Dol
Alat musik dhol merupakan bedug tradisional yang berasal dari Provinsi Bengkulu, Indonesia.[1] Dhol termasuk dalam alat musik kategori membranofon. Alat musik dhol biasanya dimainkan oleh pria dan dibuat dengan menggunakan bonggol dari pohon kelapa. Dalam pembuatannya, bonggol pohon kelapa tersebut dilubangi tengahnya dan ditutupi dengan kulit lembu atau kulit kambing sebagai selaput penghasil bunyi. Dhol memiliki ukuran diameter 70–125 cm dengan tinggi 75–100 cm.[1] Dol selalu dimainkan dalam perayaan tabut di Bengkulu. Dhol juga sering digunakan sebagai musik pengiring dalam tari-tarian tradisional di Bengkulu.
Alat musik dhol memiliki tiga macam teknik penabuhan, yaitu teknik suwena, teknik tamatam, dan teknik suwari. Ketiga jenis teknik dimainkan berdasarkan situasi dan kondisi dimana dol dimainkan. Teknik suwena umumnya dimainkan dengan tempo yang perlahan. Teknik suwena biasanya dimainkan pada suasana dukacita. Teknik tamatam dimainkan dengan suasana gembira. Pada teknik tamatam dhol akan dipukul dengan tempo cepat dan meriah. Teknik penabuhan terakhir adalah teknik suwari, teknik suwari dimainkan dengan tabuhan satu-satu dan dimainkan saat mengiringi parade. Dalam pementasan alat musik dhol biasanya akan dimainkan bersama alat musik lainnya seperi tassa. Tassa adalah rebana yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan kayu rotan.[1]
Referensi
- ^ a b c "Dol, Alat Musik Tradisional Dari Bengkulu". Diakses tanggal 21 Oktober 2017.