Beluntas
Beluntas | |
---|---|
Daun beluntas | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Divisi: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | P. indica
|
Nama binomial | |
Pluchea indica |
Beluntas merupakan tumbuhan semak yang bercabang banyak, berusuk halus, dan berbulu lembut[1]. Umumnya tumbuhan ini ditanam sebagai tanaman pagar atau bahkan tumbuh liar, tingginya bisa mencapai 3 meter apabila tidak dipangkas, sehingga seringkali ditanam sebagai pagar pekarangan[2]. Beluntas dapat tumbuh di daerah kering pada tanah yang keras dan berbatu, pada daerah dataran rendah hingga dataran tinggi pada ketinggian 1000 meter dari permukaan laut, memerlukan cukup cahaya matahari atau sedikit naungan, dan perbanyakannya dapat dilakukan dengan setek batang pada batang yang cukup tua[3].
Nama daerah: beluntas (Melayu), baluntas, baruntas (Sunda), luntas (Jawa), baluntas (Madura), lamutasa (Makasar), lenabou (Timor), sedangkan nama asing untuk tanaman beluntas adalah Luan Yi (Cina), Phatpai (Vietnam), dan Marsh fleabane (Inggris)[1]. Nama simplisia beluntas adalah Plucheacea folium (daun), Plucheacea radix (akar)[4].
Ciri Morfologi
Daun bertangkai pendek, letaknya berselang-seling, berbentuk bulat telur sunsang, ujung bundar melancip[1]. Tepi daun bergerigi, berwarna hijau terang, bunga keluar di ujung cabang dan ketiak daun, berbentuk bunga bonggol, bergagang atau duduk, dan berwarna ungu[2]. Buahnya longkah agak berbentuk gasing, berwarna cokelat dengan bersudut putih[5].
Sifat dan Khasiat
Daun beluntas mengandung alkaloid, tannin, natrium, minyak atsiri, kalsium, flafonoida, magnesium, dan fosfor[1]. Sedangkan akarnya mengandung flafonoida dan tannin[6]. Daun beluntas berbau khas aromatis dan rasanya getir dan menyegarkan, berkhasiat untuk meningkatkan nafsu makan, membantu melancarkan pencernaan, meluruhkan keringat, menghilangkan bau badan dan bau mulut, meredakan demam, nyeri tulang, sakit pinggang, dan keputihan; sedangkan akar beluntas berkhasiat sebagai peluruh keringat dan penyejuk[1]. Daun beluntas juga dapat dikonsumsi sebagai lalaban atau dikukus[2]. Kadar minyak atsiri daun beluntas 5% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, sedangkan pada kadar 20% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherechia coli [5].
Referensi
- ^ a b c d e Dalimartha, S: "Tanaman Obat di Lingkungan Sekitar", halaman 5. Puspa Swara, 2005
- ^ a b c Sastrapradja, S., Naiola, BP, Rasmadi, ER, Roemantyo, Soepardjono, EK, Waluyo, EB: "Tanaman Pekarangan", halaman 67-68. Jakarta. Balai Pustaka. 1979
- ^ Mursito, B: "Ramuan Tradisional untuk Penyakti Malaria", halaman 39-40. Penebar Swadaya. Jakarta. 2002
- ^ Beluntas (Pluchea indica (L) Less): http://www.scribd.com/doc/4907979/beluntas?secret_password=&autodown=pdf. Diakses tanggal 1 April 2010
- ^ a b Beluntas: http://agribisnis.deptan.go.id/web/diperta-ntb/data_base/beluntas.pdf. Diakses tanggal 1 April 2010.
- ^ Adi, LT: "Tanaman Obat dan Jus untuk Asam Urat dan Rematik". AgroMedia Pustaka. Jakarta. 2006