Masjid Al Ihsan Balikpapan
Artikel ini tidak memiliki referensi atau pranala luar ke sumber-sumber tepercaya yang dapat menyatakan kelayakan dari subyek yang dibahas.Artikel ini akan dihapus pada 29 November 2021 jika tidak diperbaiki. Untuk pemulai artikel ini, jika Anda mempertentangkan nominasi penghapusan ini, jangan menghapus peringatan ini. Silakan hubungi sang pengusul, hubungi seorang pengurus, atau pasang tag {{tunggu dulu}} |
Masjid Al-Ihsan Balikpapan | |
---|---|
Agama | |
Afiliasi | Islam |
Provinsi | Kalimantan Timur |
Lokasi | |
Lokasi | Balikpapan, Indonesia |
Arsitektur | |
Tipe | Masjid |
Rampung | 1974 |
Masjid Al Ihsan adalah salah satu masjid yang terdapat di Gunung Sari Ilir, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.[1][2] Pada 13 April 2018, Kapolda Kalimantan Timur Priyo Widyanto serta Kapolres Balikpapan Wiwin Tirta dan para pejabat Polda Kaltim melakukan salat Jumat di masjid ini. Setelah salat, pihak Polda Kaltim bersilaturrahmi dengan para pengurus masjid dalam rangka memohon bantuan kerja sama kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat Gunung Sari Ilir agar dapat menjaga ketertiban dan keamanan jelang Pilkada Kaltim 2018.[3]
Sejarah Masjid Al Ihsan Balikpapan
Masjid Al Ihsan Balikpapan merupakan hasil dari pengembangan dan renovasi sebuah langgar yang bernama Chairussarif.[4] Pada 1972, Gido Niaziddin menggagaskan rencana untuk merenovasi langgar yang dimaksud menjadi bangunan yang lebih besar agar dapat menampung jamaah untuk salat jumat. Gagasan tersebut disambut baik oleh warga sekitar, hingga akhirnya pada 17 Maret 1972 diadakanlah musyawarah yang menghasilkan kesepakatan untuk meningkatkan status langgar menjadi masjid. Pada hari yang sama, struktur panitia pembangunan masjid yang akan dinamai Al-Ihsan tersebut dibentuk.
Sebagai tindak lanjut dari hasil musyawarah awal, pada tanggal 19 Juni 1972 panitia pembangunan Masjid Al Ihsan Balikpapan mengadakan pertemuan lanjutan dengan pengurus RT.5 Gunung Sari Ilir. Pertemuan tersebut menghasilkan rencana anggaran renovasi sebesar Rp.5.000.000 (Lima Juta Rupiah) dan gambar rancangan Masjid Al Ihsan. Selanjutnya hasil musyawarah tersebut dilaporkan kepada Walikota Balikpapan (1967-1973), Mayor (Pol) Zainal Arifin.
Diluar dugaan, Walikota Balikpapan saat ini menolak hasil rancangan Masjid Al Ihsan dengan pertimbangan rancangan yang terlalu sederhana. Bapak Walikota berharap pada panitia pembangunan Masjid Al Ihsan dapat membuat sebuah rancangan bangunan yang permanen serta memiliki sarana dan prasarana yang menunjang kebutuhan jamaah, mengingat posisi Masjid Al Ihsan yang strategis di tepi jalan utama Kota Balikpapan. Untuk merealisasikan rencana tersebut, Bapak Walikota berjanji akan membantu panitia pembangunan Masjid Al Ihsan untuk mencari sumber pendanaan.
Sebagai realisasi atas komitmen untuk membantu mencari sumber pendanaan bagi pembangunan Masjid Al Ihsan, Bapak Walikota Balikpapan memprakarsai sebuah pertemuan yang diselenggarakan pada tanggal 1 Juli 1972, di Hotel Kutai (saat ini bernama The New Benakutai Hotel & Apartment). Pertemuan yang juga dihadiri oleh Dinas Pekerjaan Umum Balikpapan, KOMABA Balikpapan dan Dinas KESRA Balikpapan tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan, antara lain:
- Panitia Pembangunan Masjid Al Ihsan secara aklamasi menunjuk Walikota Balikpapan, Bapak Mayor (Pol) Zainal Arifin sebagai Pelindung.
- Area tanah seluas 1.400 m2 diperuntukkan sebagai tanah wakaf oleh Pemerintah Daerah, dan diatas lahan tersebut akan dibangun Masjid Al Ihsan.
- Dinas Pekerjaan Umum Balikpapan di daulat sebagai sebagai Dewan Teknik dalam kepanitiaan pembangunan Masjid Al Ihsan.
- Dinas Pekerjaan Umum Balikpapan bertugas sebagai Bendahara yang memiliki otoritas dalam mengelola transaksi dana dalam anggaran pembangunan Masjid Al Ihsan dan bertanggung jawab untuk memberikan laporan keuangan pada Panitia Pembangunan Masjid Al Ihsan.
