Syuaib
Syu'aib (bahasa Arab: شعيب; Shuʕayb, Shuʕaib, Shuaib (sekitar 1600 SM - 1500 SM)[1][2] adalah seorang nabi yang diutus kepada kaum Madyan dan Aikah. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 1550 SM. Namanya disebutkan sebanyak 11 kali di dalam Al-Qur'an dan ia wafat di Madyan.
Etimologi
Syu'aib secara harafiah artinya "Yang Menunjukkan Jalan Kebenaran". Karena menurut kisah Islam, Syu'aib telah berusaha untuk menujukkan jalan yang lurus kepada umatnya yaitu penduduk Madyan dan Aykah.
Genealogi
Syuaib bin Mikil bin Yasjir bin Madyan bin Ibrahim bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh.
Biografi
Syu'aib adalah salah satu dari 4 nabi bangsa Arab. Tiga nabi lainnya adalah Hud, Shaleh, dan Muhammad. Ia seorang nabi yang dijuluki juru pidato karena kecakapan dan kefasihannya dalam berdakwah.
Dia diyakini merupakan cicit laki-laki Ibrahim. Dia diutus sebagai nabi untuk kaum Madyan untuk memperingatkan mereka karena kecurangan-kecurangan mereka. Ketika mereka tidak menyesali perbuatannya, Allah menghancurkan kaum tersebut. Syu'aib secara tradisional dianggap sebagai Yitro, dan menjadi bapak mertua Musa dalam ajaran Samawi. Karena Musa telah menikahi putrinya yang bernama Shafura.
Kaum Madyan
Umat muslim meyakini bahwa Syu'aib ditetapkan oleh Allah untuk menjadi seorang nabi yang tinggal di timur Gunung Sinai kepada kaum Madyan dan Aikah. Yaitu kaum yang tinggal di pesisir Laut Merah di tenggara Gunung Sinai. Masyarakat tersebut disebut karena terkenal perbuatan buruknya yang tidak jujur dalam timbangan dan ukuran juga dikenal sebagai kaum kafir yang tidak mengenal Tuhan. Mereka menyembah berhala bernama Aikah, yaitu sebidang tanah gurun yang ditumbuhi pepohonan.
Syu'aib memperingatkan perbuatan mereka yang jauh dari ajaran agama, namun kaumnya menghiraukannya. Syu'aib menceritakan pada kaumnya kisah-kisah utusan-utusan Allah terdahulu yaitu kaum Nuh, Hud, Shaleh, dan Luth yang paling dekat dengan Madyan yang telah dibinasakan Allah karena enggan mengikuti ajaran nabi. Namun, mereka tetap enggan. Akhirnya, Allah menghancurkan kaum Madyan dengan bencana melalui doa Syu'aib.
Dakwah
Ketika berdakwah bagi kaum Madyan, Nabi Syu'aib menerima ejekan masyarakat yang tidak mau menerima ajarannya karena mereka enggan meninggalkan sesembahan yang diwariskan dari nenek moyang kepada mereka. Namun, Syu'aib tetap sabar dan lapang dada menerima cobaan tersebut. Ia tidak pernah membalas ejekan mereka dan tetap berdakwah. Bahkan, dakwahnya semakin menggugah hati dan akal. Dalam berdakwah kadang ia memberitahukan bahwa dia sebenarnya sedarah dengan mereka. Hal ini memiliki tujuan agar kaumnya mau menuju jalan kebenaran. Karena itulah ia diangkat menjadi rasul Allah yang diutus bagi kaumnya sendiri. Nabi Syu'aib yang saat itu memiliki beberapa pengikut, mulai mendapat ejekan kasar dari kaum lain. Bahkan ada yang menganggapnya sebagai penyihir dan pesulap ulung.
Balasan Allah
Nabi Syu'aib mengerti bahwa kaumnya telah ditutup hatinya. Ia berdoa kepada Allah agar diturunkan azab pada kaum Madyan. Allah mengabulkan doa Syu'aib dan menimpakan azab melalui beberapa tahap.
Kaum Madyan pada awalnya diberi siksa Allah melalui udara panas yang membakar kulit dan membuat dahaga. Saat itu, pohon dan bangunan tidak cukup untuk tempat berteduh mereka. Namun, Allah memberikan gumpalan awan gelap untuk kaum Madyan. Kaum Madyan pun menghampiri awan itu untuk berteduh sehingga mereka berdesak-desakan dibawah awan itu. Hingga semua penduduk terkumpul, Allah menurunkan petir dengan suaranya yang keras di atas mereka. Saat itu juga Allah menimpakan gempa bumi bagi mereka, menghancurkan kota dan kaum Madyan.
Dalam Al-Qur'an
Nabi Syu'aib disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak 17 kali yang terdapat dalam :
- Surat Al A’Raaf sebanyak 5 kali yaitu ayat 85, 88, 90, 92, dan 93.
- Surat Hud sebanyak 7 kali yaitu ayat 84, 85, 87, 88, 91, 92, dan 94.
- Surat Asy Syu'araa' sebanyak 3 kali yaitu ayat 177, 1898, dan 189.
- Surat Al ‘Ankabuut sebanyak 2 kali yaitu ayat 36 dan 37.
Sementara untuk kisah Nabi Syu'aib disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak 40 kali yang dibagi dalam:
- Keburukan kaum Syu'aib: Surat Al A’Raaf:85-86, Surat Hud:84-85, 87, 91-92, Surat Asy Syu'araa':181-183.
- Diutus ke Ashabul-Aikah: Surat Al Hijr:78 dan Surat Asy Syu'araa':178.
- Dakwah nabi Syu'aib kepada kaumnya: Surat Al A’Raaf:85-90, 93, Surat Hud:84, 86-87, 89-90, 92-93, Surat Asy Syu'araa':176-184, Surat Al ‘Ankabuut:36.
- Cobaan nabi Syu'aib: Surat Al A’Raaf:87-90, Surat Hud:87-88 dan 91, Surat Asy Syu'araa':176, 185-188, Surat Shaad:13, dan Surat Qaaf:14.
- Azab kaum Syu'aib: Surat Al A’Raaf:91-92, Surat At Taubah:70, Surat Hud:94-95, Surat Al Hijr:79, Surat Asy Syu'araa':189, Surat Al ‘Ankabuut:37.
Makam Syu'aib
Makam Syu'aib terpelihara dengan baik di Yordania yang terletak 2 km barat kota Mahis dalam area yang disebut Wadi Syu'aib [3]. Situs lain yang dikenal sebagai makam Syu'aib terletak di dekat Horns of Hattin di Lower Galilee. Tempat ini suci bagi Druze.
Pranala luar
Catatan Kaki
Referensi
- Al-Qur'an dan Terjemahannya
- Kisah 25 Nabi