Soenarto Soemoprawiro
Soenarto Soemoprawiro | |
---|---|
[[Wali Kota Surabaya]] 19 | |
Masa jabatan 20 Juni 1994 – 16 Januari 2002 | |
Presiden | Soeharto Bacharuddin Jusuf Habibie Abdurrahman Wahid Megawati Soekarnoputri |
Gubernur | Basofi Sudirman Imam Utomo |
[[Wakil Wali Kota Surabaya|Wakil]] | Istijono Soenarto (1994 - 1995) Wardji (1995 - 2000) Bambang Dwi H. (2000 - 2002) |
Pendahulu Poernomo Kasidi | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Surabaya, Wilayah Kolonial Jepang | 10 November 1944
Meninggal | 17 Februari 2003 Melbourne, Australia |
Kebangsaan | Indonesia |
Suami/istri | Hj. Wien Soenarto |
Profesi | Tentara |
Sunting kotak info • L • B |
Kolonel TNI (Purn) H. Soenarto Soemoprawiro atau sering dieja Sunarto Sumoprawiro (10 November 1944 – 17 Februari 2003) adalah Wali Kota Surabaya yang menjabat sejak 20 Juni 1994 hingga resmi dilengserkan pada 16 Januari 2002. Ia menjabat sebagai wali kota sejak tahun 1994-2000 dan 2000-2002 (2 periode). Jabatan periode pertama Sunarto diperpanjang dari tahun 1999 ke 2000 dikarenakan situasi politik belum kondusif dan tidak memungkinkan untuk dilaksanakan sidang pemilihan wali kota di DPRD Surabaya. Sunarto resmi dilengserkan pada 16 Januari 2002 oleh DPRD Kota Surabaya karena dianggap tidak memenuhi kriteria kesehatan sebagai wali kota Surabaya[1], serta dianggap mangkir dari tugasnya sebagai wali kota pada Oktober 2001 selama dua pekan. Berbagai tudingan pun muncul terkait pelengseran wali kota tersebut, di antaranya datang dari lawan politik wakil wali kota Bambang D.H yang menyatakan bahwa momen sakit dimanfaatkan untuk melengserkan wali kota, dan sebagainya. Sunarto Sumoprawiro dikenal sebagai wali kota yang kontroversial. Ia dikenal pro rakyat kecil sekaligus akrab dengan para pemodal. Pedagang kaki lima yang kian merajalela di Surabaya pada masa kepemimpinannya nyaris tak pernah digusur. Aset pemerintah kota Surabaya pun banyak yang dijual dan disewakan hingga puluhan tahun kepada para pemodal. Berbagai kebijakan populis dan kontroversial juga ada di jamannya, di antaranya banyak pelebaran jalan untuk mengurangi kemacetan, mendirikan asrama bibit unggul untuk memperbaiki pendidikan, dan sebagainya. Sunarto juga merupakan penggagas pembangunan Masjid Al-Akbar pada tahun 1995, yang merupakan masjid terbesar kedua di Indonesia setelah Masjid Istiqlal di Jakarta.
Referensi
- ^ Wali Kota Surabaya Sunarto Dipecat.Liputan6
Didahului oleh: Poernomo Kasidi |
Wali Kota Surabaya 1994-2002 |
Diteruskan oleh: Bambang Dwi Hartono |