Lompat ke isi

Negara maju

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 28 September 2021 07.40 oleh NFarras (bicara | kontrib) (Dikembalikan ke revisi 18919343 oleh HsfBot (bicara) (🗿))
  negara maju (advanced economies) pada tahun 2019

Negara maju adalah sebutan untuk negara yang menikmati standar hidup yang relatif tinggi melalui teknologi tinggi dan ekonomi yang merata. Negara-negara yang memiliki pendapatan minimal US$11.906 per tahun atau lebih dapat disebut sebagai negara maju.[1] Kebanyakan negara dengan GDP per kapita tinggi dianggap negara maju. GDP (Gross Domestic Product) atau Produk Domestik Bruto ( PDB) adalah salah satu indikator penting yang digunakan untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara.[2] Namun beberapa negara telah mencapai GDP tinggi melalui eksploitasi sumber daya alam (seperti Nauru melalui pengambilan fosfor dan Brunei Darussalam melalui pengambilan minyak bumi) tanpa mengembangkan industri yang beragam, dan ekonomi berdasarkan-jasa tidak dianggap memiliki status 'negara maju'.

Pengamat dan teoretis melihat alasan yang berbeda mengapa beberapa negara (dan lainnya tidak) menikmati perkembangan ekonomi yang tinggi. Banyak alasan menyatakan perkembangan ekonomi membutuhkan kombinasi perwakilan pemerintah (atau demokrasi), sebuah model ekonomi pasar bebas, dan sedikitnya atau ketiadaan korupsi. Beberapa memandang negara kaya menjadi kaya karena eksploitasi dari negara miskin pada masa lalu, melalui imperialisme dan kolonialisme, atau pada masa sekarang, melalui proses globalisasi. Negara-negara maju sebagian besar berada di kawasan Eropa Barat, Amerika Utara, Australia, Selandia Baru, dan Jepang.[3]

Istilah lain

Istilah yang terkait dengan konsep negara maju adalah "negara industri", "negara yang lebih maju (more developed country/MDC)", "negara yang lebih maju secara ekonomi" (more economically developed country/MEDC), "negara Utara Global", "negara dunia pertama", dan "negara pasca industri". Istilah negara industri mungkin agak ambigu, karena industrialisasi adalah proses berkelanjutan yang sulit didefinisikan. Negara industri pertama adalah Britania Raya, lalu Belgia. Selanjutnya menyebar lebih jauh ke Jerman, Amerika Serikat, Prancis, dan negara-negara Eropa Barat lainnya. Akan tetapi, menurut beberapa ekonom seperti Jeffrey Sachs, kesenjangan saat ini antara negara maju dan negara berkembang sebagian besar merupakan fenomena abad ke-20.[4] Mathis Wackernagel menyebut pelabelan dua golongan negara tersebut tidak jelas atau tidak deskriptif.[5]

Ciri-ciri dan kriteria

Ciri ciri negara maju[6]

  • Memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat dan pendapatan perkapita yang tinggi. Pendapatan per kapita digunakan untuk menunjukkan rata rata penghasilan setiap penduduk dalam suatu negara. [7] Negara-negara maju memproduksi barang-barang yang bernilai tinggi seperti pesawat terbang, mobil, dan barang elektronik lainnya, selain itu profesi masyarakat sebagian besar di bidang jasa yaitu pendidikan, hiburan, konsultan, dan jasa keuangan.
  • Angka pengangguran rendah. Para pengangguran di negara maju biasanya mendapatkan jaminan sosial dari pemerintah. Akan tetapi, hal tersebut tidak membuat para pengangguran bermalas-malasan. Hal itu disebabkan pengangguran tersebut memiliki tingkat kesadaran untuk bekerja dan mencari pekerjaan baru sangat tinggi.
  • Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang berkembang dengan pesat dan cepat.[8] Pemerintah memberikan beragam fasilitas untuk menunjang keberhasilan di bidang tersebut. Para ilmuwan memiliki semangat tinggi dalam melakukan observasi dan praktik guna menghasilkan temuan-temuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa negara yang masuk dalam kategori ini di antaranya adalah Inggris, Jerman, Perancis, Jepang, Amerika Serikat.
  • Sistem pendidikan dan kesehatan yang baik. Penduduk di negara maju sudah melek huruf atau bisa membaca dan menulis dengan lancar. Pemerintah memberikan pelayanan serta fasilitas yang memadai untuk menunjang dunia pendidikan. Selain itu pemerintah juga memberikan jaminan berupa pendidikan dasar kepada seluruh rakyatnya dan para pendidik atau guru juga memiliki tingkat kesejahteraan yang tinggi. Di samping itu, pemerintah memberikan pelayanan serta fasilitas kesehatan yang memadai sehingga penduduknya memiliki kesejahteraan yang sangat tinggi.
  • Infrastruktur Negara-negara maju umumnya memiliki infrastruktur yang sudah berkembang. Perkembangan itu menompang pertumbuhan ekonomi penduduk dan menguntungkan bagi suatu negara.[9]

PBB tidak memiliki kriteria pasti suatu negara disebut maju atau berkembang.

Divisi Statistik PBB menyatakan:

Tidak ada konvensi mengenai penentuan suatu negara atau wilayah "maju" dan "berkembang" dalam sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa.[10]

Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan juga menyatakan:

Sebutan "maju", "dalam transisi", dan "berkembang" dimaksudkan untuk kemudahan statistik dan tidak selalu berarti ungkapkan penilaian terhadap tahap yang dicapai oleh negara atau wilayah tertentu dalam proses pembangunan.[11]

Meski begitu, para ahli dan beberapa organisasi internasional memiliki kriteria sendiri dalam penyebutan status negara, seperti keadaan ekonomi, indeks pembangunan, dan sebagainya.

