Lompat ke isi

Abdul Wahab Bugis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 1 Oktober 2023 06.10 oleh Henrys Wirakusumah (bicara | kontrib) (hubungan dengan Muhamad arsyad albanjari)
Abdul Wahab
NamaAbdul Wahab
NisbahBugis al-Banjari

Syekh Abdul Wahab Bugis (atau Syekh Abdul Wahab Bugis al-Banjari) yang bergelar Sadenreng Bunga Wariyah adalah salah seorang ulama suku Bugis, tetapi ia banyak berkiprah hingga wafatnya di Tanah Banjar.[butuh rujukan]

Kelahiran Syekh persisnya tidak diketahui, tetapi diperkirakan antara tahun 1725-1735 Masehi, mengingat usianya yang masih lebih muda dari Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari.[1]

Ia juga dikenal sebagai Empat Serangkai dari Tanah Jawi (Melayu)[2] yang menuntut ilmu di Madinah dan Mesir bersama 3 sahabat lainnya yaitu Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, Syekh Abdus Shamad al-Palimbani, dan Syekh Abdurrahman Mishri al-Jawi.[2]

Ia dikawinkan dengan Syarifah binti Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari[3] oleh syekh sendiri, dan berlangsung di Mekkah dengan disaksikan dua orang sahabatnya tersebut.[2][4]

Syekh Abdul Wahab Bugis wafat antara tahun 1782-1790 M dan dimakamkan di Desa Karang Tangah (sekarang: Desa Tungkaran, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.[butuh rujukan]

Empat Serangkai

Syekh Abdul Wahab Bugis dikenal sebagai Empat Serangkai dari Tanah Jawi (Melayu) yang menuntut ilmu di Madinah dan Mesir bersama 3 sahabat lainnya yaitu Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, Syekh Abdus Shamad al-Palimbani, dan Syekh Abdurrahman Mishri al-Jawi.[2][5]

Jika Syekh Muhammad Arsyad dan Syekh Abdus Samad al-Palimbani lebih banyak menghabiskan waktu mereka menuntut ilmu di Kota Mekkah, maka Abdul Wahab bersama dengan sahabatnya Syekh Abdurrahman Misri lebih banyak menghabiskan waktu mereka menuntut ilmu di Mesir.[butuh rujukan]

Abdul Wahab tercatat sebagai salah seorang murid dari Syaikh al-Islam, Imam al-Haramain Allimul Allamah Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi. Itulah sebabnya ia mengiringi gurunya itu ke Kota Madinah ketika gurunya itu hendak mengajar, mengembangkan pengetahuan agama dan Ilmu Adab serta mengadakan pengajian umum.[butuh rujukan]

Di sinilah empat serangkai kemudian bertemu.[butuh rujukan] Selama di Madinah, Empat Serangkai juga sempat belajar ilmu tasawuf kepada Syekh Muhammad bin Abdul Karim as-Samman al-Madani, seorang ulama besar dan Wali Quthub di Madinah, sehingga akhirnya mereka berempat mendapat gelar dan ijazah khalifah dalam tarekat Sammaniyah Khalwatiyah.[butuh rujukan]

Pulang dari Mekkah

Syekh Abdul Wahab pulang ke Kerajaan Banjar beriringan dengan kepulangan Syekh Muhammad Arsyad. Oleh Sultan, Syekh Abdul Wahab diangkat menjadi penasihat dan guru spiritual istana, Ia juga mengkader umat, dan ikut membantu membuka kawasan kosong bersama-sama dengan Syekh Muhammad Arsyad untuk dijadikan sentral pendidikan agama.[butuh rujukan]

Syekh Abdul Wahab Bugis memiliki jasa, peranan, dan perjuangan yang besar terhadap perkembangan dakwah, terutama di Kerajaan Banjar (sekarang: Kota Banjarmasin). Walaupun ia bukan orang Banjar, tetapi ilmu, amal, dan perjuangan hidupnya telah dibaktikan untuk kejayaan Islam di Tanah Banjar.[butuh rujukan]

