Dong Zhuo
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Names | |
---|---|
Hanzi sederhana: | 董卓 |
Hanzi tradisional: | 董卓 |
Pinyin: | Dǒng Zhuō |
Wade-Giles: | Tung Cho |
Zi: | Zhongying (仲颖) |
Dong Zhuo (Hanzi: 董卓) (139 – 192), nama lengkap Dong Zhongyin (董仲穎), adalah seorang negarawan pada penghujung zaman Dinasti Han. Ia menguasai Luoyang pada tahun 189 setelah ibu kota jatuh kedalam kekacauan karena tewasnya Kaisar Ling dan perselisihan berdarah antara faksi kasim dengan pejabat negeri. Setelah itu, Dong Zhuo mengambil alih tahta dan mengangkat Kaisar Xian sebagai kaisar boneka.
Namun, kekejamannya menimbulkan kemarahan. Pemimpin lokal diseluruh negara segera membentuk koalisi melawannya, sehingga Dong Zhuo memindahkan ibu kota ke Chang'an. Ia akhirnya dibunuh oleh anak adopsinya, Lü Bu, sebagai bagian dari rencana yang dibuat oleh Wang Yun pada tahun 192.
Kehidupan
Kehidupan Awal
Dong Zhuo lahir di Lintao (临洮), Dong Zhuo dikatakan bersifat sopan pada masa kecilnya. Dalam petualangannya di daerah Qiang, ia berteman dengan banyak orang. Setelah menjadi kuat, Dong Zhuo terlibat dalam pertempuran melawan pemberontak Qiang di Bingzhou (并州). Karena penampilannya yang baik, Dong Zhuo diberi hadiah 9.000 gulung sutra.
Setelah naik pangkat beberapa kali, Dong Zhuo dikirim untuk memadamkan Pemberontakan Serban Kuning pada awal tahun 180, tetapi kalah dan diturunkan. Saat Han Sui memberontak di Liangzhou (凉州), Dong Zhuo kembali diangkat sebagai jendral Ksatria dan dikirim untuk menghabisi pemberontakan.
Selama pertarungan melawan suku Qiang, yang bersekutu dengan Han Sui, pasukan Dong Zhuo kalah jumlah dengan dipotongnya jalur mereka di sungai. Untuk menghindari kekalahan yang memalukan, Dong Zhuo dan pasukannya membendung sungai. Ia lalu memerintahkan pasukannya untuk menyebrang genangan air yang cetek dan menghancurkan bendungan. Pelarian tersebut berhasil.
Dong Zhuo diangkat menjadi jendral atas garis depan dan gubernur Bingzhou. Namun, Dong Zhuo menolak tawaran tersebut karena tidak ingin meninggalkan pasukan dan pekerjaannya di Liangzhou.
Naik Tahta
Setelah kematian Kaisar Ling pada tahun 189, jendral tertinggi, He Jin, memanggil Dong Zhuo memimpin pasukannya di Luoyang untuk membantunya membunuh faksi kasim yang kuat. He Jin dibunuh oleh kasim sebelum Dong Zhuo tiba dan ibu kota jatuh kedalam kekacauan. Para kasim lalu menculik kaisar muda dan pergi keluar ibu kota. Mereka dicegat oleh Dong Zhuo, yang membawa kembali sang kaisar kembali ke istana.
Selama waktu ini, saudara He Jin, He Miao (何苗), diduga bekerja sama dengan kasim dan dibunuh oleh pasukannya sendiri. Pasukan He Jin dan He Miao, tidak memiliki pemimpin. Mereka lalu berada di bawah komando Dong Zhuo. Setelah itu, Dong Zhuo juga mengajak Lü Bu untuk membunuh ayah adopsinya sendiri, Ding Yuan. Setelah itu, Dong Zhuo mengambil komando semua pasukan di ibu kota.