Pada tanggal 17 Desember 1972, ditandatanganilah Kontrak Kerja Pembangunan Masjid Al-Ihsan antara pihak Dinas Pekerjaan Umum Kotamadya Balikpapan yang diwakili oleh Bapak Syahruni Hasbullah dengan pihak CV. Sepinggan yang diwakili oleh Bapak Koesnadi.K. Total Kontrak Kerja Pembangunan Masjid Al-Ihsan sebesar Rp.15.000.000 (Lima Belas Juta Rupiah) yang dibayarkan secara termin sesuai progres pembangunan yang telah dikerjakan oleh CV.Sepinggan sebagai pemborong. Penandatanganan Kontrak Kerja tersebut dihadiri dan disaksikan oleh Ketua Panitia Pembangunan Masjid Al-Ihsan.
Pada tanggal 2 Februari 1973, CV. Sepinggan memulai pekerjaan pembangunan Masjid Al Ihsan. Namun baru setahun pembangunan berjalan muncul sebuah masalah, yaitu inflasi yang menyebabkan material bahan bangunan naik. Hal ini menyebabkan CV. Sepinggan mengajukan Surat Permintaan Revisi Anggaran tertanggal 15 Maret 1974. Anggaran yang semula sebesar Rp.15.000.000 (Lima Belas Juta) naik menjadi Rp.73.755.200 (Tujuh Puluh Tiga Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Lima Ribu Dua Ratus Rupiah). Atas kendala tersebut, Panitia Pembangunan Masjid Al Ihsan melaporkan masalah ini ke Walikota Balikpapan (1974-1981), Letkol (Pol) H.M. Asnawi Arbain.
Sebagai tanggapan atas masalah revisi anggaran pembangunan Masjid Al Ihsan, Bapak Walikota Balikpapan memprakarsai mediasi antara Panitia Pembangunan Masjid Al Ihsan dengan CV. Sepinggan yang digelar di kantor Walikota Balikpapan pada tanggal 14 Mei 1974. Mediasi tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan, antara lain:
- Para pihak bersepakat untuk merubah skema kontrak kerja CV. Sepinggan menjadi kontrak putus.
- CV. Sepinggan berkomitmen untuk membantu mencari sumber pendanaan pembangunan Masjid Al Ihsan melalui Bank.
- Bapak Walikota memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum Balikpapan untuk membuat draft kontrak yang baru untuk CV. Sepinggan dan melakukan audit atas pengajuan revisi anggaran pembangunan Masjid Al Ihsan yang telah diajukan oleh CV. Sepinggan.
- Sebagai bentuk itikad dan komitmen, Bapak Walikota memberikan donasi dari pembangunan Masjid Al Ihsan dari Gubernur Kalimantan Timur sebesar Rp.500.000 (Lima Ratus Ribu Rupiah) dan Bapak Walikota berjanji akan terus mengawal masalah ini hingga terselesaikan dengan baik.
Sebagai tindak lanjut atas komitmen Bapak Walikota untuk menyelesaikan masalah anggaran, maka pada tanggal 20 Juni 1974, diadakan musyawarah antara CV. Sepinggan dengan Panitia Pembangunan Masjid Al Ihsan yang dilangsungkan di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Balikpapan, Musyawarah tersebut menghasilkan keputusan antara lain:
- Setelah dilakukan perhitungan secara seksama oleh Staf Teknis Dinas Pekerjaan Umum Balikpapan, total anggaran yang diajukan oleh CV. Sepinggan senilai Rp.73.755.200 (Tujuh Puluh Tiga Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Lima Ribu Dua Ratus Rupiah) menyusut menjadi Rp.72.280.000 (Tujuh Puluh Dua Juta Dua Ratus Delapan Puluh Rupiah). Kemudian CV. Sepinggan menyetujui nilai anggaran yang baru.
- Pihak Dinas Pekerjaan Umum Balikpapan, bersama dengan CV. Sepinggan, dan Panitia Pembangunan Masjid Al-Ihsan, beresepakat untuk membuat kontrak kerja baru dengan skema Kontrak Putus yang tertuang dalam Surat Kontrak NO.25/PMAI/7 /1974 tertanggal 20 Juni 1974.
Setelah masalah selesai, dengan Izin Allah SWT dan atas bantuan dari Pemerintah Kota Balikpapan, Masjid Al Ihsan dapat menyelesaikan pembangunan dan masih tetap eksis sebagai salah satu Masjid dan Bangunan Ikonik di Kota Balikpapan
Referensi
- ^ "Bahu Jalan Kauman GSI Butuh Perbaikan | Sering Menjadi Jalan Pintas Pengendara Roda Dua". balikpapan.prokal.co. 13 Februari 2018. Diakses tanggal 23 November 2021.
- ^ Proyek Pembinaan Sarana Keagamaan Islam 1983, hlm. 88.
- ^ "Safari Jumat, Kapolda Kaltim Sholat di Masjid Al-Ihsan Gunung Sari Balikpapan". Polda Kaltim. 13 April 2018. Diakses tanggal 23 November 2021.
- ^ "Profil dan Sejarah - Masjid Al Ihsan". Masjid Al Ihsan - Balikpapan. 6 November 2021. Diakses tanggal 8 November 2021.
Daftar Pustaka
- Proyek Pembinaan Sarana Keagamaan Islam (1983). Direktori Masjid. Departemen Agama, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji, Direktorat Urusan Agama Islam, Proyek Pembinaan Sarana Keagamaan Islam. hlm. 88.