Lompat ke isi

Brownies

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Brownies
Brownies cokelat buatan sendiri
JenisSegi empat atau batang
Tempat asalAmerika Serikat
Bahan utamaTepung, mentega, telur, cokelat dan/atau bubuk kakao, gula
VariasiBlondie
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
A stack of chocolate brownies
brownies yang dibeli di toko

Brownies merupakan sebuah makanan yang dipanggang atau dikukus yang berbentuk persegi, datar atau bar dikembangkan di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dan dipopulerkan di Amerika Serikat dan Kanada pada paruh pertama abad ke-20.

Sejarah Brownies

Sejarah Brownies pertama kali muncul di hadapan publik pada tahun 1893. Saat itu, digelar sebuah acara berupa pameran yang bertajuk Columbian Exposition yang diselenggarakan salah satu kota besar di Amerika, Chicago, Illinois. Pada saat itu, seorang koki dari Hotel Palmer House membuat suatu inovasi kue setelah sang pemilik hotel Bertha Palmer memintanya untuk menghidangkan makanan penutup untuknya dan para perempuan yang hadir pada pameran tersebut. Sang koki diminta untuk membuat kue yang lain daripada yg lain dipotong kecil-kecil agar mudah dimakan.

Asal mula

Sungguh sangat sulit untuk memastikan asal mula kue brownies ini, konon dari banyaknya cerita yang beredar, kue brownies berawal dari seorang koki yang lupa memasukkan bahan kue pengembang yang disebut bubuk pengembang dalam resep adonan kue bolu cokelatnya sehingga hasilnya setelah kue bolu tersebut dipanggang tidak mengembang, seperti halnya kue-kue bolu yang biasa dia buat. Tekstur kue bolu cokelat yang harusnya lembut, tebal, dan banyak berpori, menjadi bantat, padat, dan sedikit basah.

Adapun cerita lainnya tentang asal mula brownies adalah diceritakan seorang pemuda pengusaha kue yang mengalami krisis keuangan dan hampir membuat usahanya gulung tikar. Dia punya seorang karyawan yang masih temannya sendiri yang setiap pagi akan menjualkan kue-kue buatannya. Pada suatu hari dengan modal terakhir yang dia miliki, pemuda pengusaha kue tersebut membeli bahan-bahan untuk membuat kue cokelat.

Hampir semalam suntuk dia berusaha keras membuat kue cokelat lezat seperti yang tertera pada resep kue cokelat. Pekerjaannya baru selesai saat fajar tiba. Namun, alangkah kecewanya pemuda tersebut setelah melihat hasil kue cokelatnya yang jauh berbeda dari yang terdapat pada buku panduan resep kue cokelat. Modal terakhir yang dia punya pun telah habis untuk bahan-bahan kue cokelat tersebut.

Seperti biasanya pada pagi harinya, sang karyawan datang mengambil kue hasil buatan majikannya tersebut. Tanpa bertanya karena melihat sang majikan tengah tertidur lelap akibat kelelahan membuat kue semalaman, dia mengambil kue-kue cokelat tersebut dan menjualnya pada para pelanggan kue sang majikan. Para pelanggan sangat menikmati kue cokelat itu dan kembali memesan untuk keesokan harinya, mereka mengira kue itu resep baru dari si pemuda tersebut. Dengan banyaknya pesanan kue cokelat yang dikira gagal itu, sang pemuda selamat dari gulung tikar.

Resep awal

Resep awal brownies adalah berupa tepung, mentega, gula, telur, coklat yang telah dilelehkan, serta kacang badam. Hal ini menjadi satu hal yang pasti bahwa resep dasar brownies tidak pernah berubah sejak ratusan tahun lalu. Pada saat ini, brownies telah mengalami banyak modifikasi dengan beragam aneka rasa tambahan seperti brownies keju, brownies pisang, bluberi, stroberi, kacang-kacangan, kopi, dan masih banyak lagi variasi brownies lainnya. Begitu pula dengan cara proses pembuatannya yang tidak hanya dipanggang, tetapi dapat pula dengan proses pengukusan yang dikenal dengan nama brownies kukus.