Pada tahun 190, Dong Zhuo memberhentikan kaisar muda dan digantikan oleh Kaisar Xian yang merupakan boneka Dong Zhuo. Ia juga membuat dirinya perdana menteri dan mulai saat itu, ia mulai menunjukan ketiraniannya. Ia diberi dispensasi khusus untuk membawa pedangnya ke pengadilan (hal tersebut sebenarnya dilarang, dan dispensasi ini tidak diberikan oleh pejabat negeri Han sejak Xiao He). Dispensasi juga memperbolehkannya untuk memasuki pengadilan tanpa melepas sepatunya. Sejarah 3 Negara mencatat insiden ketika Dong Zhuo memimpin pasukannya ke Yangcheng (阳城) dan menyuruh mereka untuk memenggal semua penduduk laki-laki. Prajurit-prajurit merampok kota dan membawa perempuan, sapi dan semua benda berharga, mengklaim telah menaklukan pasukan pemberontak. Dong Zhuo juga tidur dengan pembantu istana dan bahkan permaisuri.
Pindah ke Chang'an
Pada tahun yang sama, semua pemimpin perang di Tiongkok membentuk sebuah koalisi anti Dong Zhuo dipimpin oleh Yuan Shu, Cao Cao, Liu Bei, Sun Jian menyerang Luo Yang. Dong Zhuo lalu memindahkan ibu kota ke barat, yaitu di kota Chang'an. Sebelum melakukannya, ia menggali makam kaisar sebelumnya dan harta di dalamnya dicuri. Dong Zhuo lalu membakar istana.
Setelah pindah ke Chang'an, Dong Zhuo mengangkat adiknya, Dong Min menjadi jendral, dan semua sanaknya menjadi pejabat negara. Ia juga membangun sebuah istana di daerah Mei, 260 li dari Chang'an. Di istana, penyiksaan diberlakukan terhadap pemberontak yang ditangkap. Terhadap lawannya, Dong Zhuo juga memberikan hukuman yang kejam. Dalam 2 tahun, jumlah orang yang dituduh bersalah dan dieksekusi mencapai seribu.
Dong Zhuo juga memerintahkan agar patung perunggu dan bel dilelehkan untuk dijadikan koin. Koin tersebut membanjiri pasar, sehingga timbul inflasi dan mata uang tersebut menjadi tidak berharga.
Kejatuhan
Perilaku Dong Zhuo yang dianggap buruk memicu kemarahan rakyat. Dalam menjaga keamanannya, Dong Zhuo sangat bergantung kepada Lü Bu, yang telah diadopsi Dong Zhuo sebagai anak.
Ketika Dong Zhuo sedang marah, ia akan melempar halbred terhadap Lü Bu. Dengan gesit Lü Bu selalu dapat menghindari lemparannya. Lu Bu diam-diam tidak senang dengan ayah adopsinya. Selain itu, ketika dipercaya untuk menjaga kediaman Dong Zhuo, Lü Bu menjalin cinta dengan salah satu selir Dong Zhuo. Ia takut hal ini diketahui ayahnya.
Pada tahun 192, setelah dipanaskan oleh Menteri Dalam Negeri Wang Yun, Lü Bu akhirnya memutuskan untuk membunuh Dong Zhuo. Ia membawa selusin pasukan tepercaya dan bertemu Dong Zhuo di pintu istana. Saat Lu Bu naik dan menikam Dong Zhuo, Dong Zhuo berteriak, dan Lü Bu berkata, "Ini adalah perintah Kerajaan".
Mayat Dong Zhuo ditinggalkan di jalan. Pejabat Negara yang menjaga mayatnya menyalakan sumbu di pusar Dong Zhuo. Saudara Dong Zhuo juga dieksekusi, termasuk Dong Min.
