Lompat ke isi

Taman Nasional Laiwangi Wanggameti

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 26 November 2009 10.28 oleh Rintojiang (bicara | kontrib)


== Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti

==


Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti meru-pakan perwakilan semua tipe hutan di pulau Sumba, termasuk hutan elfin yang jarang terdapat dan memiliki keanekaragaman jenis bernilai cukup tinggi terutama yang terdapat pada ketinggian 800 meter dari permukaan laut.

Di kawasan ini terdapat jenis tumbuhan antara lain jambu hutan (Syzygium sp.), pulai (Alstonia scholaris), beringin (Ficus sp.), kenari (Canarium oleosum), kayu manis (Cinnamomum zeylanicum), honggi (Myristica littoralis), suren (Toona sureni), taduk (Sterculia foetida), kesambi (Schleichera oleosa), dan hangkang (Palaquium obovatum).Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti merupakan habitat dari beberapa satwa liar seperti kera ekor panjang (Macaca fascicularis fascicularis), babi hutan (Sus sp.), biawak (Varanus salvator), ular sanca Timor (Phyton timorensis), dan ayam hutan (Gallus gallus). Selain itu, merupakan populasi utama burung walik rawamanu (Ptilinopus dohertyi), punai Sumba (Treron teysmannii) dan berbagai jenis burung lainnya seperti gemak Sumba (Turnix everetti), kakatua cempaka (Cacatua sulphurea citrinocristata), nuri (Lorius domicella), sikatan Sumba (Ficedula harterti), kepodang-sungu Sumba (Coracina dohertyi), dan madu Sumba (Nectarinia buettikoferi).


Tercatat sebanyak 43 jenis kupu-kupu termasuk tiga jenis endemik di Nusa Tenggara yaitu kupu-kupu halipron (Troides haliphron naias), Elimnias amoena, Sumalia chilo, Ideopsis oberthurii, dan Athyma karita.

Laiwangi-Wanggameti belum lama ditunjuk sebagai taman nasional, sehingga fasilitas untuk pengunjung masih sangat terbatas. Akomodasi yang tersedia berupa homestay yang disediakan dan dikelola oleh masyarakat setempat.

Di sekitar Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti banyak dijumpai kuburan kuno yang diukir dengan beberapa motif seperti kuda, kerbau, orang lelaki dan wanita. Kuburan kuno ini merupakan simbol dan status sosial dari keluarga yang ditinggalkan.

Musim kunjungan terbaik: bulan Maret s/d Juni dan Oktober s/d Desember setiap tahunnya.

Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea)


Cara pencapaian lokasi: Kupang-Waingapu meng-gunakan pesawat terbang sekitar satu jam, kemudian dari Waingapu-Watumbaka-Maujawa-Melolo-Kanagar melalui jalan darat dengan kendaraan roda empat selama sekitar dua jam, yang dilanjutkan ke lokasi taman nasional (Desa Wanggameti, Desa Tana Rara dan Desa Tabundung).