopos, Jum`at Pahing, 8 September 2000.
  94. Beberapa Distorsi dalam Pengembangan UKM”, dalam Warta Ekonomi, No. 17/TH.XII/11 September 2000.
  95. Agama dan Politik”, dalam Solopos, Sabtu Kliwon, 16 September 2000.
  96. Manajemen Bisnis dan Otonomi PT"., dalam Media Indonesia, Senin, 18 September 2000.
  97. Disintegrasi Bangsa dan Miskinnya manajemen Konflik”, dalam Kompas, Selasa, 26 September 2000.
  98. Kepercayaan” , dalam Solopos, Jum`at Pon, 29 September 2000.
  99. Universitas, Alumni dan Respon Publik”, dalam Solopos, Jum`at Pahing, 13 Oktober 2000.
  100. Mencari Format Budaya Kebangsaan Masa Depan”, dalam Kompas, Kamis, 19 Oktober 2000.
  101. Kemiskinan Bukan Takdir”, dalam Solopos, Jum`at Wage, 20 Oktober 2000.
  102. Pendidikan Berbasis Entrepreneurship”, dalam Media Indonesia, Kamis, 26 Oktober 2000.
  103. Selamat Tinggal Intel “Melayu”, dalam Kompas, Kamis, 26 Oktober 2000.
  104. Konflik Elite Politik, Anugerah atau Bencana”, dalam Kompas, Jumat 10 November 2000.
  105. Makna Harapan”, dalam Solopos, Jum`at Kliwon, 10 November 2000.
  106. Puasa dan Kearifan Budaya”, dalam Kompas, Senin, 27 November 2000.
  107. Jangan Sia-siakan Puasa Anda”, dalam Solopos, Selasa Pon, 28 November 2000.
  108. Sang Waktu”, dalam Solopos, Jum`at Legi, 1 Desember 2000.
  109. Islam dan Pemberdayaan Ekonomi Umat”, dalam Solopos, Minggu Pon, 3 Desember 2000.
  110. Krisis Kepercayaan Politik”, dalam Republika, Selasa, 5 Desember 2000.
  111. Budaya Kepemimpinan Politik Pascareformasi”, dalam Kompas, Kamis, 7 Desember 2000.
  112. Islam dan Gerakan Kultural”, dalam Solopos, Jum`at Pon, 8 Desember 2000.
  113. Hikmah Nuzulul Quran”, dalam Solopos, Rabu Pon, 13 Desember 2000.
  114. Islam dan Pengentasan Kemiskinan”, dalam Solopos, Senin Pon, 18 Desember 2000.
  115. Iman dan Kegelisahan”, dalam Solopos, Jum`at Pahing, 22 Desember 2000.
  116. Memaknai Tradisi Mudik”, dalam Solopos, Sabtu Pon, 23 Desember 2000.
  117. Filsafat Islam sebagai Suatu Metode”, dalam Jurnal Penelitian Agama, No. 21, Th. VIII, Januari-April 1999.
  118. Alquran dan Pluralitas Kebudayaan”, dalam Jurnal Profetika, Vol. 1, No. 1 Januari 1999.
  119. Spiritualitas Agama dan Kebudayaan”, dalam Jurnal Akademika, No. 02/Th. XVII/1999.
  120. Etika Islam dan Ekonomi Kerakyatan”, dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 4, Tahun 1999.
  121. Pergulatan Agama, Iptek dan Sekularisasi: Perspektif Qur`anik”, dalam Shabran, Edisi 2, Vol. XII, 1998.
  122. Menuju Indonesia Baru: Perspektif Agama”, dalam Jurnal Akademika, No. 02/Th.XVI/1998.
  123. Islam Etos Kerja dan Budaya Jawa”, dalam Buku Ruh Islam dalam Budaya Bangsa: Aneka Budaya di Jawa, Jakarta: Yayasan Festival Istiqlal, 1996.
  124. Konsep Qur`anik tentang Strategi Kebudayaan”, dalam Abdul Basir Solissa, dkk. (ed.), Alquran dan Pembinaan Budaya: Dialog dan Transformasi, Yogyakarta: LESFI, 1993.
  125. Filsafat Islam: Suatu Tinjauan Ontologis”, dalam Irma Fatimah (ed.), Filsafat Islam: Kajian Ontologis, Epistemologis, Aksiologis, Historis Prospektif, Yogyakarta: LESFI, 1992.
  126. Jalan Islami dalam Peta Kebudayaan”, dalam Buku Dinamika Budaya dan Politik dalam Pembangunan, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1991.















[1] Kesalahan pengutipan: Tag <ref> harus ditutup oleh </ref> <ref>http://wiki-indonesia.club/wiki/Daftar_filsuf_Indonesia</re

  1. ^ Nashruddin Anshoriy, Ch. Berjuang Dari Pinggir: Potret Kewiraswastaan Musa Asy'arie. Jakarta: LP3ES, 1995