Carlos Menem
Carlos Saúl Menem (lahir 2 Juli 1930) adalah Presiden Argentina dari 8 Juli 1989 sampai 10 Desember 1999 untuk Partai Justisialis (Peronis).
Latar belakang
Ia lahir dalam keluarga Muslim Saúl Menem dan Mohibe Akil, seorang imigran Suriah di kota kecil Anillaco, di provinsi La Rioja. Dia belajar untuk menjadi pengacara di Universitas Córdoba dan menjadi pendukung Juan Perón. Menem berkampanye untuk tahanan politik dan ditahan pada 1957 karena mendukung aksi kekerasan melawan kediktatoran Aramburu.
Meskipun ia masuk Katolik, ikatannya dengan tanah air orangtuanya tetap kuat. Pada 1964 ia pergi ke Suriah dan di sana ia bertemu dengan Zulema Fátima Yoma, seorang keturunan Suriah-Argentina. Keduanya menikah pada 1966. Menem juga menjadi presiden untuk Asosiasi keturunan Suriah-Lebanon di La Rioja.
Menem menceraikan Zulema Yoma pada 1991. Anaknya yang bernama Zulema María Eva Menem menjalankan peran sebagai Ibu Negara pada acara-acara resmi untuk sisa masa jabatan kepresidenan ayahnya. Pada 1995, anaknya, Carlos Saúl Facundo Menem Yoma meninggal dalam kecelakaan helikopter. Meskipun kejadian ini dinyatakan sebagai kecelakaan, banyak orang percaya bahwa ini adalah pembunuhan politik. Pada Mei 2001, Menem menikahi model asal Chili bernama Cecilia Bolocco (Miss Universe 1987) yang lebih muda 35 tahun.
Karier politik
Menem terpilih menjadi gubernur La Rioja pada 1973, sebuah posisi penting membuat ia disoroti setelah tergulingkannya Presiden Isabel Martínez de Perón pada Maret 1976. Dia dipenjarakan oleh junta militer di Tandil, Buenos Aires, sampai 1981. Pada Oktober 1983, dengan jatuhnya pemerintahan militer, Menem terpilih kembali sebagai Gubernur La Rioja.
Presiden
Menem yang berkampanye sebagai seorang pemberontak di dalam partainya sendiri dan memenangkan pemilihan pendahuluan. Pada 1989 ia terpilih menjadi presiden, menggantikan Raúl Alfonsín. Kampanyenya berpusat pada janji-janji kabur berupa revolusi produktif dan salariazo (jargon untuk kenaikan gaji yang besar), yang ditujukan kepada kelas pekerja, pendukung tradisional Partai Peronis.
Ia naik takhta di tengah-tengah krisis ekonomi besar yang ditandai oleh hiperinflasi dan resesi. Setelah serangkaian upaya yang gagal, Menteri Keuangan Domingo Cavallo memperkenalkan serangkaian pembaruan dan mengikat nilai peso Argentina dengan dolar Amerika. Swastanisasi perusahaan-perusahaan pelayanan umum (termasuk perusahaan minyak, kantor pos, telepon, gas, listrik dan perusahaan air) dan arus dana investasi asing langsung yang besar-besaran menolong menjinakkan inflasi (dari 5.000% setahun pada akhir 1980-an hingga praktis nol pada awal 1990-an) dan untuk memperbaiki ekonomi, namun semua itu harus dibayar dengan tingkat pengangguran yang cukup besar. Pada 1991 ia menolong mendirikan pasaran bebas Mercosur. Keberhasilan Menem untuk memperbaiki ekonomi menjadikan negara itu salah satu pelaku terbaik di Amerika Latin. Sejak 199- hingga 1994, PDB meningkat dengan rekor 35% (http://www.indec.mecon.ar/) yang menolongnya terpilih kembali ke dalam jabatan kepresidenan dengan mayoritas besar.
Namun sukses awal dari mengikat peso Argentina dengan dolar (ketika nilai dolar jatuh) diikuti oleh meningkatnya kesulitan-kesulitan ekonomi ketika dolar mulai bangkit sejak 1995 di pasaran internasional. Utang eksternal yang tinggi juga menyebabkan meningkatnya masalah-masalah ketika krisis finansial yang mempengaruhi negara-negara lain (Krisis Tequila) di Meksiko, Krisis Asia, kegagalan Rusia untuk membayar utangnya pada 1998) menyebabkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi pula untuk Argentina. Beberapa tahun kemudian setelah mandatnya berakhir, ikatan dengan dolar itu terbukti tidak dapat dipertahankan, meskipun ada dukungan pinjaman besar-besaran dari Dana Moneter Internasional, dan harus ditinggalkan pada 2002, dengan akibat yang menghancurkan terhadap ekonomi Argentina.
