Lompat ke isi

Kota Madiun

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 24 September 2010 05.14 oleh TjBot (bicara | kontrib) (bot kosmetik perubahan)
Kota Madiun
Daerah tingkat II
Lambang Kota Madiun
Motto: 
MADIUN BANGKIT : Bersih, Aman, Nyaman, Gagah, Kuat, Indah, Tentram
Peta
Peta
Kota Madiun di Jawa
Kota Madiun
Kota Madiun
Peta
Kota Madiun di Indonesia
Kota Madiun
Kota Madiun
Kota Madiun (Indonesia)
Koordinat: 7°37′48″S 111°31′23″E / 7.63°S 111.5231°E / -7.63; 111.5231
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
Tanggal berdiri20 Juni 1918
Dasar hukumStaatsblad no. 326
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 4
  • Kelurahan: 41
Pemerintahan
 • BupatiH. Bambang Irianto, SH.MM
Luas
 • Total41 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total693,870 (2.007)
Demografi
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3577 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0351
Kode Kemendagri35.77 Edit nilai pada Wikidata
DAURp.68.879.346.563,-
Situs webwww.madiunkota.go.id


Kota Madiun, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 169 km sebelah Barat Kota Surabaya, atau 114 km sebelah Timur Kota Surakarta. Di Kota ini terdapat pusat industri kereta api (INKA). Madiun dikenal memiliki Lapangan Terbang Iswahyudi, yakni salah satu pangkalan utama AURI, meski sebenarnya terletak di Kabupaten Magetan. Madiun memiliki julukan Kota Gadis, Kota Brem, Kota Pelajar, Kota Sepur, Kota Pecel, Kota Budaya, Kota Sastra, dan Kota Industri.

Geografi

Secara geografis Kota Madiun terletak pada 111° BT - 112° BT dan 7° LS - 8° LS dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Madiun di sebelah utara, sebelah selatan dengan Kecamatan Geger, sebelah timur dengan Kecamatan Wungu, dan sebelah barat dengan Kabupaten Magetan. Wilayah Kota Madiun mempunyai luas 54,17 Km² terbagi menjadi 4 (empat) kecamatan yaitu Kecamatan Manguharjo, Kecamatan Taman, Kecamatan Kartoharjo, dan Kecamatan Jiwan. Dengan luas masing-masing Kecamatan Manguharjo 11,04 Km², Kecamatan Taman 12,46 Km², Kecamatan Kartoharjo 10,73 Km², dan Kecamatan Jiwan 19,94 Km². Masing-masing kecamatan tersebut terdiri atas 9 kelurahan kecuali Kecamatan Jiwan yang terdiri atas 14 kelurahan sehingga semuanya terdapat 41 kelurahan di Kota Madiun.

Kota Madiun terletak pada daratan dengan ketinggian 63 meter hingga 67 meter dari permukaan air laut. Daratan dengan ketinggian 63 meter dari permukaan air laut terletak di tengah, sedangkan daratan dengan ketinggian 67 meter dari permukaan air laut terletak di sebelah di selatan. Rentang temperatur udara antara 20 °C hingga 35 °C. Rata-rata curah hujan Kota Madiun turun dari 210 mm pada tahun 2006 menjadi 162 mm pada tahun 2007. Rata-rata curah hujan tinggi terjadi pada bulan-bulan di awal tahun dan akhir tahun, sedangkan rata-rata curah hujan rendah terjadi pada pertengahan tahun.

Madiun berada pada ketinggian 63 m dpl. Kota Madiun hampir berbatasan sepenuhnya dengan Kabupaten Madiun, serta dengan Kabupaten Magetan di sebelah Barat. Kali Bengawan Madiun mengalir di kota ini, merupakan salah satu anak sungai terbesar Bengawan Solo.

Pendidikan

Perguruan Tinggi

Madiun juga dikenal sebagai Kota Pelajar, karena memiliki sejumlah perguruan tinggi. Perguruan tinggi negeri termasuk Universitas Widya Mandala , Universitas Merdeka Madiun, Universitas Islam Indonesia , Akademi Perkeretaapian, Politeknik Negeri Madiun , IKIP PGRI Madiun , Universitas Muhammadiyah Madiun, dan Akademi Penerbangan Iswahyudi


Sekolah Menengah Atas (SMA)