Indeks Pembangunan Manusia

Negara-negara di urutan "Sangat Tinggi" Indeks Pembangunan Manusia (berdasarkan laporan 2019).

Negara-negara maju menurut Laporan Pembangunan Manusia 2019 oleh Program Pembangunan PBB memiliki IPM di atas 0,800, ambang batas ukuran pembangunan manusia yang "sangat tinggi".[12] Sejak 1990, Norwegia (2001–2006, 2009–2018), Jepang (1990–1991 dan 1993), Kanada (1992 dan 1994–2000), dan Islandia (2007–2008) memiliki skor IPM tertinggi.

Program Pembangunan PBB menghitung nilai IPM berdasarkan perkiraan data tahun 2018, ditunjukkan dalam tabel berikut.

Legenda:

  • Kenaikan = meningkat
  • Steady = tetap
  • Penurunan = menurun
  • Nomor dalam kurung menunjukkan urutan meningkat atau menurunnya posisi negara dari urutan tahun 2017.

Ekonomi

( Perlu Pengembangan)

Daftar

Berikut adalah daftar 42 ekonomi maju menurut Dana Moneter Internasional.[13] Yang dicetak miring di daftar ini adalah bagian dari negara lain (seperti Puerto Riko merupakan bagian dari Amerika Serikat).

Eropa:

Asia:

Amerika:

Oseania:

Komite DAC

Komite Bantuan Pembangunan (Development Assistance Committee) adalah kelompok 29 negara ditambah Uni Eropa sebagai donor utama yang membahas masalah seputar bantuan pembangunan dan pengurangan kemiskinan di negara berkembang. Anggotanya adalah sebagai berikut.[14]


23 negara di Eropa:

2 negara di Amerika:

2 negara di Asia:

2 negara di Oceania:

Paris Club

Paris Club (bahasa Prancis: Club de Paris) adalah kelompok pejabat dari negara kreditor besar yang berperan untuk menemukan solusi terkoordinasi dan berkelanjutan terhadap masalah kesulitan pembayaran yang dialami oleh negara pengutang. Terdapat 22 anggota tetap sebagai berikut.[15]

15 negara di Eropa:

3 negara di Amerika:

3 negara di Asia:

1 negara di Oceania:

Referensi

  1. ^ Indonesia, C. N. N. "Melihat Beda Negara Berkembang dan Maju Gelar Baru AS ke RI". ekonomi. Diakses tanggal 2020-12-23. 
  2. ^ Media, Kompas Cyber. "Apa Itu Gross Domestic Product (GDP)? Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-12-23. 
  3. ^ "Apa Saja Karakteristik Negara Maju dan Negara Berkembang?". tirto.id. Diakses tanggal 2020-12-23. 
  4. ^ Sachs, Jeffrey. (2005). The end of poverty : economic possibilities for our time (dalam bahasa Inggris). New York: Penguin Press. hlm. 28. ISBN 1-59420-045-9. OCLC 57243168. The gulf between today's rich and poor countries is therefore a new phenomenon, a yawning gap that opened during the period of modern economic growth. As of 1820, the biggest gap between the rich and poor—specifically, between the world's leading economy of the day, the United Kingdom, and the world's poorest region, Africa—was a ratio of four to one in per capita income (even after adjusting for differences in purchasing power). 
  5. ^ Wackernagel, Mathis; Beyers, Bert (2019). Ecological Footprint: Managing Our Biocapacity Budget. Gabriola Island, BC, Canada: New Society Publishers. hlm. 132. ISBN 978-0865719118. The binary labeling of countries is neither descriptive nor explanatory. It is merely a thoughtless and destructive endorsement of GDP fetish. In reality, there are not two types of countries, but over 200 different countries, all faced with the same laws of nature, yet each with unique features. 
  6. ^ "5 Ciri-ciri Negara Maju Beserta Contohnya yang Perlu Diketahui Halaman 6". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-12-02. 
  7. ^ "10 Perbedaan Negara Maju dan Berkembang dari Segi Ekonomi, Wajib Diketahui Halaman 2". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-12-23. 
  8. ^ Media, Kompas Cyber. "Negara Maju: Ciri dan Contohnya Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-12-23. 
  9. ^ Media, Kompas Cyber. "Negara Maju: Ciri dan Contohnya Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-12-23. 
  10. ^ United Nations (2003). "United Nations Statistics Division - Millennium Indicators". unstats.un.org. Diakses tanggal 31 Desember 2020. 
  11. ^ United Nations Conference on Trade and Development. "UNCTADstat - About". unctadstat.unctad.org. Diakses tanggal 31 Desember 2020. The designations "developing", "in transition", and "developed" are intended for statistical convenience and do not necessarily express a judgement about the stage reached by a particular country or area in the development process. 
  12. ^ United Nations Development Programme (2019). Human Development Report 2019 (PDF). hlm. 22–23. 
  13. ^ https://www.imf.org/external/datamapper/NGDP_RPCH@WEO/OEMDC/ADVEC/WEOWORLD
  14. ^ "Peer Reviews of DAC Members - OECD". www.oecd.org. Diakses tanggal 31 Desember 2020. 
  15. ^ Secrétariat du Club de Paris. "Club de Paris". clubdeparis.org. Diakses tanggal 31 Desember 2020. 

Pranala luar