Sisik
Sisik secara umumnya berarti semacam lapisan kulit yang keras dan berhelai-helai, seperti pada ikan, ular atau kaki ayam.[1]
Dalam ilmu botani, sisik digunakan pula untuk menyebut dedaunan kecil yang tidak hijau, seperti yang terdapat pada kuncup atau batang yang termodifikasi.[2]
Dalam ilmu zoologi, sisik (Ingg. scale, Gr. lepid, dan Lat. squama) umumnya merujuk kepada keping-keping kecil yang kaku, yang tumbuh di kulit binatang sebagai pelindung tubuhnya. Misalnya pada ikan, kadal atau ular. Kupu-kupu juga memiliki sisik, yakni keping-keping amat kecil di atas sayapnya, yang mudah rontok dan berfungsi untuk membentuk pola warna di atas sayap tersebut.
Sisik-sisik pada hewan, secara struktur umumnya merupakan bagian dari sistem integumen, yakni penutup luar tubuh binatang.
Sisik ikan
Sisik ikan utamanya dibedakan menjadi empat jenis, yakni sisik kosmoid, sisik ganoid, sisik plakoid, dan sisik leptoid.[butuh rujukan]
Sisik kosmoid
Sisik kosmoid adalah sisik berlapis-lapis dengan lapisan terdalam terbuat dari tulang yang memipih. Lapisan sisik setelah lapisan terdalam merupakan tulang yang memiliki pembuluh darah. Kemudian pada lapisan berikutnya terdapat bahan serupa enamel yang disebut kosmin. Setelah itu terdapat sisik lapisan terluar yang tersusun dari keratin. Sisik kosmoid hanya ditemukan pada ikan-ikan bangsa Crossopterygi yang telah punah. Namun ikan coelacanth memiliki sisik yang mirip dengan sisik kosmoid tetapi tanpa lapisan kosmin. Selain itu, lapisan sisik kosmoid pada ikan coelacanth lebih tipis dibandingkan pada ikan-ikan bangsa Crossopterygi.[butuh rujukan]
Sisik ganoid
Sisik ganoid mirip dengan sisik kosmoid. Hanya saja terdapat sebuah lapisan ganoin di antara lapisan kosmin dan lapisan enamel. Sisik ganoid berbentuk belah ketupat, mengkilap dan keras. Spesies ikan yang memiliki sisik ganoid berasal dari famili Lepisosteidae dan Polypteridae.[butuh rujukan]
Sisik plakoid
Sisik plakoid memiki struktur serupa gigi. Spesies ikan yang memiliki sisik plakoid ialah ikan bertulang rawan terutama hiu.[butuh rujukan]
Sisik leptoid
Sisik leptoid didapati pada ikan-ikan bertulang keras. Bentuknya ada dua macam, yakni sisik sikloid dan sisik stenoid. Sisik sikloid memiliki tepi luar yang halus dan umumnya ditemukan pada ikan-ikan yang memiliki sirip-sirip yang lembut. Misalnya adalah ikan-ikan salem dan karper. Sedangkan sisik stenoid bergerigi di tepi luarnya dan biasanya ditemukan pada ikan-ikan dengan sirip-sirip berduri. Susunan sisik leptoid pada ikan menyerupai susunan genting dengan arah tutupan ke belakang, Kondisi ini membuat aliran air yang lebih lancar dan dan mengurangi gesekan di sekeliling tubuh ikan.
Sisik reptil
Sebagaimana ikan, tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, terkecuali anggota suku Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu dapat berukuran amat halus, seperti halnya sisik-sisik yang menutupi tubuh cecak, ataupun berukuran besar seperti yang dapat kita amati pada tempurung kura-kura. Sisik-sisik itu berupa modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang mengeras oleh zat tanduk, dan kadang-kadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan bawahnya, yang dikenal sebagai osteoderm.
Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil adalah: sikloid (cenderung datar membundar), granular (berbingkul-bingkul), dan berlunas (memiliki gigir memanjang di tengahnya, seperti lunas perahu). Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik ini pada berbagai bagian tubuh reptil biasa digunakan untuk mengidentifikasi spesies hewan tersebut. .[3]
Sisik serangga
Kupu-kupu dan ngengat tergolong ke dalam bangsa Lepidoptera atau serangga bersayap-sisik (lepid, sisik; pteron, sayap). Seperti namanya, serangga-serangga ini memiliki sayap serupa membran tipis yang tertutupi oleh sisik-sisik yang halus bagaikan serbuk. Tiap sisiknya merupakan rangkaian dari keping-keping materi organik yang amat lembut. Kupu-kupu cenderung memiliki sisik-sisik yang lebar dan memipih, sementara ngengat memiliki sisik-sisik yang menyempit dan menyerupai helai rambut. Sisik-sisik ini kerap mengandung pigmen sehingga berwarna-warni, namun beberapa macamnya berkilau metalik atau berpendar tanpa memiliki pigmen. Sisik yang belakangan ini berpendar karena membiaskan cahaya yang singgah padanya disebabkan oleh tipisnya keping sisik, serupa dengan pembiasan cahaya yang terjadi pada lapisan tipis gelembung sabun. Warna yang paling sering dihasilkan oleh pembiasan sisik serangga ini adalah biru.
Bibliografi
- Kardong, Kenneth V. (1998). Vertebrates: Comparative Anatomy, Function, Evolution (edisi ke-second edition). USA: McGraw-Hill. hlm. 747 pp. ISBN 0-07-115356-X/0-697-28654-1 Periksa nilai: invalid character
|isbn=
(bantuan).