Kawah Sileri
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP49Khoirur (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 15 Mei 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 26 April 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP49Khoirur (Kontrib • Log) 3812 hari 858 menit lalu. |
Kawah Sileri adalah kawah vulkanik aktif yang berada di wilayah Dataran Tinggi Dieng.[1] Kawah ini terletak di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah.[1] Kawah yang terletak di lereng gunung Pagergedang ini merupakan kawah yang paling aktif di Dataran Tinggi Dieng dan pernah meletus beberapa kali.[1] oleh sebab itu, kawah sileri menjadi salah satu kawah paling berbahaya di Dataran Tinggi Dieng.[2] Selain itu, Kawah ini juga merupakan Kawah Terluas di Dataran Tinggi Dieng dengan permukaan air yang terus menerus mengeluarkan asap putih dan menunjukan gejala-gejala Vulkanis.[3]
namun, meski terkesan berbahaya, kawah sileri dijadikan objek wisata alam yang menawarkan pemandangan yang indah.[4] Suasana di sekitar kawah sileri pun terassa hangat, karena uapnya selalu muncul dari air yang mengenangi kawah, air ini kemudian mengalir ke kali kecil yang ada disebelahnya.[4]
Berwisata ke kawah dapat digolongkan sebagai aktifitas yang menakjubkan karena anda dapat menyaksikan gemuruh perut bumi disertai dengan uap panas.[5] Anda juga masih bisa menyaksikan pemandangan yang masih sangat alami di sekitar pegunungan Pagerkandang, bukit-bukit hijau menjulang, serta lahan pertanian milik warga yang menambah suasana asri.[5]
Kawah yang mempunyai luas sekitar 4 hektar ini berbentuk kepundan datar sehingga air kawah mengalir ke dataran yang paling rendah.[1] Air dari kawah ini juga dimanfaatkan untuk pengairan perkebunan yang berada di sekitar kawah.[1] Nama kawah ini berasal dari Bahasa Jawa, yaitu Leri atau semacam air bekas cucian beras sebelum dimasak yang berwarna agak keruh.[1] Karena air yang mengalir dari kawah ini mempunyai warna yang serupa dengan air cucian beras tersebut, maka kawah ini disebut kawah Sileri.[1]
Untuk dapat menikmati pemandangan terbaik, pengunjung disarankan datang pada waktu pagi hari.[4] Pada saat pagi hari uap dari kawah sileri ini seperti masih menempel dipermukaan air, kemudian jika ditunggu sampai beberapa saat uap air ini akan mulai terangkat, dan terpisah dari permukaan air.[4] Pemadangan cukup langka dapat ditemui di sini, kondisi seperti ini terjadi karena pengaruh sinar matahari yang menyinari kawasan kawah ini.[4]
Meski kawah sileri dibuka untuk umum, namun objek wisata ini digratiskan.[5] Artinya, para pengunjung tidak perlu membayar tiket masuk untuk dapat menikmati pemandangan kawah sileri.[5] kalau anda berkunjung ke tempat ini, anda harus berjalan menuruni bukit hingga 300 meter dari depan pintu masuk.[5]