Lompat ke isi

Josephus Gerardus Beek

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 8 Oktober 2008 18.22 oleh Ciko (bicara | kontrib)

Josephus Gerardus Beek (Amsterdam 12 Maret 1917 - Jakarta 17 September 1983) adalah seorang pastor Yesuit. Ia dikenal dengan panggilan Pater Beek.

Pater Beek lahir di Amsterdam, Belanda, pada tanggal 12 Maret 1917. Beek lahir sebagai bungsu dari empat bersaudara. Ia lahir ketika Perang Dunia I meletus. Sejak anak-anak ia dididik di Kolese yang dikelola oleh Imam-imam Yesuit. Setelah masuk ke Serikat Yesus dan menjadi novisiat tahun pertama di Mariendaal, Grave, pada 7 September 1935. Novisiat tahun kedua, 1937, dijalani di Girisonta, Indonesia.

Ketika menjadi novis, semangat mudanya dikobarkan dengan gairah pergi ke tanah misi, Hindia Belanda, yang sekaligus secara politis adalah tanah jajahan di bawah Pemerintah Kerajaan Belanda, negerinya. Ketika Jepang menduduki Indonesia, Pater Beek pernah menghuni kamp interniran di kamp Kesilir, Banyuwangi (1943), kamp Banyubiru (1944), kamp Cikudapateu, Bandung (1945), dan kamp Pundol, Bantul (1946).

Meskipun ia adalah seorang rohaniwan dan berkewarganegaraan asing, Pater Beek lama bertugas di Indonesia. Ia turut ambil bagian dalam pembentukan lembaga CSIS (Center for Strategic and International Studies) pada 1 September 1971. Ketika Indonesia dikuasai komunis, ia menggalang aliansi dengan TNI dan melahirkan struktur Sekretaris Bersama Golkar.

Khasebul

Beek juga menggagas sistem kaderisasi bagi pemuda Katolik militan yang dikenal dengan Khasebul (Khalwat atau retret sebulan). Khasebul ini pertama kali pada akhir tahun 1966. Dalam pelaksanaannya, Beek membagi tugas Khasebul bersama 25 orang pendamping, antara lain Soedjati Djiwandono, Anton Moerdado Moeliono, Harry Tjan Silalahi, Jusuf Wanandi, Kadjat Hartojo, dan Sofyan Wanandi. Januari - Februari 1967 dimulai Khasebul angkatan pertama, diikuti 34 mahasiswa dan lulusan SLTA. Khasebul kerap dinilai sebagai proses kaderisasi elite, serba rahasia, dan terkesan sembunyi-sembunyi. Selain itu, proses kaderisasi yang digarap dengan menggabungkan latihan fisik yang keras, serba spartan dan latihan doa yang intensif. 23 Juli - 28 Agustus 1982, Khasebul angkatan ke-48, angkatan terakhir pimpinan Pater Beek. [1]

Karya

Pater Beek pernah menulis surat terbuka kepada Presiden Soekarno. Surat itu penuh kritik tajam terhadap kebijakan Presiden Soekarno yang dinilai memberi ruang besar bagi Partai Komunis Indonesia (PKI). Dengan menggunakan nama samaran Dadap Waru, dalam surat bertanggal 5 November 1965 itu ia mendorong agar Bung Karno bersikap tegas terhadap PKI.

Selain pernah berkarya sebagai Kepala Asrama Realino, Pater Beek juga pernah berkarya dan turut mengawali Biro Dokumentasi. Biro Dokumentasi adalah sebuah biro yang didirikan oleh Serikat Yesus Provinsi Indonesia pada tahun 1961 semasa Pater Georgius Kester menjadi Provinsial. Biro itu menyediakan bahan-bahan studi dan analisis keadaan berdasarkan tolok ukur ajaran dan moralitas Katolik agar dapat dipergunakan bagi para aktivis. Dalam kegiatannya, biro itu menyiarkan dokumen mengenai kebijakan pemerintah dan evaluasi atas berbagai kejadian penting di Indonesia. Apa yang dilakukan Biro Dokumentasi itu kemudian menjadi asupan bagi masyarakat, khususnya umat Katolik di Indonesia, untuk menghadapi perkembangan sosial, politik masyarakat, serta bersikap kritis terhadap pemerintah. Analisis yang dihasilkan Biro Dokumentasi kemudian diedarkan kepada aktivis yang terlibat dalam Front Pancasila dan Sekber Golkar. Biro itu, antara lain, menghasilkan kajian tentang sosialisme yang kemudian mempertemukannya dengan intepretasi gagasan sosialisme yang disodorkan PKI.

Vatikan kemudian memindahkan Beek dari Indonesia setelah diminta oleh Kabakin waktu itu Letjen Soetopo Yuwono. Tapi Beek kembali lagi pada 1974. Ia wafat pada 17 September 1983 di RS Saint Carolus, Jakarta dalam usia 66 tahun. Ia dimakamkan di Giri Sonta, kompleks pemakaman dan peristirahatan ordo Serikat Yesus di Ungaran, Jawa Tengah.

Pendidikan

Rujukan

  1. ^ Majalah Hidup, No 41 Tahun ke 62, Oktober 2008, "Pikirkan Gaya Khasebul Baru"

Pranala luar