Selain perguruan tinggi, ada beberapa sekolah menengah atas yang namanya sudah terkenal hingga tingkat nasional bahkan internasional. Beberapa di antaranya bahkan telah ditetapkan sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, dipelopori oleh SMA Negeri 3 Madiun, selanjutnya diikuti oleh SMA Negeri 1, 5, 7, dan 10 . Sedangkan SMA Swasta lainnya yang cukup bergengsi di Kota Madiun antara lain SMA Muhammadiyah dan sebagainya.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Selain itu ada SMK yang berstatus sebagai Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) yang menjadi andalan kota Madiun yaitu SMK Negeri 1 Madiun. Selain itu ada SMK Negeri 4 Madiun berstatus SMK Rintisan Bertaraf Internasional. Adapun sekolah swasta yang menjadi pesaing adalah SMK PGRI 3 Madiun, SMK Farmasi Bina Farma,dan SMK Penerbangan Angkasa Lanud Iswahjudi,Madiun yang menjadi salah satu sekolah berbasis Semi Militer.

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Selain itu ada SMP yang berstatus sebagai Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) yang menjadi andalan kota Madiun yaitu SMP Negeri 1 Madiun, SMP Negeri 2 Madiun. SMP Negeri 7 Madiun merupakan sekolah terbaik hingga memperoleh penghargaan Adiwiyata, dan SMP Negeri 11 Madiun merupakan SMP Modern yang telah menciptakan robot dan laptop canggih dalam Olimpiade Nasional, SMP ini sudah dikenal masyarakat nasional karena setiap tahunnya menjadi bintang iklan di TV. Selain itu ada sekolah swasta yang menjadi pesaing adalah SMP Santo Bernadus Madiun, SMP Santa Maria, dan SMP Santo Yusuf.

Ekonomi

Pendapatan Domestik Regional Bruto 2007 tercatat sebesar Rp 995 milyar. Dengan jumlah penduduk mencapai 673 ribu jiwa, pendapatan per kapita rata-rata mencapai Rp 15,7 juta per tahun atau sekitar Rp 1,5 juta per bulan.

Kekuatan anggaran pemerintah kota madiun (APBD) pada 2007 mencapai Rp.854 milyar, di mana Rp 87 milyar untuk belanja publik. Kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk, APBD per kapita mencapai Rp 501 ribu per tahun.

Posisinya yang cukup strategis menjadikan Madiun berada di jalur utama Surabaya-Yogyakarta. Kota ini juga menjadi persimpangan jalur menuju Ponorogo dan Pacitan ke arah selatan. Akan direncanakan oleh pemerintah Jawa Timur untuk membangun jalan tol besar dari Kabupaten Nganjuk lurus ke barat daya sampai kota Madiun kemudian di teruskan Ke Maospati,Magetan lurus ke Barat Laut sampai Kabupaten Karanganyar disebelah barat laut, hal ini bertujuan untuk membangun Kota Madiun sebagai Kota Metropolitan membantu permasalahan Kota Surabaya ,Kota Malang sudah bisa membantu permasalahan Kota Surabaya sehingga Kota Madiun ini ditunjuk sebagai pembantunya ke-3. Oleh karena itu, Kota Madiun ditetapkan sebagai wilayah hinterland atau pusat ekonomi untuk daerah sekitarnya dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (Perda No 6/2007).

Selama periode 2003-2008, sektor-sektor primer mengalami penaikan dari 2,61% menjadi 3,18%. Sektor sekunder (industri) juga mengalami penaikan dari 40% menuju 59%. Sektor tersier meningkat dari 57,32% menjadi 58,45%, yang semakin menegaskan arah pertumbuhan Kota Madiun sebagai pusat perdagangan untuk daerah jawa timur.

Sebagai pusat perekonomian Jatim sebelah barat, angkutan antarkota dilayani oleh Bus, kereta api, dan pesawat terbang. Angkutan bus dilayani di Terminal Purboyo dan Terminal Te'an . Madiun dilintasi jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa. Stasiun Madiun merupakan yang terbesar di kawasan Jawa Timur ketiga Setelah stasiun Surabaya Kota dan Malang Kota Lama sekaligus stasiun tertua ketiga juga, dan di terdapat pusat industri kereta api Indonesia (PT INKA).

Persentase penduduk miskin di Kota Madiun jauh lebih rendah dibandingkan dengan persentase penduduk miskin di Jawa Timur. Sejak terjadi penurunan persentase penduduk miskin pada tahun 2004 di Kota Madiun yaitu dari 7,9 menjadi 7,1 selanjutnya pada tahun-tahun berikutnya persentase penduduk miskin selalu mengalami penurunan seperti yang diharapkan oleh pemerintah. Tahun 2005 penduduk miskin Kota Madiun turun 2,74 persen dari tahun 2004 disaat penduduk miskin di Jawa Timur naik sebesar 3,44 persen. Kemudian turun secara sangat signifikan pada tahun 2006 menjadi 6,32 dan tahun 2007 menjadi 5,49 persen.