Setelah kematiannya, orang yang setia pada Dong Zhuo, seperti Fan Chou, Li Ru, Li Jue dan lainnya melarikan diri. Mendengar permintaan kasasi mereka, Wang Yun, yang telah mengambil alih pemerintahan, berkata, "Semua orang harus dimaafkan, yang ada disini adalah pengecualian". Marah, mereka menyatakan perang terhadap Wang Yun. Wang Yun dapat menggagalkan mereka hanya dengan menyuruh Tentara Kerajaan dan Lü Bu. Setelah mengalami kekalahan, orang yang setia pada Dong Zhuo memilih untuk mengubah taktiknya.
Dalam suatu pertarungan, Fan Chou dan Li Jue mengalihkan perhatian Lü Bu, dan yang lainnya akan mengambil alih istana. Rencana ini berjalan dengan baik. Lü Bu akhirnya melarikan diri setelah istana dimasuki.
Tahta segera dikuasai oleh orang yang setia kepada Dong Zhuo. Namun, mereka saling berebut kekuasaan. Segera, seluruh Tiongkok berada dalam kekacauan.
Dong Zhuo di Kisah Tiga Negara
Roman Kisah Tiga Negara karya Luo Guanzhong, adalah kejadian yang ada sebelum dan selama Zaman Tiga Negara. Karena dalam kehidupan asli Dong Zhuo sangat kejam dan jahat, novel menitikberatkan kekejamannya. Namun, 2 peristiwa tidak nyata dalam sejarah.
Dong Zhuo dan 3 Bersaudara
Dong Zhuo muncul pertama kali di Bagian 1. Dikirim untuk menghancurkan Pemberontakan Serban Kuning, Dong Zhuo dikalahkan oleh pemimpin pemberontak, Zhang Jiao dan pertarungan itu menjadi kekalahan yang memalukan.
3 saudara yang bersumpah, Liu Bei, Guan Yu dan Zhang Fei, mengetahui hal ini. Lalu mereka memimpin pasukannya untuk menolong Dong Zhuo. Serban Kuning berhasil dikalahkan dan harus mundur.
Setelah kembali ke kemah, Dong Zhuo bertanya kepada 3 bersaudara jabatan apa yang dikuasainya. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak menguasai apa-apa. Dong Zhuo lalu mengacuhkan mereka. Hal ini membuat Zhang Fei sangat marah dan mengambil pedang untuk membunuh Dong Zhuo. Namun, ia dihentikan oleh 2 kakaknya. Nyawa Dong Zhuo diampuni dan 3 bersaudara tersebut pergi.
Dong Zhuo dan Diao Chan
Cerita paling populer tentang Dong Zhuo adalah cinta segitiga antara Dong Zhuo, Lü Bu dan Diao Chan. Setelah Dong Zhuo memindahkan ibu kota ke Chang'an, Menteri Dalam Negeri Wang Yun mulai menyusun rencana untuk membunuh Dong Zhuo dengan menggunakan Diao Chan.
Setelah mengundang Lü Bu, Wang Yun meminta Diao Chan untuk memberi arak kepada Lü Bu. Lü Bu langsung dijerat cinta. Karena ini, Wang Yun menjanjikan akan menikahkan Diao Chan dengan Lü Bu.
Beberapa hari kemudian, Wang Yun mengadakan pesta untuk Dong Zhuo. Seperti Lü Bu, Dong Zhuo tidak bisa memindahkan matanya dari Diao Chan, yang juga telah menunjukan kemampuannya dalam menari dan menyanyi. Dong Zhuo lalu membawanya pulang dan menjadikannya selir.
Saat Lü Bu mendengar tentang hal ini pagi harinya, dia menuju ke tempat tidur Dong Zhuo dan mengintip di jendela. Dia melihat Diao Chan duduk dan mengurus rambutnya saat Dong Zhuo sedang tidur. Menyadari kehadiran Lü Bu, Diao Chan lalu menggunakan ekspresi sedih dan berpura-pura menghilangkan air mata di matanya dengan sapu tangan.
