KRI Oswald Siahaan (354)
Karier (ID) | |
---|---|
Produksi | Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Vlissingen, Belanda |
Mulai dibuat | 1967 |
Diluncurkan | |
Harga Unit | - |
Dibeli | 1986 oleh TNI Angkatan Laut |
Nama sebelumnya | HNLMS Van Nes (F805) |
Status | Masih bertugas |
Pelabuhan utama | Armada Timur TNI-AL |
Karakteristik umum | |
Berat benaman | 2.940 ton |
Panjang | 11.342 meter (37.211,29 ft) |
Lebar | 1.251 meter (4.104,33 ft) |
Draft | 457 meter (1.499,34 ft) |
Tenaga penggerak | 2 x SEMT Pielstick 12PA6B, Renk SWUF 98 gearboxes @11800 hp,(4,860 kW) |
Kecepatan | maksimum 28,5 knot |
Jarak tempuh | 4500nm pada 12knot |
Awak kapal | 180 orang |
Sonar & Radar | Radar LW-03 2-D air search dan sonar PHS-32 |
Persenjataan | 1 x 1 - OTO-Melara 76mm gun, 4 x 1 - SS-N-26 SSM P-800 Oniks , 2 x 4 - Seacat surface to air missiles Seacat, 2 x 3 - Mk 32 anti submarine torpedo tubes |
KRI Oswald Siahaan (354) merupakan kapal keempat dari kapal perang kelas Perusak Kawal Berpeluru Kendali Kelas Ahmad Yani milik TNI AL. Dinamai menurut Oswald Siahaan, salah seorang anggota TNI AL yang gugur pada saat pertempuran Teluk Sibolga.
KRI Oswald Siahaan merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (HMNLS Isaac Sweers F805) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk diantaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to Air Missile) ) Mistral menggantikan Sea Cat.
Bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.
Termasuk dalam kelas Ahmad Yani bersama KRI Oswald Siahaan antara lain KRI Ahmad Yani (351), KRI Slamet Riyadi (352), KRI Yos Sudarso (353) KRI Abdul Halim Perdana Kusuma (355) dan KRI Karel Satsuit Tubun (356).
Data Teknis
KRI Oswald Siahaan memiliki berat 2,940 ton. Dengan dimensi 113,42 meter x 12,51 meter x 4,57 meter. Ditenagai oleh mesin diesel 2 x SEMT Pielstick 12PA6B, Renk SWUF 98 gearboxes yang mampu menghasilkan tenaga 11800hp setiap mesinnya. Repowering mesin dilakukan pada tahun 2006 oleh PT PAL.Pada tahun 2010 dilakukan penggantian senjata rudal yang semula menggunakan rudal Harpoon Mc Douglas buatan USA diganti dengan rudal Yakhont buatan Rusia. Penggantian ini juga dilakukan oleh PT PAL
Persenjataan
KRI Oswald Siahaan dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk mengawal wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Termasuk diantaranya adalah :
- 4 Peluru Kendali Permukaan-ke-permukaan P-800 Oniks atau dikenal dengan rudal Yakhont dengan jangkauan maksimum 300 Km , berkecepatan 2,5 mach, dengan sistem peluncur vertikal (VLS) dengan hulu ledak seberat 300 Kg.
- 4 Peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral dalam peluncur Simbad laras ganda sebagai pertahanan anti serangan udara. Jangkauan efektif 4 Km (2,2 mil laut), berpemandu infra merah dengan hulu ledak 3 Kg. Berkemampuan anti pesawat udara, helikopter dan rudal.
- 1 Meriam OTO-Melara 76/62 compact berkaliber 76mm (3 inchi) dengan kecepatan tembakan 85 rpm, jangkauan 16 Km untuk target permukaan dan 12 Km untuk target udara.
- 2 Senapan mesin 12.7mm
- 12 Torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324mm, 3 tabung) dengan jangkauan 11 Km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal selam dan kapal permukaan.
- 2 Peluru Kendali anti kapal Yakhont, Vertical Launching System (2 tabung). Rudal ini memiliki spesifikasi: kecepatan mach 2,5, dengan jangkauan sasaran 300 Km, berat 3040 Kg, panjang 8,9 m dan berat hulu ledak 200 Kg.
Sensor dan elektronis
KRI Oswald Siahaan diperlengkapi radar LW-03 2-D air search, sonar PHS-32. Juga diperlengkapi dengan kontrol penembakan (fire control) M-44 SAM control serta perangkat perang elektronik UA-8/9 intercept. Sebagai pertahanan diri mempunyai 2 peluncur decoy RL.
Penerbangan
Memiliki dek untuk 1 helikopter yang sebelumnya adalah Westland Wasp HAS 1 (kini pensiun) dengan fungsi sebagai heli anti kapal selam. Mungkin kini diganti dengan NBO-105 atau NAS 332L Super Puma.
Operasi
KRI Oswald Siahaan turut berperan dalam mengamankan perairan Republik Indonesia dalam konflik Ambalat dengan Malaysia.