Lompat ke isi

Pengguna:RianHS/Draf/2

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Manusia Vitruvian karya Leonardo da Vinci yang menggambarkan proporsi tubuh manusia.

Kesehatan adalah kondisi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap dan bukan sekadar tidak adanya penyakit atau kelemahan.[1] Pemahaman tentang kesehatan telah bergeser seiring dengan waktu, tetapi ...

Definisi

Makna kesehatan telah berkembang dari waktu ke waktu. Dalam perspektif model biomedis, definisi awal kesehatan difokuskan pada kemampuan tubuh untuk berfungsi. Kesehatan dipandang sebagai kondisi tubuh yang berfungsi normal yang dapat terganggu oleh penyakit dari waktu ke waktu.

Pada tahun 1948, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengusulkan definisi kesehatan sebagai "kesejahteraan fisik, mental, dan sosial, dan bukan hanya tidak adanya penyakit dan kelemahan".[2] Meskipun definisi ini disambut baik oleh beberapa orang dan dipandang inovatif, definisi ini juga dikritik karena tidak jelas, terlalu luas, dan tidak diuraikan dengan terukur.[3] Beberapa ilmuwan mengajukan definisi kesehatan yang lain, misalnya: "kondisi yang ditandai dengan integritas anatomi; kemampuan untuk melakukan peran dalam keluarga, pekerjaan, dan masyarakat, yang dihargai secara pribadi; kemampuan untuk menghadapi tekanan fisik, biologis, dan sosial; perasaan sejahtera; dan kebebasan dari risiko penyakit dan kematian sebelum waktunya."[4]

Seiring waktu, penyakit tidak lagi dipandang sebagai sebuah kondisi, tetapi sebuah proses. Pergeseran sudut pandang ini juga terjadi pada kesehatan. Pada awal 1980-an, WHO mendorong perkembangan gerakan promosi kesehatan. Gerakan ini membawa konsep baru tentang kesehatan, bukan lagi sebagai kondisi, tetapi menjadi istilah dinamis dalam hal ketahanan, dengan kata lain, sebagai "sumber daya untuk hidup". Pada 1984, WHO merevisi definisi kesehatan menjadi "sejauh mana individu atau kelompok dapat mewujudkan aspirasi dan memenuhi kebutuhan dan untuk mengubah atau mengatasi lingkungan. Kesehatan adalah sumber daya untuk kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup; ini adalah konsep positif yang menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kapasitas fisik".[5] Dengan demikian, kesehatan mengacu pada kemampuan untuk mempertahankan homeostasis dan memulihkan diri dari kerusakan. Kesehatan mental, intelektual, emosional, dan sosial mengacu pada kemampuan seseorang untuk mengatasi stres, untuk memperoleh keterampilan, untuk mempertahankan hubungan, yang semuanya membentuk sumber daya untuk ketahanan dan kehidupan mandiri.[3] Pemaknaan ini membuka banyak kemungkinan bagi kesehatan untuk diajarkan, diperkuat, dan dipelajari.

Kegiatan sistematis untuk mencegah atau menyembuhkan masalah kesehatan dan mempromosikan kesehatan dilakukan oleh penyedia pelayanan kesehatan. Sementara itu, penerapan kesehatan pada hewan dicakup oleh ilmu kedokteran hewan. Istilah "sehat" juga banyak digunakan dalam berbagai konteks organisasi tak hidup yang memengaruhi kepentingan manusia, seperti dalam komunitas sehat, kota sehat, atau lingkungan sehat. Selain intervensi pelayanan kesehatan dan faktor lingkungan, sejumlah faktor lain juga memengaruhi status kesehatan individu, termasuk latar belakang, gaya hidup, kondisi ekonomi, kondisi sosial, dan spiritualitas mereka. Hal-hal ini disebut sebagai penentu sosial kesehatan. Penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat stres yang tinggi dapat memengaruhi kesehatan manusia.[6]

Pemahaman konsep kesehatan sebagai "kemampuan untuk beradaptasi dan mengatur diri sendiri" dan berkembangnya teknologi kesehatan berbasis digital telah membuka pintu bagi setiap orang untuk menilai diri mereka sendiri.[7] Hal ini juga memungkinkan setiap orang untuk merasa sehat, bahkan ketika mereka memiliki berbagai penyakit kronis atau berada dalam kondisi terminal.[8]

Penentu

Secara umum, konteks kehidupan seseorang sangat berpengaruh terhadap status kesehatan dan kualitas hidupnya. Semakin diakui bahwa kesehatan tidak hanya dipertahankan dan ditingkatkan melalui kemajuan dan penerapan ilmu kesehatan, tetapi juga melalui pemilihan gaya hidup oleh suatu individu dan masyarakat sekitarnya. Menurut WHO, faktor penentu utama kesehatan yaitu lingkungan sosial dan ekonomi, lingkungan fisik, serta karakteristik dan perilaku individu seseorang.[9]

Faktor-faktor kunci lebih spesifik yang memengaruhi apakah seseorang sehat atau tidak sehat meliputi:[9][10][11]