Kejadian yang sama terjadi 1 bulan kemudian, namun kali ini Dong Zhuo terbangun dan melihat Lü Bu memandang Diao Chan. Lü Bu lalu dilempar keluar dan dilarang masuk ke rumahnya.
Lalu 1 hari kemudian, saat Dong Zhuo mengobrol dengan Kaisar Xian, Lü Bu diam-diam memasuki kediaman ayahnya dan bertemu Diao Chan di Paviliun Fengyi (凤仪亭). Menangis, Diao Chan meminta Lü Bu untuk menolongnya dari Dong Zhuo. Lalu ia menaruh tombak halberdnya, dan Lü Bu memeluk Diao Chan dan membuatnya merasa nyaman dengan kata-kata.
Setelah itu, Dong Zhuo kembali dan melihat mereka di paviliun. Lü Bu terkejut dan melarikan diri. Dong Zhuo mengambil halbred dan mengejarnya. Karena terlalu lambat, Dong Zhuo tidak dapat menangkapnya. Ia lalu melempar tombak halbred tersebut terhadap Lü Bu, namun Lu Bu menangkisnya dan melarikan diri.
Setelah insiden ini, hubungan Lü Bu dengan Dong Zhuo menjadi tidak menyenangkan. Ketidakmenyenangkan ini dimanfaatkan oleh Wang Yun, yang menyarankan agar Lü Bu membunuh Dong Zhuo. Lü Bu berhasil diyakinkan oleh Wang Yun.
Wang Yun dan Lu Bu lalu mengirim Li Su untuk menjemput Dong Zhuo dari istananya di daerah Mei (郿) dengan sandiwara bahwa kaisar ingin menyerahkan tahtanya kepada Dong Zhuo. Dong Zhuo yang sangat senang dan datang ke istana. Saat karavan Dong Zhuo sudah di dekat istana, tentara yang setia pada Wang Yun mengepung karavannya dan menikam Dong Zhuo dengan tombak.
Hanya melukai lengannya karena ia menggunakan baju baja, Dong Zhuo lalu keluar untuk mencari Lü Bu. Namun Lü Bu menikam kerongkongannya dengan tombak halbrednya, mengatakan , "Saya memiliki titah kerajaan untuk membunuh pemberontak!"
Referensi Modern
Dong Zhuo adalah karakter yang dapat dimainkan dalam permainan Dynasty Warriors. Ia digambarkan sebagai penguasa yang mengambil alih kekuasaan Han, dan dikalahkan dalam hampir seluruh alur cerita karakter yang dapat dimainkan. Bahkan, dalam Dynasty Warriors 5, meskipun bermain sebagai Dong Zhuo, setelah memenangkan permainan, cerita akhirnya menunjukan pembunuhan terhadapnya akan terjadi. Dalam pertarungan, Dong Zhuo menggunakan senjata yang mungkin adalah senjata dao, disebut the "Horror," dan memiliki kegemaran untuk memanggil musuhnya dengan kata "serangga," "orang hina," dan "serangga yang harus diremas". Ia mempercayai perwira-perwiranya, seperti Hua Xiong dan Lü Bu, dan tidak akan maju ke pertempuran kecuali dia hanya memiliki sedikit pilihan. Tujuan utamanya adalah memperoleh "surga," ketika ia dikelilingi oleh kekayaan, selir, dan kebebasan untuk membunuh dan menghancurkan semua yang melawannya.
Karakter Toutaku Chuuei dalam seri pendek anime Ikki Tousen secara kasar berdasarkan dari karakter Dong Zhuo.
Referensi
- Chen Shou (2002). San Guo Zhi. Yue Lu Shu She. ISBN 7-80665-198-5.
- Luo Guanzhong (1986). San Guo Yan Yi. Yue Lu Shu She. ISBN 7-80520-013-0.
- Lo Kuan-chung; tr. C.H. Brewitt-Taylor (2002). Romance of the Three Kingdoms. Tuttle Publishing. ISBN 0-8048-3467-9.