Taman Wisata Alam Danau Buyan–Danau Tamblingan
Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
Taman Wisata Alam Danau Buyan - Danau Tamblingan | |
---|---|
Letak | Buleleng, Bali, Indonesia |
Koordinat | 8°15′5.17″S 115°7′52.14″E / 8.2514361°S 115.1311500°E |
Luas | 1.847,38 Ha |
Didirikan | 2014 |
Pihak pengelola | Balai KSDA Bali |
Taman Wisata Alam (TWA) Danau Buyan - Danau Tamblingan adalah taman wisata alam yang secara administratif terletak di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan serta Kecamatan Banjar dan Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Berdasarkan letak geografisnya, Kawasan TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan berada di antara 8°14’11,37”LS-8°17’10,76”LS dan 115°05’18,22”BT-115º11’22,69”BT.
TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan telah ditata batasnya pada Tahun 1984 dan ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.2847/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 16 April 2014 tentang Penetapan Kawasan Hutan Pada Kelompok Hutan Gunung Batukau (RTK.4). Seluas 15.102,90 (Lima Belas Ribu Seratus Dua dan Sembilan Puluh Perseratus) Hektar Di Kabupaten Rencana Pengelolaan Jangka Panjang CA Batukau, TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan, dan TWA Sangeh (KPHK Bedugul-Sangeh) 60 Buleleng, Kabupaten Badung dan Kabupaten Tabanan Provinsi Bali, yaitu dengan luas kawasan 1.847,38 Ha.
Sejarah
- Kawasan Hutan Gunung Batukau (RTK.4) ditetapkan sebagai Kawasan Hutan Tetap berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 28 B.b.1 tanggal 29 Rencana Pengelolaan Jangka Panjang CA Batukau, TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan, dan TWA Sangeh (KPHK Bedugul-Sangeh) 7 Mei 1927, dan batasnya diukur pada tahun 1929 dengan luas 15.390,00 Ha, dengan Berita Acara Tata Batas tanggal 15 Desember 1933 dan disahkan tanggal 23 Pebruari 1934.
- Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 144/Kpts-II/1996 tanggal 4 April 1996 tentang Penetapan sebagian kawasan hutan Batukau (RTK.4) yang terletak di Kabupaten Daerah Tingkat II Tabanan dan Kabupaten Daerah Tingkat II Buleleng, Provinsi Daerah Tingkat I Bali, seluas 1.336,50 (Seribu tiga ratus tiga puluh enam, lima puluh perseratus) Hektar sebagai Taman Wisata Alam dengan Nama Taman Wisata Alam Danau Buyan-Danau Tamblingan.
- Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 433/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Bali seluas 130.686,01 (Seratus tiga puluh ribu enam ratus delapan puluh enam, satu perseratus) Meter Persegi.
- TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.2847/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 16 April 2014 tentang Penetapan Kawasan Hutan Pada Kelompok Hutan Gunung Batukau (RTK.4) Seluas 15.102,90 (Lima Belas Ribu Seratus Dua dan Sembilan Puluh Perseratus) Hektar Di Kabupaten Buleleng, Kabupaten Badung dan Kabupaten Tabanan Provinsi Bali, yaitu dengan luas kawasan 1.847,38 Ha
Topografi
Topografi kawasan bervariasi mulai datar, landai, agak curam, curam, sampai dengan sangat curam dengan ketinggian kawasan dari 1.162,5 mdpl sampai dengan 2.100 mdpl.
Tanah dan Geologi
Berdasarkan Peta Jenis Tanah Provinsi Bali Tahun 2009, jenis tanah di kawasan TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan adalah Regosol Kelabu. Secara umum geologi di kawasan TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan berdasarkan Peta Geologi Lembar Bali, Nusatenggara Tahun 1998 terdiri dari : Aluvium, Batuan gunung api kelompok Lesong-Pohen-Sengayang. Batuan gunung api sub-Resen dan Batuan gunung api kelompok buyan-bratan purba
Tipe Iklim
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar, menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, kawasan CA Batukau termasuk ke dalam A (Sangat Basah) dengan rata-rata curah hujan sekitar 2770 mm/tahun serta memiliki kelembaban sekitar 56 - 85 % dan Temperatur bulanan kawasan suhu sekitar 14 - 27 °C.