Pada tahun 1904, resep brownies pertama kali muncul dalam buku memasak Home Cookery yang disebut Service Club Cook Book, dan pada tahun 1905 pada buku resep The Boston Globe, serta pada tahun 1906 dalam buku resep The Boston Cooking School Cook Book yang ditulis oleh Fannie Merritt Farmer. Resep Fannie Merritt Farmer ini menghasilkan panganan yang relatif ringan dan seperti kue. Namun resep tersebut adalah resep untuk molasse, sebuah kue yang dipanggang dan jauh dari apa yang kita kenal sebagai brownies sekarang ini. Beberapa berpendapat kue ini mungkin berasal dari adonan kue cokelat yang tidak diberi bubuk pengembang secara tidak sengaja sehingga kue cokelat menjadi bantat.

Resep yang kedua muncul pada tahun 1907 dalam buku panduan memasak Lowney's Cook Book, yang ditulis oleh Maria Willett Howard dan diterbitkan oleh Walter M. Lowney Company di Boston, Massachusetts. Resep ini menambahkan lebih banyak telur dan cokelat batangan pada resep awal Fannie Merritt Farmer di atas, dan menghasilkan brownies yang kaya rasa dan manis. Resep ini dinamakan Bangor Brownies, hal ini mungkin karena resep tersebut diciptakan oleh seorang wanita di Bangor, Maine. Bangor Brownies ini kemudian menjadi salah satu snack dan camilan yang sangat digemari pada beberapa tahun kemudian dan begitu populer di Amerika Utara hingga akhirnya menyebar pula ke daratan Eropa.

Tips Membuat Brownies

Sampai detik ini, begitu banyak sekali aneka variasi dari brownies dengan berbagai macam tampilan dan berbagai macam cita rasa yang banyak ragamnya dan tentu saja menggoda. Akan tetapi dari kesemuanya itu, tetap saja aroma bahan dasar brownies baik brownies kukus maupun brownies panggang adalah aroma dari cokelat yang begitu khas, harum dan menggoda selera.

  • Membuat Brownies pada umumnya terdiri dari 3 langkah dasar; mentega dan cokelat dicairkan, telur dan gula dikocok bersama dan terakhir masukkan sedikit terigu. Triknya, jangan terlalu lama mengocok karena Brownies akan menjadi basah, padat dan kenyal. Terlalu lama dikocok akan menyebabkan brownies keras atau berbentuk lapisan kering tipis pada permukaan kue (meskipun lapisan kering tipis ini menjadi salah satu ciri khas produsen Brownies di Bandung). Kocoklah bahan-bahan basah dan kering hingga tercampur saja, jangan terlalu lama mengocok setelah telur dimasukkan.
  • Kebanyakan resep brownies dimulai dengan mencairkan mentega dan cooking chocolate (cokelat batang/cokelat masak). Cara paling aman untuk proses ini ialah menggunakan 2 panci dengan ukuran berbeda. Panci besar diisi air mendidih, lalu letakkan panci kecil di atasnya dan isi dengan kedua bahan tersebut, aduk-aduk hingga cokelatnya mencair.
  • Untuk meningkatkan tekstur brownies, adonan mentah di loyang dapat disimpan dulu dalam lemari pendingin selama beberapa jam atau semalaman sebelum dipanggang.
  • Gunakan loyang dari baja tahan karat agar panasnya merata. Hindari pinggan dari gelas maupun loyang berwarna gelap dan antilengket karena kue bisa menjadi basah dan volumenya berkurang.
  • Brownies dapat dipanggang dalam cetakan mufin kecil, agar tidak repot memotongnya. Alasi loyang dengan alumunium foil biar bersih.
  • Apabila brownies menggunakan kacang, gunakan yang telah dipanggang untuk meningkatkan aroma kacang.
  • Berapa lama memanggang brownies? Pengalaman adalah guru terbaik, tetapi ada beberapa petunjuk umum yang dapat diikuti. Untuk brownies jenis fudge, keluarkan kue segera setelah pinggiran kue sedikit menyusut dari loyang. Bagian tengah kue masih sedikit liat dan lengket, tetapi segera mengeras setelah kue dingin. Untuk brownies jenis cake, tusukkan lidi di tengah kue, apabila remah-remah kue melekat pada lidi berarti sudah matang.
  • Biarkan brownies dingin diloyang sebelum dilepaskan dari loyang dan dipotong-potong.
  • Brownies dapat tahan disimpan dalam wadah tertutup rapat. Apabila hendak dinikmati, jangan dinginkan di kulkas karena akan kering, kecuali bila hendak disimpan lama, karena brownies tahan 4-6 bulan dalam freezer.

Rujukan