Lompat ke isi

Arasy

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

'Arsy atau 'Arasy adalah sebuah tempat bersemayam Allah yang dipikul oleh para Malaikat. Berdasarkan Al Qur'an:

(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas 'Arsy.(Thaha, 20:5)

Banyak ulama yang berpendapat beda dalam mengartikan makna dari Arsy ini. Apakah 'Arsy itu berwujud fisik ato nonfisik.

Etimologi

Arsy (عَرْش) adalah bentuk mashdar dari kata kerja ‘arasya – ya‘risyu – ‘arsyan (عَرَشَ يَعْرِشُ عَرْشًا) yang berarti bangunan, singgasana, istana atau tahta. Di dalam al-Quran, kata ‘Arsy itu disebut sebanyak 33 kali.

Kata ‘Arsy mempunyai banyak makna, tetapi pada umumnya yang dimaksudkan adalah singgasana atau tahta Tuhan.

Tentang pengertian ‘Arsy, ulama memberikan penjelasan yang berbeda-beda. Rasyid Ridha dalam Tafsir al-Manar menjelaskan bahwa ‘Arsy merupakan ”pusat pengendalian segala persoalan makhluk-Nya di alam semesta”.

Penjelasan Rasyid Rida itu antara lain didasarkan pada Al Qur'an:

...kemudian Dia bersemayam di atas Arasy untuk mengatur segala urusan..(Yunus 10:3)

Letak 'Arsy

'Arsy terletak di atas surga Firdaus, Nabi Muhammad bersabda kepada sahabat Abu Hurairah yang di riwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Ahmad, Ibnu Abi ‘Ashim:

“Apabila engkau memohon kepada Allah, maka mohon-lah kepada-Nya Surga Firdaus. Sesungguhnya ia (adalah) Surga yang paling utama dan paling tinggi. Di atasnya terdapat ‘Arsy Allah yang Maha Pengasih...”

Masih diriwayatkan dari Ibnu Abi 'Ashim, Nabi Muhammad bersabda:

“Sesungguhnya ‘Arsy sebelumnya berada di atas air. Setelah Allah menciptakan langit (yang 7), ‘Arsy itu ditempatkan di langit yg ke-7. Dia jadikan awan sebagai saringan untuk hujan. Apabila tidak dijadikan seperti itu, tentu bumi akan tenggelam terendam air.”

“ 'Arsy yaitu singgasana yang memiliki beberapa tiang yang dipikul oleh para Malaikat. Ia menyerupai kubah bagi alam semesta. 'Arsy juga merupakan atap seluruh makhluk.”

Para Malaikat Yang Memikul 'Arsy

Malaikat pemikul 'Arsy terkenal dengan nama Hamalatul ‘Arsy berjumlah empat malaikat, setelah kiamat akan bertambah menjadi delapan malaikat yaitu; Israfil, Mikail, Jibril, Izrail dan Hamalatul Arsy.

Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung Arasy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. (Al Haqqah, 69:17)

Malaikat yang memikul singgahsana Allah sangatlah besar dan jarak antara pundak Malaikat tersebut dengan telinganya sejauh perjalanan burung terbang selama 700 tahun. Diriwayatkan oleh Abu Dawud dari seorang sahabat Jabir bin Abdillah hadist shahih, rasulullah bersabda:

“Telah diizinkan bagiku untuk bercerita tentang sosok Malaikat dari Malaikat-Malaikat Allah Azza wa Jalla yang bertugas sebagai pemikul 'Arsy, bahwa jarak antara daun telinganya sampai ke bahunya adalah sejauh perjalanan 700 tahun.”

Keagungan 'Arsy

Malaikat pernah ada yang melihat ‘Arsy dengan segala keagungan yang dimilikinya. Lalu, Allah berfirman kepada malaikat tersebut, "Sesungguhnya Aku telah menjadikan engkau memiliki kekuatan yang sebanding dengan kekuatan 7.000 malaikat."

Malaikat itu diberikan 70.000 sayap. Kemudian, Allah menyuruh malaikat itu terbang. Malaikat itu pun terbang dengan kekuatan penuh dan sayap yang diberikan Allah ke arah mana saja yang dikehendaki Allah.

Sesudah itu, malaikat tersebut berhenti dan memandang ke arah ‘Arsy. Tetapi, ia merasakan seolah-olah ia tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya terbang semula. Hal ini memperlihatkan betapa besar dan luasnya ‘Arsy Allah itu.

Nabi Muhammad bersabda: "Perumpamaan langit yang tujuh dibandingkan dengan Kursi seperti cincin yang dilemparkan di padang Sahara yang luas, dan keunggulan 'Arsy atas Kursi seperti keunggulan padang Sahara yang luas itu atas cincin tersebut."

Perbedaan Pendapat Tentang "Arsy

Di dalam perbincangan para ulama, tentang ‘Arsy ini selalu banyak pendapat. Para ulama memperdebatkan apakah ‘Arsy itu suatu immaterial (nonfisik) atau material (fisik).

Dalam hal ini ada tiga pendapat yang berbeda:

  • Mu’tazilah berpendapat bahwa kata ‘Arsy di dalam al-Quran harus diartikan dan dipahami sebagai makna metaforis (majazi). Jika dikatakan Tuhan bersemayam di ‘Arsy, maka arti ‘Arsy di sini adalah kekuasaan Tuhan. Tuhan merupakan zat yang immaterial, karenanya mustahil Dia berada pada tempat yang bersifat material.
  • Mujassimah yang berpaham antropomorfisme. Pendapat golongan ini bertolak belakang dengan pendapat pertama. Menurut mereka, kata ‘Arsy harus dipahami sebagaimana adanya. Karena itu, mereka mengartikan ‘Arsy sebagai sesuatu yang yang bersifat fisik atau material.
  • Asy‘ariyah berpendapat yang menyatakan bahwa ‘Arsy dalam arti tahta atau singgasana harus diyakini keberadaannya, karena al-Quran sendiri mengartikan demikian.

Bagaimana wujud asli tahta atau singgasana Tuhan itu, hanya Dia sendiri yang tahu. Akal manusia memiliki keterbatasan untuk mengetahuinya.

Referensi

1. http://dakwahsalaf.info/aqidah/arsy-singgasana-allah-azza-wa-jalla

2. http://www.psq.or.id/ensiklopedia_detail.asp?mnid=34&id=23

3. http://www.almanhaj.or.id/content/2171/slash/0