Peristiwa perkawinan

Saat Syaikh Arsyad masih berada di Makkah, dia mendengar kabar bahwa anaknya yang bernama Syarifah dari istrinya, Tuan Bajut, sudah beranjak dewasa. Oleh karena itu, dia mengawinkan anaknya tersebut dengan sahabatnya, Abdul Wahab Bugis.[butuh rujukan]

Namun saat Syaikh Arsyad kembali ke Banjarmasin (saat itu masih Kerajaan Banjar), ternyata Syarifah telah dikawinkan oleh Sultan dengan seseorang yang bernama Usman dan hubungan perkawinan ini telah melahirkan seorang anak, dalam hal ini Sultan bertindak sebagai wali hakim, karena wali (ayah)-nya dianggap uzur (karena belajar di Mekkah). Padahal dalam ketentuan fikih, kedua perkawinan ini dapat dianggap benar dan sah.[butuh rujukan]

Untuk memutuskan permasalahan ini, Syaikh Arsyad menetapkan dengan melihat masa terjadinya akad pernikahan; akad perkawinan yang lebih dulu dilakukan, itulah yang dimenangkan.[butuh rujukan] Berdasarkan keahliannya dalam bidang ilmu falak dan berdasarkan penelitiannya terhadap kedua perkawinan tersebut, dengan mengaitkan perbedaan waktu antara Makkah dan Martapura, maka dia mendapati bahwa akad perkawinan yang terjadi di Makkah lebih dulu beberapa saat daripada perkawinan di Martapura.[butuh rujukan] Berdasarkan penelitian ini, ikatan perkawinan antara Syarifah dan Usman dibatalkan, kemudian sahabatnya, Syaikh Abdul Wahab Bugis diresmikan sebagai suami Syarifah yang sah.[4]

Hasil perkawinan Abdul Wahab dengan Syarifah binti Syekh Muhammad Arsyad ini kemudian mendapatkan dua orang anak, masing-masing bernama:

  • Aisyah (tidak ada keturunan)
  • Fatimah[6] (kawin dengan HM Said Bugis, memiliki 2 orang anak)
    • Abdul Gani (kawin dengan Saudah binti Muhammad As'ad) memiliki 2 anak, tetapi meninggal
    • Halimah (tidak ada keturunan)
  • Muhammad Yasin. (tidak ada keturunan)

Wafat

Tidak diketahui secara pasti kapan tahun meninggalnya, tetapi diperkirakan antara tahun 1782-1790M.[butuh rujukan] Tahun ini didasarkan pada catatan tahun pertama kali kedatangannya dan tahun pemindahan makamnya.[butuh rujukan] Semula ia dikuburkan di pemakaman Bumi Kencana Martapura, tetapi oleh Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari - bersamaan dengan pemindahan makam Tuan Bidur, Tuan Bajut (isteri dari Syekh Muhammad Arsyad), dan Aisyah (anaknya Tuan Bajut), makamnya kemudian dipindahkan ke desa Karang Tangah (sekarang masuk wilayah Desa Tungkaran Kecamatan Martapura) pada tahun 1793M.[butuh rujukan]