Flora
Jenis flora yang dapat dijumpai di kawasan TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan, antara lain:
- Jenis Pohon: Damar (Agathis alba), Rasamala (Altingia excelsa), Blantih (Homalanthus giganteus), Gintungan (Bischofia javanica), Lenggung (Trema orientalis), Dapdap (Erythrina sp.), Cemara Geseng (Casuarina junghuhniana), Beringin (Ficus benjamina), Bunut (Ficus sp.), Suren (Toona sureni), Lemasih (Hibiscus rosa-sinensis), dll.
- Jenis Semak: Sia-sia, Kepupung, Krasi (Lantana camara), Pulet, Binjulit, Kalimanje, Glagah (Saccharum officinarum), Jarak (Jathropa sp.), Tokak (Solanum torvum), Kedukduk (Melastoma malabathricum), dan Sembung (Blumea balsamifera).
- Jenis Tumbuhan Bawah: Rumput, Tapal Kuda (Centella asiatica), Mangkokan (Polyscias scutellaria), Jelengotan, Kejepjep, Bambu Air (Equisetum hyemale), Sadagori (Sida rhombifolia), dan Sisat.
- Jenis Tumbuhan Air: Enceng Gondok (Eichornia rassipes), Bulu Ayam, Ganggang, Kapu-kapu, teratai (Nymphaea sp.), dan Rumput.
TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan juga memiliki potensi jenis tumbuhan berkhasiat obat, antara lain: Alang-alang (Imperata cylindrica), Anggrung/Lenggung (Trema orientalis), Anting-anting (Acalypha australis), Bandotan (Ageratum conyzoides), Cakar ayam (Selaginella doederleiniihieron), Cemplonan (Drymaria cordata), Daun sendok (Plantago mayor), Jombang (Taraxacum mongolicum), Kapulaga (Amomum compactum), Lempuyang gajah (Zingiber zerumbet), Paku simpai (Cibotium barametz), Patikan kebo (Euphorbia hirta), Pecut Kuda (Stachytarpheta jamaicensis), Pegagan/Tapal Kuda (Centella asiatica), Semanggi Gunung (Hydrocotyle sibthorpioides), sembung (Blumea balsamifera), Senggani (Melastoma candidum), Sisik naga (Drymoglossum piloselloides), Suruhan (Peperomia pellucida), Tapak Liman (Elephantopus scaber), Teki (Cyperus rotundus), Tembelekan/Kerasi (Lantana camara), Tempuyung (Sonchus arvensis), Widosari (Ipomoea digitata).
Jenis-jenis tumbuhan tersebut di atas diketahui memiliki khasiat obat berdasarkan studi literatur dan informasi dari masyarakat sekitar kawasan yang memanfaatkannya sebagai obat tradisional.
Fauna
Jenis fauna yang terdapat di TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan adalah sebagai berikut:
1) Aves:
Mandar Batu (Gallinula chloropus), Mandar Hitam (Fulica atra), Blekok (Ardeola speciosa), Elang Tikus (Elanus caeruleus), Burung Hantu (Ordo Strigiformes), Sriti (Collocalia esculenta), Kuntul (Egretta sp.), Kepodang (Oriolus chinensis), Raja Udang (Alcedo coerulescens), Tekukur (Streptopelia chinensis), Cerukcuk (Pycnonotus goiavier), Bubut (Centropus sp.), Cekakak sungai (Todirhamphus chloris), Tohtor (Megalaima armillaris), Pipit (Lonchura punctulata), Kejeling, Kutilang (Pycnonotus aurigaster), Prenjak (Prinia familiaris), Pelatuk (Fam. Picidae), Sesap Madu (Fam. Nectariniidae), Kacamata Gunung (Zosterops montanus), Punai (Treron sp.), dll.
2) Reptilia:
Ular, Kadal (Mabouya multifasciata), Katak, Biawak (Varanus salvator).
3) Mamalia:
Trenggiling (Manis javanica), Jelarang (Ratufa bicolor), Landak (Hystrix sp.), Kijang (Muntiacus muntjak).
4) lnsekta:
Kupu-kupu (Ordo Lepidoptera), Capung, Kumbang (Ordo Coleoptera), Lebah (Apis sp.), Penggerek (Scirpophaga sp.), Semut (Fam. Formicidae), dan Belalang.
5) Biota Danau:
lkan Mujaer (Oreochromis mossambicus), Tawes (Barbonymus gonionotus), Karper, Nila, Keong Mas, Lele, Keong, Kijing, dan Belut.