Lompat ke isi

Ekspedisi Belanda ke Valdivia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 29 Agustus 2019 06.23 oleh Alleira Gabriella (bicara | kontrib) (Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Dutch expedition to Valdivia")
Ekspedisi Belanda ke Valdivia
Bagian dari Perang Delapan Puluh Tahun

Hendrik Brouwer mengatur dan memimpin ekspedisi ini hingga ia meninggal di Chiloé
Tanggal6 November 1642 – 28 December 1643
(1 tahun, 1 bulan, 3 minggu dan 1 hari)
LokasiPantai Pasifik dari koloni Spanyol di Amerika Selatan
Pihak terlibat
Republik Belanda Republik Belanda Spanyol Kerajaan Spanyol
Tokoh dan pemimpin
Republik Belanda Hendrik Brouwer
Republik Belanda Elias Herckmans
Pasukan Chiloé:
Respons Spanyol (1644–1645):
Kekuatan
Sejumlah kapal
600 orang
Berkas:Brouwer expedition 1642-1643.png
Peta ekspedisi Belanda ke Valdivia pada tahun 1642–1643. Rute ekspedisi hingga ke Valdivia ditampilkan dengan garis berwarna biru. Pelolosan diri Spanyol guna memberikan pemberitahuan di Chili dan Peru ditampilkan dalam garis merah. Koloni Belanda disajikan dengan warna biru dan Spanyol warna merah.

Ekspedisi Belanda ke Valdivia adalah sebuah ekspedisi maritim yang dipimpin oleh Hendrik Brouwer dan diutus oleh Republik Belanda pada tahun 1643 untuk mendirikan pangkalan operasi militer dan pos perdagangan di pantai selatan Chili. Dengan Spanyol dan Republik Belanda yang tengah berperang, Belanda memiliki keinginan untuk mengambil alih reruntuhan kota Valdivia, wilayah jajahan yang ditinggalkan Spanyol. Dalam ekspedisi ini, Belanda menghancurkan dan merampok pemukiman Spanyol di Carelmapu dan Castro, Kepulauan Chiloé sebelum berlayar menuju ke Valdivia. Belanda tiba di Valdivia pada 24 Agustus 1643 dan menamai daerah jajahan itu dengan nama Brouwershaven sebagai bentuk penghormatan terhadap Brouwer, yang meninggal beberapa minggu sebelumnya. Jajahan yang hanya bertahan sementara waktu itu ditinggalkan pada tanggal 28 Oktober 1643.

Meskipun begitu, pendudukan Valdivia ini menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan otoritas Spanyol. Spanyol pun memukim kembali Valdivia dan memulai pembangunan sistem perbentengan yang kompeks dan luas pada tahun 1645 untuk mencegah terjadinya gangguan serupa di masa depan. Walaupun orang-orang pada masa tersebut mempertimbangkan kemungkinan terjadinya serangan baru yang mendadak, ekspedisi adalah ekspedisi terakhir dilakukan oleh Belanda di pantai barat Amerika.

Latar Belakang

Pada tanggal 23 Desember 1598, prajurit-prajurit suku Mapuche yang dipimpin oleh Pelantaro menyergap dan memusnahkan sebuah unit formasi kolom prajurit Spanyol di Pertempuran Curalaba. Setelah ini, pemberontakan publik berkembang di tengah suku Mapuche dan Huilliche di bagian selatan Chili. Perang Arauco yang menyusul setelahnya secara resmi berlangsung selama lebih dari 250 tahun, tetapi dampaknya secara segera adalah apa yang disebut sebagai "Kehancuran Tujuh Kota": kota-kota koloni Spanyol, yakni Angol, La Imperial, Osorno, Santa Cruz de Oñez, Valdivia, dan Villarrica berada dalam kondisi hancur atau ditinggalkan. [1] Hanya Chillán dan Concepción yang melawan pengepungan-pengepungan dan serangan-serangan dari Mapuche. [2] Semua wilayah Chili di selatan Sungai Bío Bío terbebas dari kekuasaan Spanyol, kecuali Kepulauan Chiloé. Kota Valdivia yang ditinggalkan berubah menjadi tempat yang menarik bagi musuh-musuh Spanyol untuk dikendalikan karena akan memungkinkan mereka untuk membangun pangkalan militer di tengah-tengah wilayah kekuasaan Spanyol di Chili. [3]

Pada tahun 1600, suku Huilliche bergabung dengan corsair Belanda Baltazar de Cordes dalam penyerangan pemukiman Spanyol di Castro, Chiloé. [4] [5] Meski serangan ini adalah serangan yang bersifat oportunistik, Spanyol mempercayai (dan memang benar adanya) bahwa Belanda dapat mencoba untuk bersekutu dengan suku Mapuche dan membangun benteng di selatan Chili. [6] Seiring berjalannya waktu, Spanyol menyadari rencana-rencana Belanda yang sesungguhnya untuk mempertahankan posisi mereka dalam jangka waktu lama di reruntuhan Valdivia dan karena itu, Spanyol berupaya untuk mendirikan kembali kekuasaan Spanyol di Valdivia sebelum kedatangan Belanda.[7] Upaya-upaya ini digagalkan pada tahun 1630-an akibat kemustahilan untuk membuat rute darat melalui wilayah dari kelompok Mapuche yang tidak bersahabat dan agresif. Reruntuhan Valdivia, yang merupakan pelabuhan alami yang indah, tetap menjadi sasaran yang menggoda bagi musuh-musuh Spanyol.

Keadaan Kerajaan Spanyol menjadi buruk secara drastis pada awal tahun 1640-an dengan mulainya Pemberontakan Catalan dan Perang Restorasi Portugis. [8] Agar sumber-sumber daya kekaisaran dapat dipusatkan dalam urusan-urusan Eropa yang lebih penting, sebuah perjanjian perdamaian ditetapkan dengan panglima-panglima perang Mapuche pada tahun 1641 sehingga menghentikan Perang Arauco untuk sementara waktu. [9]

Referensi

  1. ^ Villalobos et al. 1974, p. 109.
  2. ^ Bengoa 2003, pp. 324–325.
  3. ^ "Valdivia colonial (1552–1820)". Memoria Chilena (dalam bahasa Spanish). Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 September 2014. Diakses tanggal 30 September 2014. 
  4. ^ "La encomienda". Memoria Chilena (dalam bahasa Spanish). Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 May 2009. Diakses tanggal 30 January 2014. 
  5. ^ Urbina Burgos, Rodolfo (1990). "La rebelión indigena de 1712: Los tributarios de Chiloé contra la encomienda" (PDF). Tiempo y Espacio (dalam bahasa Spanish). 1: 73–86. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 14 March 2014. Diakses tanggal 22 February 2014. 
  6. ^ Clark 2006, p. 13.
  7. ^ Bengoa 2003, pp. 450–451.
  8. ^ Barros Arana 2000, p. 278.
  9. ^ Bengoa, José (October 4, 2017). "Columna de José Bengoa: Catalanes, Autonomías y Mapuche (s)". The Clinic (dalam bahasa Spanish). Diakses tanggal October 21, 2017. 

Bibliografi