Semakin banyak penelitian dan laporan yang meneliti keterkaitan antara kesehatan dan berbagai faktor, termasuk gaya hidup, lingkungan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan kebijakan kesehatan. Salah satu kebijakan spesifik yang dibuat banyak negara dalam beberapa tahun terakhir adalah pengenaan pajak terhadap gula. Minuman manis juga mulai dikenakan pajak dan mulai ditargetkan oleh gerakan antiobesitas akibat semakin banyaknya bukti yang menunjukkan hubungan antara minuman bergula tinggi dengan kegemukan.[12] Seri Laporan Kesehatan Dunia yang diterbitkan oleh WHO berfokus pada masalah kesehatan global, termasuk akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan upaya meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama di negara-negara berkembang.[13]

Promosi kesehatan mulai digalakkan oleh WHO melalui konferensi di Ottawa, Kanada, pada tahun 1986. Gerakan ini memungkinkan orang-orang meningkatkan kendali atas kesehatan mereka dan meningkatkan status kesehatan mereka masing-masing. Untuk mewujudkan kesehatan sebagai "sumber daya sehari-hari" sebagaimana konsep WHO tahun 1984, ada beberapa kondisi sebagai prasyarat yang perlu dipenuhi, yaitu perdamaian, tempat tinggal, pendidikan, makanan, pendapatan, ekosistem yang stabil, sumber daya berkelanjutan, serta keadilan sosial dan kesetaraan.[14]

Sebuah studi mengungkapkan bahwa seseorang dapat meningkatkan kesehatan mereka melalui latihan fisik, tidur yang cukup, membatasi konsumsi alkohol, tidak merokok, menjaga berat badan, dan sarapan dengan rutin.[15] Kesehatan dan penyakit dapat hidup berdampingan karena orang yang memiliki banyak penyakit kronis atau penyakit mematikan dapat menganggap dirinya sehat.[16]

Referensi

  1. ^ Organisasi Kesehatan Dunia (2020). "Constitution of the World Health Organization". Basic Documents (PDF) (edisi ke-49). Jenewa: Organisasi Kesehatan Dunia. hlm. 1. ISBN 978-92-4-000051-3. 
  2. ^ Organisasi Kesehatan Dunia (1958). The First ten years of the World Health Organization. Jenewa: Organisasi Kesehatan Dunia. hlm. 459. ISBN 9241560142. "Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity". 
  3. ^ a b "Definitions of Health". AFMC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Agustus 2016. 
  4. ^ Stokes, Joseph; Noren, Jay; Shindell, Sidney (1982). "Definition of terms and concepts applicable to clinical preventive medicine". Journal of Community Health. 8 (1): 33–41. doi:10.1007/BF01324395. ISSN 0094-5145. A state characterized by anatomic integrity; ability to perform personally valued family, work, and community roles; ability to deal with physical, biological and social stress; a feeling of well-being; and freedom from the risk of disease and untimely death. 
  5. ^ Organisasi Kesehatan Dunia (1984). Health Promotion: A Discussion Document on the Concept and Principles: Summary Report of the Working Group on Concept and Principles of Health Promotion, Copenhagen, 9–13 July 1984. Kopenhagen: WHO Regional Office for Europe. 
  6. ^ Lin, Nan; Ensel, Walter M. (Juni 1989). "Life Stress and Health: Stressors and Resources". American Sociological Review. 54 (3): 382. doi:10.2307/2095612. 
  7. ^ Jadad, Alejandro R. (November 2016). "Creating a pandemic of health: What is the role of digital technologies?". Journal of Public Health Policy. 37 (S2): 260–268. doi:10.1057/s41271-016-0016-1. ISSN 0197-5897. 
  8. ^ Kotha, S.R.; Jadad, A.R.; Hu, H. (2015). "Creating a Pandemic of Health: Opportunities and Lessons for a University Initiative at the Intersection of Health, Equity, and Innovation". Harvard Public Health Review: A Student Publication. Diakses tanggal 22 Juni 2020. 
  9. ^ a b Organisasi Kesehatan Dunia. "Social Determinants of Health". WHO. Diakses tanggal 22 Juni 2020. 
  10. ^ "Social Determinants of Health and Health Inequalities". Government of Canada. Diakses tanggal 22 Juni 2020. 
  11. ^ Lalonde, Marc (1981). A New Perspective on the Health of Canadians: A Working Document (PDF). Ottawa: Minister of Supply and Services Canada. ISBN 0-662-50019-9. 
  12. ^ Andreyeva, Tatiana; Chaloupka, Frank J.; Brownell, Kelly D. (Juni 2011). "Estimating the Potential of Taxes on Sugar-sweetened Beverages to Reduce Consumption and Generate Revenue". Preventive Medicine. 52 (6): 413–416. doi:10.1016/j.ypmed.2011.03.013. 
  13. ^ Organisasi Kesehatan Dunia. "World Health Report". WHO. Diakses tanggal 22 Juni 2020. 
  14. ^ Organisasi Kesehatan Dunia. "The Ottawa Charter for Health Promotion". WHO. Diakses tanggal 22 Juni 2020. 
  15. ^ Wingard, Deborah L.; Berkman, Lisa F.; Brand, Richard J. (November 1982). "A Multivariate Analysis of Health-Related Practices". American Journal of Epidemiology. 116 (5): 765–775. doi:10.1093/oxfordjournals.aje.a113466. ISSN 1476-6256. 
  16. ^ Jadad, A.R. (2013). "On Living a Long, Healthy, and Happy Life, Full of Love, and with no Regrets, until Our Last Breath". Verhaltenstherapie. 23 (4): 287–289. doi:10.1159/000357490. ISSN 1423-0402.