Lompat ke isi

Kopra

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 1 Januari 2022 19.03 oleh NFarras (bicara | kontrib) (Menambah Kategori:Bahan makanan menggunakan HotCat)
Kelapa yang akan diolah menjadi kopra
daging kelapa mentah (kopra murni)
Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz)
Energi354 kcal (1.480 kJ)
24.23
Gula6.23
Serat pangan9
33.49
3.33 g
VitaminKuantitas
%AKG
Tiamina (B1)
6%
0.066 mg
Riboflavin (B2)
2%
0.02 mg
Niasin (B3)
4%
0.54 mg
Asam pantotenat (B5)
20%
1.014 mg
Vitamin B6
4%
0.05 mg
Vitamin C
4%
3.3 mg
MineralKuantitas
%AKG
Kalsium
1%
14 mg
Zat besi
19%
2.43 mg
Magnesium
9%
32 mg
Fosfor
16%
113 mg
Potasium
8%
356 mg
Seng
12%
1.1 mg
Komponen lainnyaKuantitas
Air47
Persen AKG berdasarkan rekomendasi Amerika Serikat untuk orang dewasa.
Sumber: USDA FoodData Central

Kopra adalah daging buah kelapa yang dikeringkan. Kopra merupakan salah satu produk turunan kelapa yang sangat penting, karena merupakan bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya. Untuk membuat kopra yang baik diperlukan kelapa yang telah berumur sekitar 300 hari dan memiliki berat sekitar 3-4 kg. Setelah kopra selesai diekstrak minyaknya, yang tersisa adalah produk samping yang mengandung protein tinggi (18-25%) namun memiliki serat yang sangat tinggi sehingga tidak bisa dimakan oleh manusia. Produk samping ini umumnya diberikan pada hewan ternak sebagai pakan.[1]

Teknik pengolahan kopra ada empat macam, yaitu pengeringan dengan sinar matahari (sun drying), pengeringan dengan pengarangan atau pengasapan di atas api (smoke curing or drying), dan pengeringan dengan pemanasan tidak langsung (indirect drying).[1]

Kopra yang baik sebaiknya hanya memiliki kandungan air 6% – 7% agar tidak mudah terserang organisme pengganggu. Kerusakan yang terjadi pada kopra pada umumnya disebabkan oleh serangan bakteri dan serangan cendawan. Serangan tersebut mudah terjadi jika kadar air dalam kopra tinggi, kelembapan udara mencapai 80% atau lebih dan suhu atmosfer mencapai 30 °C. Cendawan yang sering menyerang kopra adalah cendawan Rhizopus sp, Aspergillus niger, dan Penicillium glaucum. Terdapat 4 kualitas kopra, yang diantaranya adalah highgrade copra dan mixed copra.

Produksi

Kopra secara tradisional diparut dan digiling kemudian direbus dalam air untuk mengekstrak minyak kelapa yang terkandung di dalamnya. Produknya digunakan dalam budaya pulau-pulau di Samudra Pasifik dan menjadi salah satu produk komersial berharga di Laut Selatan dan Asia Selatan pada 1860s. Saat ini, proses ektraksi minyak kelapa dilakukan dengan menumbuk kopra untuk diambil minyaknya (70%) dengan produk samping yang dikenal sebagai copra meal (30%). Setelah minyak diekstrak, kelapa yang tersisa terdiri atas 18–25% protein dan sangat banyak serat pangan yang tidak dapat dimakan oleh manusia dalam jumlan yang besar. Produk samping ini biasanya digunakan sebagai pakan hewan pemamah biak.[2]

Kelapa yang dikeringkan menggunakan sinar Matahari di Kozhikode, Kerala, India untuk produksi kopra
Copra kiln drying in La Digue (Seychelles).
Penumbukan kopra di La Digue (Seychelles).

Dalam budaya populer

Perdagangan kopra pada abad ke-19 menginspirasi novela yang dikearang oleh Robert Louis Stevenson pada 1893 berjudul The Beach of Falesá. Novela ini mengangkat pengalamannya selama berada di Samoa.[3]

Referensi

  1. ^ a b Grimwood, BE; Ashman, F; Dendy, DAV; Jarman, CG; Little, ECS; Timmins, WH (1975). Coconut Palm Products – Their processing in developing countries. Rome: FAO. hlm. 193. ISBN 978-92-5-100853-9. 
  2. ^ Grimwood, BE; Ashman, F; Dendy, DAV; Jarman, CG; Little, ECS; Timmins, WH (1975). Coconut Palm Products – Their processing in developing countries. Rome: FAO. hlm. 193. ISBN 978-92-5-100853-9. 
  3. ^ Holmes, LD (2001). Treasured Islands: Cruising the South Seas With Robert Louis StevensonPerlu mendaftar (gratis). Sheridan House. ISBN 1-57409-130-1. 

Pranala luar