Pasukan Persekutuan
Artikel ini perlu diterjemahkan dari bahasa Melayu ke bahasa Indonesia. |
Pasukan Persekutuan (Bahasa Melayu:Pasukan Simpanan Persekutuan;Bahasa Inggris: Federal Reserve Unit;FRU) atau disingkat Pastuan telah dirancang sebagai sebuah pasukan anti huru-hara (PHH) khusus Kepolisian Kerajaan Malaysia yang bisa dikirim tanpa mengira wita untuk bertindak tegas dan sistematis terhadap sebarang huru-hara atau perhimpunan haram yang berlaku di Malaysia.
Sejarah
Pasukan ini dirancang sebelum Malaysia merdeka yaitu pada 5 Desember, 1955. Bermula dengan 3 kompi di awal perancangannya, telah berhasil menangani masalah keamanan sipil seperti pemogokan dan huru-hara yang berlaku di awal tahun 1950an. Pada tahun 1998, Pastuan juga memainkan peran penting dalam menangani huru-hara yang tercetus akibat penangkapan Anwar Ibrahim.
Peran
Peran satuan ini khusus untuk menangani huru-hara, pengunjukrasa dan tugas lain berkaitan dengan keadaan Keselamatan Negeri. Unit ini serba lengkap dan bermobilitas tinggi dan menjadi Unit Simpanan Keselamatan Publik. Apabila unit ini tidak terlibat dalam tugas-tugas ini, satuan ini boleh digunakan oleh Kepala Memerintah dalam tugas membantu Kepolisian Daerah, Divisi Kriminal Tindak Pidana dan Pengawasan Khusus yang merangkumi:-
- Tugas pencegahan kriminal seperti patroli khusus sebagai tambahan kepada patroli Bit/Patmob (Patroli Mobil) di kawasan yang seringkali berlakunya kejahatan kriminal;
- Bantuan personil semasa bencana (banjir, kebakaran, tanah runtuh, kecelakaan udara dan lain-lain) untuk menyelamatkan nyawa, memindahkan warga, mengepong kawasan dan mencegah perampokan;
- Operasi kepolisian secara besaran seperti kepongan dan pemeriksaan, penapisan, patroli intensif dan lainnya.
- Tugas Perlindungan Publik semasa lawatan VVIP, sukan, perarakan, perhimpunan dan lainnya.
Oleh sebab perannya yang semakin penting, satuan ini telah dikembangkan kepada 7 unit, dengan memiliki kekuatan pada 2003 sekitar 2,481 personil. Setiap unit, memiliki 3 subden. Disamping itu Pastuan juga memiliki unit meriam panser air, unit berkuda dan institusi pelatihan di Sungai Senam, Ipoh, Perak. Selaras dengan kebutuhan semasa dan tuntutan penegakan hukum, serta bagi melicinkan pelaksana tugas, satu detasemen khusus (Densus) wanita telah dirancang dan densus ini bermarkas di Jalan Semarak, Kuala Lumpur.
Prestasi Pastuan ini dikenal hingga ke level internasional. Ini jelas apabila Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memohon kepada PDRM bagi menempatkan pasukan anti huru-hara khusus di bawah panji Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Timor Leste. Satuan ini ditugaskan untuk menangani huru-hara dan keamanan sipil di sebuah negara yang baru merdeka.
Organisasi
Setiap markas Pastuan mempunyai sayap ibupejabat tersendiri dengan tiga detasemen (yaitu detasemen 'A', 'B' dan 'C'). Setiap detasemen di dalamnya terdapat dua seksyen Baton, yaitu seksyen penembakan senapan/ granat gas air mata, seksyen kendaraan, pencatat log harian, pemandu, penulis diari, juru foto, terjemahan, penembak jitu, pelaksana komunikasi dan memiliki korps simpanannya tersendiri.
Selain itu satuan ini juga diterjunkan dalam operasi anti kriminal yang membantu Kepolisian Daerah dalam aksi mengurangkan kadar kejahatan kriminal. Pastuan juga telah menunjukkan prestasi besar yang tidak bisa dipandang rendah apabila diletakkan dibawah tanggungjawab untuk mengiring Panji-Panji DiRaja ketika ditugasi sebagai kawalan kehormatan.
Markas
Pastuan ditempatkan strategis di bandara utama di se-Malaysia :-
- FRU No 1 - Kuala Lumpur
- FRU No 4 - Kuala Lumpur
- FRU No 2 - Johor Bahru, Johor
- FRU No 3 - Pulau Pinang
- FRU No 5 - Ipoh, Perak
- FRU No 6 - Kuala Terengganu, Terengganu
- FRU No 7 - Seremban, Negeri Sembilan
- Densus Wanita - Jalan Semarak, Kuala Lumpur
- Unit Berkuda - Kuala Lumpur
- Pusat Pelatihan - Ipoh, Perak
Operasi yang diketahui
- Insiden 13 Mei 1969 - Kerusuhan etnis yang menyebabkan 196 angka korban tewas, dan 149 korban terluka. Polisi dan militer (khususnya Askar Melayu dan Resimen Renjer) berhasil menangani huru-hara itu.
- 1985 - Terlibat dalam operasi penangkapan Ibrahim Libya ketika insiden Memali di Baling, Kedah.
- 1997 - Operasi menanggulangi huru-hara akibat penangkapan mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Dato' Sri Anwar Ibrahim.
- 2007 - Terlibat dalam operasi menangani para demonstran daripada Hindu Right Action Force (HINDRAF) yang memprotes antidiskriminasi terhadap pemerintah Malaysia. Para demonstran yang melibatkan etnis Hindu yang berjumlah sekitar 8, 000 orang berhasil dibubarkan oleh polisi dengan lima aktivis hak asasi Hindu ditahan tanpa pengadilan dan divonis berdasarkan Undang-Undang Keamanan Internal (Internal Security Act/ISA).
Pranala luar
- (Inggris) Rencana mengenai FRU