Harun Keuchik Leumiek
| H. Harun Keuchik Leumiek | |
|---|---|
| Berkas:Harun Keuchik Leumik.jpg H. Harun Keuchik Leumiek | |
| Lahir | 19 September 1942 Kayuagung, Sumatera Selatan |
| Kebangsaan | Indonesia |
| Pekerjaan | seniman, sejarawan, budayawan, kolektor, pengusaha, wartawan |
| Suami/istri | Hj. Salbiah[1] |
| Orang tua | H. Keuchik Leumiek |
H. Harun Keuchik Leumiek (juga ditulis Harun Keuchik Leumik, lahir 19 September 1942) adalah seorang pengusaha, wartawan, penulis, dan tokoh masyarakat Aceh, Indonesia. Sempat mengenyam pendidikan formal di Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala sampai semester I, selanjutnya ia terjun langsung dalam bisnis keluarga yang sejak tahun 1950-an telah memiliki usaha kerajinan emas dan toko emas. Sejak tahun 1970-an ia menjadi wartawan Mimbar Swadaya Banda Aceh (kini Harian Serambi Indonesia), wartawan Harian Mimbar Umum Medan, dan wartawan Harian Analisa Medan yang masih ia tekuni sampai sekarang. Selain itu, ia mengumpulkan benda-benda antik dan bersejarah terutama benda-benda peninggalan Aceh sejak tahun 1980.[2]
Koleksi
Jumlah koleksinya mencapai 300 buah perhiasan emas kuno yang 95 % adalah perhiasan emas Aceh, 30 kain sutera Aceh, 13 stempel kerajaan Aceh, 5 Al-Quran tulisan tangan dari abad 13, senjata tajam sebanyak 100-an buah, dan 600 buah koin kerajaan Aceh. Benda-benda bersejarah yang ia kumpulkan secara perlahan selama kurun waktu 30 tahun tersebut kini ia simpan di museum mini "H. Harun Keuchik Leumik" yang berlokasi di kediaman pribadinya di Desa Lamseupeueng, Simpang Surabaya, Banda Aceh.[2][3]
Penghargaan
Berkat dedikasi dan pengabdiannya terhadap seni dan budaya Aceh, ia menerima penghargaan berupa "Piagam Anugerah Kebudayaan" dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Republik Indonesia pada tahun 2006.[2] Museum Rekor Indonesia (Muri) pun memberikan apresiasi atas koleksinya berupa rencong raksasa sepanjang dua meter yang ditempa para pengrajin sentra rencong di kawasan Baet, Kecamatan Sukamakmur, Aceh Besar.[1]
Penulis
Salah satu karya tulisnya adalah buku Perhiasan Tradisional Aceh yang terbit pada tahun 1998. Ia juga mempersiapkan beberapa buku tentang tsunami Aceh yang sudah memasuki tahap akhir pada tahun 2008.[2]
Referensi
- ^ a b Mukhtarudin Yakob(15 Juli 2007)Haji Harun Peduli Budaya Aceh, Liputan6.com, diakses 10 Juli 2013.
- ^ a b c d H. Harun Keuchik Leumik, Arts Craft Indonesia, diakses 15 Juni 2013.
- ^ Jodhi Yudono (6 Maret 2010) Meutia Hatta: Peninggalan Sejarah Harus Dilestarikan, Kompas.com, diakses 11 Juli 2013.