Industri

Kota Madiun juga dikenal sebagai Kota Industri karena memiliki industri sbg.berikut

  1. Industri Kereta Api (P.T.INKA)
  2. Industri Gamping

Pusat Perbelanjaan

  1. Plaza Madiun di Jalan Pahlawan
  2. Matahari Plaza di Jalan Pahlawan
  3. Sri Ratu 1 dan 2 di Jalan Pahlawan dan Jalan Kalimantan
  4. Timbul Jaya Plaza di Jalan Pahlawan
  5. DTC Madiun Four di Jalan DR.Soetomo
  6. Presiden Plasa Utama di Jalan Jenderal Sudirman
  7. Presiden Plasa(Bursa Handphone) di Jalan Alun-alun Timur
  8. Mall Madiun Putra Indah di Jalan D.I Panjaitan
  9. Maditos (Madiun Town Square) di Jalan Achmad Yani
  10. Carrefour Madiun di Jalan S.Parman
  11. Carrefour Manguharjo di Jalan Urip Sumoharjo
  12. Pasar Besar Madiun di jalan Jenderal Sudirman
  13. Pasar Joyo di Jalan Imam Bonjol
  14. Pasar Sleko di Jalan Trunojoyo
  15. Pasar Sambirejo di Jalan Raya Gorang Gareng
  16. Pasar Logam Jaya di Jalan Slamet Riyadi
  17. Pasar Ikan Putra di Jalan Pelita Tama
  18. Pasar Burung Sri Jaya di Jalan Pelita Tama
  19. Pasar Sukoasri di Jalan Mangun Karya

Pertelevisian Nasional

   * TVRI
   * RCTI
   * SCTV
   * TPI
   * ANTV
   * Indosiar
   * Trans 7
   * Metro TV
   * Trans TV
   * TV One
   * Global TV
   * Sun TV

Pertelevisian Swasta

  1. Trans Madiun
  2. AETV Madiun
  3. Madiun Tv
  4. JTV Madiun

Pembagian Administratif

Kota Madiun terdiri atas 4 kecamatan, yaitu Kartoharjo, Manguharjo, Taman, dan Jiwan.

Sejarah

Madiun merupakan suatu wilayah yang dirintis oleh Ki Panembahan Ronggo Jumeno atau biasa disebut Ki Ageng Ronggo. Asal kata Madiun dapat diartikan dari kata "medi" (hantu) dan "ayun-ayun" (berayunan), maksudnya adalah bahwa ketika Ronggo Jumeno melakukan "Babat tanah Madiun" terjadi banyak hantu yang berkeliaran. Penjelasan kedua karena nama keris yang dimiliki oleh Ronggo Jumeno bernama keris Tundhung Medhiun. Pada mulanya bukan dinamakan Madiun, tetapi Wonoasri.

Sejak awal Madiun merupakan sebuah wilayah di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram. Dalam perjalanan sejarah Mataram, Madiun memang sangat strategis mengingat wilayahnya terletak di tengah-tengah perbatasan dengan Kerajaan Kadiri (Daha). Oleh karena itu pada masa pemerintahan Mataram banyak pemberontak-pemberontak kerajaan Mataram yang membangun basis kekuatan di Madiun. Seperti munculnya tokoh Retno Dumilah.

Beberapa peninggalan keadipatian Madiun salah satunya dapat dilihat di Kelurahan Kuncen, dimana terdapat makam Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno, Patih Wonosari selain makam para Bupati Madiun, Masjid Tertua di Madiun yaitu Masjid Nur Hidayatullah, artefak-artefak disekeliling masjid, serta sendang (tempat pemandian) keramat.