Pemerintahan Menem tercemar karena tuduhan-tuduhan korupsi. Caranya menangani penyelidikan terhadap pengeboman Kedubes Israel 1992 dan pengeboman terhadap pusat komunitas Yahudi AMIA 1994 seringkali dikritik tidak jujur dan dangkal. Ia dicurigai telah mengalihkan penyelidikan dari petunjuk Iran, yang akan membawanya kepada negara itu yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Salah satu dari langkah-langkah yang paling dikritik dari pemerintahannya adalah pengampunan yang diberikannya kepada Jorge Rafael Videla, Emilio Massera, Leopoldo Galtieri dan para pemimpin lainnya adri Proceso de Reorganización Nacional (pemerintahan diktator 1976–1983), dan sejumlah pemimpin teroris pula, dengan alasan "rekonsiliasi nasional". Kebijakan-kebijakan neo-liberalnya juga sangat ditentang, dan menjelaskan sebab-sebab lahirnya gerakan Piquetero yang baru, yang lahir di Provinsi Neuquen. Namun demikian, harus dicatat bahwa banyak sekali kaum neo-liberal (khususnya mereka yang berasal dari Aliran Austria, seperti Murray Rothbard) sangat tidak setuju dengan ikatan peso Argentina dengan dolar sepenuhnya dan langkah-langkah intervensionis lainnya dari pemerintahan Menem, sehingga kebijakan Menem tidak tepat disebut 'liberal'. Hal ini juga mencakup korupsi, pertumbuhan gaji sektor publik, semi-swastanisasi (perusahaan-perusahaan yang sebelumnya dikelola negara 'diswastakan' namun tetap disubsidi oleh negara) dan peningkatan utang publik Argentina yang sangat besar. Pemerintahan Menem memulihkan hubungan dengan Britania Raya yang diputuskan pada Perang Falkland/Malvinas, meskipun banyak orang yang menentangnya karena penaklukan kembali yang berdarah.
Pada 1994, setelah suatu perjanjian politik (Pakta Olivos) dengan pemimpin partai Uni Warga Radikal, bekas presiden Alfonsin, Menem berhasil membuat perubahan terhadap Konstitusi 1994 yang memungkinkan pemilihan kembali presiden, sehingga ia dapat mencalonkan diri lagi pada 1995.
Melanjutkan karier politik
Upayanya untuk mencalonkan diri untuk ketiga kalinya pada 1999 gagal, karena hal itu dianggap inkonstitusional.
Pada ronde pertama pemilu presiden (27 April 2003), Menem memenangkan jumlah suara terbesar (25%), namun gagal mendapatkan cukup suara untuk mendapatkan kemenangan mayoritas. Putaran kedua antara Menem dan pemenang keduanya, Néstor Kirchner dijadwalkan pada 18 Mei 2003. Karena yakin bahwa ia akan mengalami kekalahan telak, Menem memutuskan untuk menarik diri, sehingga Kirchner otomatis menajdi presiden yang baru.
Pada Juni 2004 Menem mengumumkan bahwa ia telah mendirikan sebuah faksi baru dalam Partai Justicialist Party, yang disebut Peronisme Rakyat, dan menyatakan ambisinya untuk ikut serta dalam pemilu 2007.
Pada 2005, pers melaporkan bahwa ia berusaha mengadakan aliansi dengan bekas Menteri Ekonominya Domingo Cavallo untuk bertarung dalam pemilu parlementer. Aliansi ini tampaknya gagal; Menem mengatakan bahwa hanya ada satu percakapan pendahuluan. Dalam pemilu 23 Oktober, Menem memenangkan kursi minoritas di Senat untuk mewakili provinsi kelahirannya. Ini dipandang sebagai kekalahan yang menghancurkan, menandai akhir dominasi politiknya di La Rioha, karena dua senator untuk mayoritas dimenangkan oleh faksi Presiden Kirchner, yang secara lokal dipimpin oleh bekas gubernur Menemis Ángel Maza. Inilah kali pertama dalam 30 tahun Menem kalah dalam pemilu.
Tuduhan korupsi
Pada 7 Juni 2001, Menem ditahan karena skandal ekspor senjata yang terkait dengan ekspor ke Ekuador dan Kroasia pada 1991 dan 1996, dan tetap berada dalam tahanan rumah hingga November. Ia tampil di hadapan hakim pada akhir Agustus 2002 dan menyangkal semua tuduhan. Ada yang mengatakan bahwa Menem menyimpan lebih dari $10 juta USD dalam rekening bank Swiss. Namun bank-bank dan pemerintah Swiss membantah tuduhan-tuduhan ini.
Menem dan istri keduanya, Bolocco, yang telah mempunyai seorang anak sejak pernikahan mereka pada 2001, pindah ke Chili. Pengadilan Argentina berulang-ulang meminta agar Menem diekstradisi untuk menghadapi tuduhan-tuduhan penggelapan, namun hal ini ditolak oleh Mahkamah Agung Chili, karena dalam hukum Chili seseorang tidak dapat diekstradisi untuk ditanyai.
Pada 22 Desember 2004, ia kembali ke Argentina setelah perintah penangkapannya dibatalkan. Ia masih menghadapi tuduhan-tuduhan penggelapan dan lalai mendeklarasikan dana-dana ilegal di luar Argentina, namun meskipun demikian ia menyatakan ambisinya untuk ikut serta dalam pemilu 2007.
Didahului oleh: Raúl Alfonsín |
Presiden Argentina 1989–1999 |
Diteruskan oleh: Fernando de la Rúa |