Lompat ke isi

Mitoni

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Berkas:Siraman ing Mitoni.jpg
Siraman selama upacara mitoni

Mitoni yaitu berasal dari kata tujuh (7). Upacara adat ini diadakan waktu calon ibu menikah atau hamil 7 bulan. Kegunaanya untuk keselamatan calon bayi dan ibu-nya atau untuk yang bersifat menolak bala. Di-daerah tertentu, upacara ini juga diberi nama tingkeban.

Makna Janin bayi berumur 7 bulan tersebut sudah mempunyai badan yang sempurna. Jadi menurut pengertianya orang Jawa, kehamilan umur 7 bulan ini proses penciptaan manusia itu sudah nyata dan sempurna dibulan yang ke-7. Rancangan acara untuk upacara mitoni ini lebih banyak dibanding upacara ngupati. Urut-urutan-nya yaitu siraman, memasuk-kan telur ayam kampung dalam kain calon ibu oleh calon bapak, berganti pakaian, brojolan ( memasuk-kan kelapa gading muda ), medhot lawe atau lilitan benang (janur), memecahkan-wajan dan gayung, mencuri telur dan alat-nya kenduri.

Acara siraman hanya diadakan untuk mitoni anak yang nomor satu. Menurut adat Jawa mitoni itu harus diadakan pada hari yang benar-benar bagus yaitu hari Senin siang sampai malam atau hari Jum'at siang hingga malam.

Rangkaian acara

Acara untuk upacara mitoni ini lebih banyak daripada upacara ngupati, urut-urutan yaitu siraman, memasuk-kan telur ayam kampung didalam kain calon ibu oleh calon ayah, berganti pakaian, brojolan (memasuk-kan kelapa gading muda, medhot lawe atau melilitkan benang janur, memecah-kan wajan dan gayung, mencuri telur dan alat upacara kenduri (maaf jika salah)

Acara siraman namun diadakan untuk upacara mitoni anak sulung.

Waktu

Menurut ada Jawa, mitoni itu harus diadakan pada hari yang benar-benar bagus yaitu hari Senin oagi hingga malam atau hari Jum'at pagi hingga malam, sebelum-nyapun bulan 'purnamasidhi'.