Sejak masa Hindia-Belanda, Madiun adalah suatu gemeente yang berpemerintahan sendiri (swapraja) karena komunitas Belanda yang bekerja di berbagai perkebunan dan industri tidak ingin diperintah oleh Bupati (yang adalah orang Jawa). Sebagai suatu kota swapraja, Madiun didirikan 20 Juni 1918, dengan dipimpin pertama kali oleh asisten residen Madiun. Baru sejak 1927 dipimpin oleh seorang walikota. Berikut adalah walikota Madiun sejak 1927:

  1. Mr. K. A. Schotman
  2. J.H. Boerstra
  3. Mr. L. van Dijk
  4. Mr. Ali Sastro Amidjojo
  5. Dr. Mr. R. M. Soebroto
  6. Mr. R. Soesanto Tirtoprodjo
  7. Soedibjo
  8. R. Poerbo Sisworo
  9. Soepardi
  10. R. Mochamad
  11. R. M. Soediono
  12. R. Singgih
  13. R. Moentoro
  14. R. Moestadjab
  15. R. Roeslan Wongsokoesoemo
  16. R. Soepardi
  17. Soemadi
  18. Joebagjo
  19. R. Roekito, B.A.
  20. Drs. Imam Soenardji
  21. Achmad Dawaki, B.A.
  22. Drs. Marsoedi
  23. Drs. Masdra M. Jasin
  24. Drs. Bambang Pamoedjo
  25. Drs. H. Achmad Ali
  26. H.Kokok Raya, S.H., M.Hum
  27. Drs. H. Bambang Irianto, SH.MM

Kota Madiun dahulu merupakan pusat dari Karesidenan Madiun, yang meliputi wilayah Magetan, Ngawi, Ponorogo, dan Pacitan. Meski berada di wilayah Jawa Timur, secara budaya Madiun lebih dekat ke budaya Jawa Tengahan (Mataraman atau Solo-Yogya), karena Madiun lama berada di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram.

Pada tahun 1948, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh PKI di Madiun, yang dipimpin oleh Musso di dungus,Wungu,Kab Madiun yang sekarang di kenal dengan nama Monumen Kresek

Sosial Budaya

Pada 2007, jumlah penduduk Kota Madiun mengalami pertumbuhan rata-rata sebanyak 5 persen. Jumlah penduduk berdasarkan usia cukup dinamis. Usia di bawah 15 tahun, jumlah penduduk laki-laki lebih tinggi dari jumlah perempuan, tetapi untuk usia antara 15 sampai 19 lebih banyak perempuan. Demikian juga untuk usia 50 tahun ke atas, jumlah perempuan jauh lebih besar dari pada jumlah laki-laki.

Dalam periode 2003-2007, rata-rata lama sekolah di Madiun mencapai 9,5 sampai 10,32 tahun atau sampai kelas 10 (setingkat SLTP). Masih jauh dari kebutuhan SDM untuk mendukung pertumbuhan sebuah kota yang berbasis sektor jasa dan perdagangan. Namun demikian, angka tersebut jauh di atas rata-rata Propinsi Jawa Timur yang mencapai 6,5 sampai 7,06 tahun.

Madiun terkenal dengan produk unggulannya makanan brem. Salah satu makanan khas Madiun adalah Pecel Madiun, serta sambal pecel madiun. Kota Madiun juga merupakan pelestari budaya tradisional, yaitu pencak silat. Dimana merupakan salah satu kekayaan seni beladiri di Indonesia. Bentuk-bentuk pelestarian itu seperti masih adanya berbagai organisasi pencak silat yang asli Madiun seperti Setia Hati yang merupakan salah satu perguruan pencak silat tertua di Indonesia yang turut membentuk alur aliran pencak silat di Indonesia, Setia Hati Terate yang dapat dikatakan sebagai organisasi pencak silat terbesar di Indonesia yang turut membidani lahirnya IPSI ( termasuk 10 perguruan historis IPSI bersama Setia Hati Organisasi - Semarang ), Setia Hati Tattuhu Tekad, Setia Hati Tunas Muda Winongo, OCC Pangastuti, Ki Ageng Pandan Alas dan IKSPI Kera Sakti.

Lihat pula

  • Peristiwa MadiunSETIA HATI merupakan salah satu perguruan pencak silat tertua di Indonesia karena berdiri sejak tahun 1903 di Tambak Gringsing Surabaya dengan nama Sedulur Tunggal Kecer (STK). Dengan kepindahan Ki Ageng Suro ke Madiun, maka perguruan ini mulai menjadi besar di Madiun. Dari SETIA HATI ini muncul Setia Hati Terate 1922, Setia Hati Organisasi 1936, Setia Hati Tattuhu Tekad dan paling muda Setia Hati Tunas Muda Winongo 1966.

Julukan Kota

  1. Kota Brem
  2. Kota Pecel
  3. Kota Sastra
  4. Kota Sepur
  5. Kota Pelajar
  6. Kota Budaya
  7. Kota Industri
  8. Kota Apel