Baca juga

Bagan Silsilah Muhammad Arsyad al-Banjari

Silsilah:
1.Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam
↓ (berputri)
2.Fatimah Az-Zahra
↓ (berputra)
3.Husain Asy-Syahid
↓ (berputra)
4.Ali Zainal Abidin As-Sajjad
↓ (berputra)
5.Muhammad Al-Baqir
↓ (berputra)
6.Ja'far Ash-Shadiq
↓ (berputra)
7. Ali Al-Uraidhi
↓ (berputra)
8. Muhammad An-Naqib
↓ (berputra)
9. Isa Ar-Rumi
↓ (berputra)
10. Ahmad Al-Muhajir
↓ (berputra)
11. Ubaidillah
↓ (berputra)
12. Alwi Al-Awwal (Alawiyyin) Abi Sa'adah
↓ (berputra)
13. Muhammad Maula Shama'ah
↓ (berputra)
14. Alwi Ats-Tsani
↓ (berputra)
15. Ali Khali' Qasam
↓ (berputra)
16. Muhammad Shahib Mirbath
↓ (berputra)
17. Ali Walidil Faqihi / Ali Faqih Nuruddin Al-'Adham Al-Faqih Al-Muqaddam
↓ (berputra)
18. Muhammad Al-Faqih Muqaddam (+1232 M)
↓ (berputra)
19. Alwi Al-Ghayyur
↓ (berputra)
20. Ali Maula Ad-Dark
↓ (berputra)
21. Muhammad Al-Mauladawilah
↓ (berputra)
22. Abdurrahman Assegaf
↓ (berputra)
23. Syaikh Abu Bakar As-Sakran
↓ (berputra)
24. Abdullah Al-'Aydarus Al-Akbar (Datu Seluruh Keluarga Al-'Aydarus)
↓ (berputra)
25. Syaikh
↓ (berputra)
26. Abdullah
↓ (berputra)
27. Husain
↓ (berputra)
28. Ahmad Ash-Shalabiyah
↓ (berputra)
29. Sulthan Syarif Hasyim Abu Bakar Mindanao Al-Hindi
↓ (berputra)
30. Abdul Haris ( Sulthan Abdurrasyid )
↓ (berputra)
31. Abu Bakar
↓ (berputra)
32. Abdullah Lok-Gabang
↓ (berputra)
33. Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari
↓ (berputri)
Syarifah diperistri Syekh Abdul Wahab Bugis
↓ (berputri)
Datu Fatimah Abdul Wahab Al-Banjary diperistri Tuan Haji Muhammad Said Bugis

( Al-Banjary)

↓ (berputri)
Ratu Halimah diperistri Pangeran Ratu Sultan Muda Abdur Rahman dari Banjar
↓ (berputra)
Wali sultan banjar Pangeran Mangkoe Boemi Pangeran Wira Kasoema menikahi Ratu Hasiah binti Pangeran Antasari
↓ (berputri)
Ratoe Sjerief Aboe Bakar(RATU SYARIF ABU BAKAR) diperistri Pangeran Sjerief Aboe Bakar(PANGERAN SYARIF ABU BAKAR)
↓ (berputri)
Syarifah Intan
Muhammad Arsyad Al-Banjari menikah dengan 11 perempuan, yaitu :

1. ♂ DARI ISTRI TUAN BAJUT, MEMPUNYAI ANAK

↓ (berputri)

1.1.♀ -SYARIFAH AL-BANJARI

1.2.♀ -Aisyah Al-Banjari


2.DARI ISTRI TUAN BIDURI, MEMPUNYAI ANAK

↓ (berputra)

2.1. Qadhi H.Abu Su'ud Al- Banjari

2.2-Sayyidah Al-Banjari

2.3. -Syekh Qadhi H.Abu Na'im Al-Banjari

2.4. -Khalifah H.Syihabuddin Al-Banjari


3.DARI ISTRI TUAN LIPUR, MEMPUNYAI ANAK

↓ (berputra)

3.1-Abdul Manan Al-Banjari

3.2-H.Abu Najib Al-Banjari

3.3.-Al Alim Al Fadhil H.Abdullah Al-Banjari

3.4-Abdurrahman Al-Banjari

3.5-Al Alim Al Fadhil H.Abdurrahim Al-Banjari


4. DARI ISTRI TUAN GUWAT,ISTRI DARI KETURUNAN CHINA TUAN GO HWAT NIO MEMPUNYAI ANAK

↓ (berputra)

4.1. -Asiyah Al-Banjari

4.2. -Khalifah H.Hasanuddin Al-Banjari

4.3.-Khalifah H.Zainuddin Al-Banjari

4.4.-Rayhanah Al-Banjari

4.5.-Hafshah Al-Banjari

4.6-Mufti H.Jamaluddin Al-Banjari


5. DARI ISTRI TUAN TURIYAH, MEMPUNYAI ANAK :

↓ (berputra)

5.1 -Nur'aini Al-Banjari

5.2.-Rahmah Al-Banjari

5.3-Hawa Al-Banjari


6. DARI ISTRI RATU AMINAH BINTI PANGERAN THAHA, MEMPUNYAI ANAK :

↓ (berputra)

6.1. Mufti Pangeran H. Ahmad (Mufti H. Ahmad)

6.2.-Shafiyyah Al-Banjari

6.3.-Shafura Al-Banjari

6.4.-Maimun Al-Banjari

6.5.-Sholehah Al-Banjari

6.6.-Pangeran H.Muhammad Al-Banjari

6.7.-Maryam Al-Banjari


7. DARI ISTRI TUAN PALUNG, MEMPUNYAI ANAK :

↓ (berputra)

7.1. -Salman Al-Farizi Al-Banjari

7.2.-Salamah Al-Banjari

7.3.-Salim Al-Banjari


8. Dari istri Tuan Kadarmanik, tidak mempunyai anak.


9. Dari istri Tuan Markidah,tidak mempunyai anak.


10.Dari istri Tuan Liyyuhi ,tidak mempunyai anak.


11.Dari istri Tuan Dayi tidak mempunyai anak.


Jalur Silsilah Ratu Halimah
Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari menikahi TUAN BAJUT)
↓ (berputri)
SYARIFAH AL-BANJARI diperistri ♂ Syekh Abdul Wahab Bugis Al-Banjary
↓ (berputri)
DATU FATIMAH ABDUL WAHAB AL-BANJARI Diperistri ♂ Tuan Haji Muhammad Said Bugis( Al-Banjary)
↓ (berputri)
RATU HALIMAH AL-BANJARI Diperistri Pangeran Ratu Sultan Muda Abdur Rahman dari Banjar
↓ (berputra)
WALI SULTAN BANJAR PANGERAN MANGKOE BOEMI Pangeran Wira Kasoema menikahi Ratu Hasiah binti Pangeran Antasari
↓ (berputri)
RATOE SJERIEF ABOE BAKAR(RATU SYARIF ABU BAKAR) Diperistri PANGERAN SJERIEF ABOE BAKAR(PANGERAN SYARIF ABU BAKAR)
↓ (berputri)
SYARIFAH INTAN


Referensi

  1. ^ Sya'roni As-Samfuriy (2011-04-03). "Syekh Abdul Wahab Bugis: Mengungkap Riwayat dan Perjuangan Dakwah Syekh Abdul Wahab Bugis". 
  2. ^ a b c d Republika (18 Juli 2013). "Muhammad Arsyad al-Banjari Sang Matahari Agama dari Kalimantan". 
  3. ^ (Inggris) Geni (admin) (2014-12-30). "Public Profile - Syeikh Abdul Wahab Bugis". 
  4. ^ a b GusUwik (via Hizbut Tahrir site) (4 Agustus 2011). "Syaikh Muhammad Arsyad al Banjari, Mursyid yang Pejuang Syariah". 
  5. ^ Republika (14 Agustus 2009). "Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, Ulama Besar dari Kalimantan Selatan". 
  6. ^ (Inggris) Geni (admin) (2014-12-30). "Public Figure - Siti Fathimah bt Syeikh Abdul Wahab Bugis". 

Bacaan lanjutan

  • Abu Daudi, Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Tuan Haji Besar, (Martapura: Sekretariat Madrasah Sullamul Ulum, 1996), h.28